Kurikulum Merdeka telah resmi ditetapkan sebagai kurikulum nasional mulai tahun ajaran baru 2024/2025 melalui Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah. Meskipun kurikulum ini telah diluncurkan pada tahun 2022, namun Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tetap tidak langsung memberlakukan kurikulum ini secara nasional.
Peluncuran Permendikbudristek No. 12 Tahun 2024 menjadi payung hukum diberlakukannya Kurikulum Merdeka menjadi kurikulum nasional. Kehadiran Kurikulum Merdeka selama tahun 2022 hingga saat ini, telah memberikan beberapa kisah sukses dalam menerapkan Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan serta memunculkan tantangan dalam menerapkan kurikulum ini. Simak penjelasan lebih lanjut dalam artikel ini!
Kisah Sukses Penerapan Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan Kurikulum Merdeka menawarkan konsep pembelajaran yang berbeda dengan kurikulum yang sebelumnya diberlakukan, yakni konsep Merdeka Belajar baik untuk tenaga pendidik dan peserta didik. Terdapat beberapa kisah sukses di satuan pendidikan yang menerapkan kurikulum ini, antara lain:
1. Kurikulum Merdeka membantu mewujudkan visi SMAN 4 Pangkalpinang Sekolah yang terletak di daerah perbatasan ini telah menerapkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada murid. Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 4 Pangkalpinang, Siti Rofiqoh, menceritakan bahwa Kurikulum Merdeka memberi keleluasaan bagi sekolah untuk berinovasi dan berkreasi dalam mewujudkan visi sekolahnya. Pengembangan bakat dan minat murid, terutama dalam bidang non-akademik menjadi fokus sekolah ini. Karena asesmen bakat dan minat yang dilakukan pada peserta didik kelas X menunjukkan bahwa peserta didik di SMAN 4 Pangkalpinang memiliki potensi dalam bidang non-akademik.
Baca juga:Kurikulum Merdeka Jadi Kurikulum Nasional Tahun 2024
Hal ini menarik perhatian Iwan Syahril selaku Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) untuk mengunjungi sekolah tersebut dalam rangka melihat secara langsung penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah tersebut.
SMAN 4 Pangkalpinang menjadi salah satu contoh bagaimana Kurikulum Merdeka dapat membantu Kepala Sekolah dan Guru dalam mewujudkan visi sekolah serta menciptakan pembelajaran yang berkualitas.
2. Pengalaman belajar menjadi lebih bermakna serta menyenangkan di SDN Tulangampiang Ni Made Meriandinata selaku Guru Sekolah Dasar (SD) Negeri Tulangampiang, mengatakan bahwa visi misi yang terkandung dalam Kurikulum Merdeka sangat cocok untuk diterapkan pada zaman pendidikan sekarang. Karena menurut beliau Kurikulum Merdeka telah memberikan ruang tanpa batas bagi tenaga pendidik dan satuan pendidikan untuk mengembangkan segala hal dalam bidang pendidikan.
Tangkapan layar dari praktik implementasi Kurikulum Merdeka (Gambar: YouTube/Guru Disdas Kemendikbudristek) Para guru pun menjadi bisa memahami karakteristik yang ada pada setiap peserta didik. Peserta didik pun menunjukkan perkembangan yang baik karena disesuaikan dengan potensinya masing-masing. Selain itu, guru bisa menyesuaikan metode mengajar yang tepat sesuai dengan karakteristik dan potensi peserta didik di kelasnya. Beliau juga menjelaskan bahwa beliau disebut sebagai guru yang bersahabat. Peserta didik pun merasa lebih bergairah dan senang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM).
3. Skor rata-rata SNBT siswa Kurikulum Merdeka lebih tinggi dari kurikulum yang lain Ketua Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2024 Prof. Ganefri menyatakan bahwa rerata skor Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2024 pada lulusan SMA yang menerapkan Kurikulum Merdeka sebesar 557,33. Sedangkan rerata skor UTBK lulusan SMA kurikulum yang lain sebesar 548,98.
