GI Class #154 | Mengenal Teacher Well-being sebagai Pondasi Kesehatan Psikologis dan Profesionalisme Guru - Guruinovatif.id

Diterbitkan 02 Des 2025

GI Class #154 | Mengenal Teacher Well-being sebagai Pondasi Kesehatan Psikologis dan Profesionalisme Guru

GuruInovatif.id kembali menyelenggarakan webinar nasional, Guru Inovatif Class ke-154 dengan topik “Mengenal Teacher Well-being sebagai Pondasi Kesehatan Psikologis dan Profesionalisme Guru.” Sesi ini dipandu oleh trainer GuruInovatif.id, Bilqisthi Zhahiriyah, M.Psi., Psikolog, Cht.

Pelatihan Guru

Event Guru Inovatif

Kunjungi Profile
15x
Bagikan

[Yogyakarta, 27 November 2025] - GuruInovatif.id kembali menghadirkan rangkaian webinar inspiratif di penghujung November 2025. Program ini menjadi bagian dari semarak konferensi nasional akhir tahun, Guru Inovatif Conference (GICOF) 2025, yang secara konsisten menghadirkan topik-topik relevan bagi pendidik di seluruh Indonesia.

Pada kesempatan ini, GuruInovatif.id mengangkat tema “Mengenal Teacher Well-being sebagai Pondasi Kesehatan Psikologis dan Profesionalisme Guru.” Sesi ini dipandu oleh Bilqisthi Zhahiriyah, M.Psi., Psikolog, Cht., salah satu trainer GuruInovatif.id yang berpengalaman dalam pendampingan psikologis bagi pendidik.

Dalam pemaparannya, Ibu Bilqis membuka sesi dengan meluruskan persepsi umum bahwa profesi guru hanya sebatas mengajar membaca, menulis, dan berhitung. Faktanya, peran guru jauh lebih luas: menyulam karakter, membangun kepribadian, dan menuntun peserta didik menjadi pribadi yang lebih positif. Karena itu, seorang guru tidak hanya dituntut mengajar dengan baik, tetapi juga memiliki kesehatan psikologis yang utuh agar mampu membimbing karakter siswanya secara efektif.

Mengenal Teacher Well-Being dan Dimensi Kesejahteraannya

Bilqis menjelaskan bahwa teacher well-being adalah kondisi kesejahteraan guru yang mencakup aspek fisik, mental, emosional, hingga sosial. Ketika seluruh aspek ini berada dalam keadaan baik, guru dapat:

  • Berfungsi optimal dalam kegiatan mengajar,

  • Memiliki energi positif saat berinteraksi dengan siswa,

  • Lebih adaptif dalam menghadapi tekanan maupun dinamika pekerjaan sehari-hari.

Salah satu indikator sederhana dari kesejahteraan ini terlihat ketika guru mampu melakukan self-regulation, misalnya dengan mengucapkan dalam hati, “Semoga hari ini anak-anak damai,” atau “Semoga semuanya berjalan lancar.” Ungkapan ini menjadi bentuk harapan sekaligus pengelolaan diri sebelum memulai aktivitas di kelas.

Namun, teacher well-being bukan berarti guru harus tersenyum setiap saat. Bukan pula menuntut guru untuk selalu tampak bahagia. Lebih tepatnya, kondisi ini menggambarkan guru yang “dayanya” terus terisi—memiliki cukup energi untuk menjalankan tugas dan merespons berbagai situasi secara bijaksana.

Baca juga:
Fenomena Schooling Without Learning yang Diam-Diam Menghambat Masa Depan Anak

Bilqis juga memaparkan bahwa terdapat lima komponen utama yang membentuk teacher well-being, yaitu:

1. Emotional well-being

Kemampuan guru dalam mengelola emosi, menghadapi stres, dan menangani kejenuhan.

2. Physical well-being

Kualitas tidur, kesehatan tubuh, serta tingkat energi yang mendukung aktivitas sehari-hari.

3. Social well-being

Hubungan interpersonal yang positif dengan rekan sesama guru, siswa, hingga pimpinan sekolah.

4. Professional well-being

Kompetensi profesional, peluang pengembangan karier, serta rasa pencapaian dalam menjalankan tugas.

5. Spiritual well-being

Pemaknaan terhadap hidup, kesadaran diri, dan nilai-nilai yang memberi arah pada pekerjaan.

Ketika lima komponen tersebut terjaga, teacher well-being akan memberikan sejumlah dampak positif. Guru menjadi lebih bersemangat untuk belajar, aktif mengikuti berbagai pelatihan, hadir di kelas dengan energi yang positif, serta membangun hubungan sosial yang lebih sehat. Interaksi dengan siswa pun meningkat kualitasnya, dan guru dapat terhindar dari risiko burnout atau kelelahan berkepanjangan.

GI Class #154 | Mengenal Teacher Well-being sebagai Pondasi Kesehatan Psikologis dan Profesionalisme Guru

Teacher Well-Being Ecosystem

Bilqis menggambarkan guru layaknya sebuah tanaman. Tanaman tidak akan tumbuh subur hanya dengan disiram air setiap hari. Jika diletakkan di tempat yang terlalu panas, potnya retak, atau tanahnya keras, tanaman tetap akan layu. Begitu pula dengan guru. Kesejahteraan guru—atau teacher well-being—tidak berdiri sendiri, melainkan dipengaruhi oleh berbagai elemen dalam ekosistemnya.

1. Kondisi diri sendiri

Faktor pertama berasal dari dalam diri guru: kesehatan fisik, stamina, emosi, mindset, hingga kemampuan mengelola stres. Ketika tubuh dan pikiran berada dalam kondisi prima, guru lebih mampu menghadapi dinamika pembelajaran dengan tenang dan penuh kesadaran.

2. Suasana kelas

Lingkungan kelas menjadi cerminan langsung keseharian guru. Kelas yang panas, bising, atau kurang kondusif dapat memicu kelelahan emosional. Sebaliknya, kelas yang tertib, siswa yang menghargai guru, serta fasilitas belajar yang memadai membantu guru tetap fokus dan nyaman saat mengajar.

3. Kolega & pimpinan

Sebagai makhluk sosial, guru sangat memerlukan dukungan dari rekan kerja maupun pimpinan. Terkadang, healing terbaik bagi guru bukanlah berlibur, melainkan sekadar berbincang jujur dengan kolega yang memahami. Ketika pimpinan sekolah bersikap suportif dan menghargai proses kerja guru, mereka merasa lebih dihargai, dipercaya, dan termotivasi.

4. Kebijakan sekolah

Kebijakan sekolah dapat menjadi sumber semangat sekaligus sumber tekanan. Aturan tentang beban administrasi, pembagian jam mengajar, sistem supervisi, hingga ketersediaan fasilitas sangat memengaruhi kenyamanan guru dalam bekerja. Kebijakan yang bijak akan membangun lingkungan yang sehat; sebaliknya, kebijakan yang kaku dapat menurunkan semangat.

Pada akhirnya, teacher well-being bukan hanya tentang guru yang kuat secara individu, tetapi juga tentang ekosistem yang menumbuhkan, menopang, dan memberi ruang bagi guru untuk berkembang. Lingkungan yang suportif adalah kunci agar guru dapat mengajar dengan hati, pikiran, dan energi terbaiknya.

Baca juga:
Belajar Jadi Lebih Seru dengan Blooket yang Menghidupkan Kelas

Pengaruh Well-Being terhadap Kualitas Belajar

Bilqis menjelaskan bahwa kondisi well-being seorang guru memiliki peran penting dalam menentukan kualitas proses belajar yang dihadirkan di kelas. Guru dengan well-being yang baik cenderung mampu berkomunikasi lebih jelas, menerapkan variasi metode pembelajaran, serta menunjukkan kesabaran saat memberikan penguatan kepada siswa. Selain itu, well-being yang terjaga juga memicu kreativitas dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan meningkatkan kemampuan guru dalam merespons kebutuhan siswa secara lebih tepat.

Dalam praktiknya, guru yang memiliki well-being positif biasanya tampak lebih tenang ketika menghadapi berbagai perilaku siswa. Mereka mampu menerapkan pendekatan disiplin yang positif, menciptakan suasana kelas yang aman dan suportif, serta membangun koneksi emosional yang hangat dengan peserta didik. Semua hal ini berkontribusi pada terciptanya lingkungan belajar yang lebih sehat dan bermakna.

Bilqis juga memaparkan framework PERMA sebagai salah satu landasan untuk mencapai kondisi well-being yang utuh. Framework ini membantu seseorang—termasuk guru—untuk membangun kehidupan yang berkembang, penuh makna, dan stabil secara emosional.

Penasaran seperti apa framework PERMA bekerja dan bagaimana kaitannya dengan peningkatan kompetensi guru melalui teacher well-being? Temukan penjelasan lengkapnya dalam tayangan ulang berikut ini!

Temukan webinar, workshop, dan materi inspiratif lainnya dengan bergabung membership GuruInovatif.id.

Gabung keanggotaan membership GuruInovatif.id

Klik untuk bergabung membership GuruInovatif.id disini


Penulis: Eka | Penyunting: Putra

0

0

Loading comments...

Memuat komentar...

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

GI Academy #45 | Eksplorasi Metode Pembelajaran yang Menarik, Menyenangkan, dan Interaktif
0 sec
Jenis-Jenis Perundungan yang Guru dan Orang Tua Perlu Tahu
0 sec
GI Academy #41 | Google Slide untuk Pembelajaran: Membangun Presentasi yang Interaktif dan Menyenangkan
0 sec
Urgensi Pendidikan Multikultural dalam Membangun Iklim Kebinekaan
0 sec
Mengenal Layanan Google Slide dari Google sebagai Salah Satu Aplikasi Pembuat Presentasi Unggul
0 sec
GI Class #110 | Panduan Menyusun Rapor P5: Mencatat Perkembangan Siswa dengan Tepat
0 sec
Komunitas