Siswa lulusan SMK yang menerapkan Kurikulum Merdeka mendapatkan angka 522,21. Sedangkan rerata skor lulusan SMK yang menerapkan kurikulum yang lain mendapatkan angka 509,79.
Hal ini jelas menandakan bahwa siswa yang berada dalam lingkungan sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka, akan meraih hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan lulusan dengan lingkungan sekolah yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka.
Tantangan Dibalik Penerapan Kurikulum Merdeka Meskipun telah resmi menjadi kurikulum nasional, dalam penerapannya Kurikulum Merdeka memiliki beberapa tantangan sebagai berikut:
1. Kesiapan sumber daya manusia guru Sebagai pilar utama pelaksana Kurikulum Merdeka, kemampuan guru tentu dituntut tidak hanya memiliki pengetahuan akan mata pelajaran yang diampu. Namun juga memiliki kemampuan sosial serta dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan yang sedang terjadi.
Kesiapan SDM guru merupakan salah satu tantangan dalam implementasi Kurikulum Merdeka (Gambar: Unsplash/Ed Us) Karena guru memiliki peran sebagai penggerak keberhasilan dalam menyukseskan berbagai program Merdeka Belajar seperti pembelajaran berdiferensiasi, pelaksanaan projek, penguatan Profil Pelajar Pancasila, asesmen pembelajaran, dan pemanfaatan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran.
2. Penggunaan teknologi Penguasaan teknologi menjadi kemampuan yang dibutuhkan oleh guru di tengah perkembangan teknologi yang sangat masif. Namun, ternyata masih ada beberapa guru yang belum cakap menggunakan berbagai peralatan teknologi. Karena sebanarnya guru yang menguasai teknologi akan sangat membantu kinerjanya dalam menjalani proses belajar mengajar.
3. Melaksanakan asesmen pembelajaran Salah satu tantangan yang ada dalam menerapkan Kurikulum Merdeka adalah melaksanakan asesmen pembelajaran. Karena pelaksanaan ini harus mencakup:
Ketiga asesmen ini merupakan rangkaian proses asesmen yang saling terkait dan berintegrasi dalam proses belajar mengajar.
Baca juga:Mengenal P5 dalam Kurikulum Merdeka dan Contoh Penerapannya
4. Kemampuan komunikasi Penerapan Kurikulum Merdeka juga mengharuskan guru untuk dapat berkomunikasi dan menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak. Pihak-pihak yang dimaksud dapat meliputi orang yang bekerja di dunia industri, perguruan tinggi, praktisi, hingga masyarakat.
5. Siswa sulit fokus Pemberlakuan kurikulum apapun, tidak akan menutup kemungkinan terhadap siswa yang akan kesulitan untuk fokus pada kegiatan belajar. Apalagi Kurikulum Merdeka memungkinkan guru untuk menggunakan berbagai perangkat yang tujuannya untuk membantu proses kegiatan belajar.
Lalu, apa yang harus dilakukan Guru dan Kepala Sekolah untuk mengatasi tantangan-tantangan ini? Temukan jawabannya dalam Guru Inovatif Academy yang akan membahas mengenai implementasi nyata dan tantangan pada Kurikulum Merdeka berikut ini!
Daftar workshop-nya disini!
Referensi: Implementasi Kurikulum Merdeka - Belajar Lebih Bermakna & Menyenangkan [Ni Made Meriandinata] Kurikulum Merdeka Resmi Jadi Kurikulum Nasional Permendikbudristek No. 12 Tahun 2024 Sekolah Ini Jadi Contoh Suksesnya Implementasi Kurikulum Merdeka Skor SNBT Rata-rata Siswa Kurikulum Merdeka Lebih Tinggi dari Kurikulum Lain, Kenapa?
Penulis: Eka | Penyunting: Putra