Tersebutlah seorang laki-laki sekaligus guru IPA yang bertugas di Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat, tepatnya di SMPN 1 Karangkancana. Sejak tahun 2000 sampai sekarang, jadi telah dua puluh dua tahun bertugas di sekolah yang beralamat di Jalan 11 April No.460 Karangkancana-Kuningan ini. Jeje Sudarja, M.Pd, itulah namanya sebagaimana data yang tertulis pada daftar pegawai yang terpampang di dinding ruang tata usaha.
SMPN 1 Karangkancana dari pusat kota Kuningan berjarak tiga puluh tiga km. Berada di daerah pegunungan tepatnya di kaki Gunung Tilu. Jika menggunnakan sepeda motor bisa ditempuh kurang lebih selama satu jam tiga puluh menit. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya SMP yang beralamat di jalan 11 April No. 460 ini tetap mengedepankan kekuatan atas aset yang dimiliki. Melalui kalimat âKami Ada Karena Aset Kami, Karena Itu Kekuatan Kamiâ, merupakat penyemangat bagi semua warga sekolah untuk terus berkarya.
Selama bertugas banyak suka dan duka yang Saya alami, itu semua merupakan bagian dari perjalanan seorang guru yang bertugas di sekolah pinggiran. Menuju tempat tugas, Saya harus melewati lima kecamatan yakni kecamatan Maleber, Lebakwangi, Luragung, Cimahi dan Karangkancana. Kurang lebih berjarak dua puluh tujuh km dan ditempuh selama satu jam. Itulah rutinitas yang Saya lakukan dari rumah ke Jalan 11 April No. 460.
Bagi Saya, menjadi guru adalah cita-cita semenjak kecil, meskipun latar belakang kedua orang tua hanya seorang petani biasa. Demi mewujudkan cita-cita anaknya, ditahun 1993 Saya disarankan untuk masuk kuliah di IKIP Negeri Yogyakarta dan lulus pada tahun 1999. Pada tahun 2000, Saya mendapatkan kesempatan yang sangat istimewa dan berharga dalam hidup. Berkat doa dari kedua orang tua pada tahun itu, Saya menjadi abdi negara.
Menulis adalah hobi. Mengajar dan mendidik adalah pekerjaan mulia. Saya sangat menikmati pekerjaan dan hobi itu. Dua aktivitas yang menyenangkan. Saya selalu berpikir bagaimana menyampaikan materi yang menarik dan menyenangkan melalui sebuah metode inovatif yang mampu memfasilitasi kebutuhan belajar siswa. Proses pembelajaran inovatif tersebut agar terdokumentasi dan dapat dibaca oleh orang lain, maka harus tulis menjadi sebuah karya tulis guru. Menjadi guru bukan hanya sekedar pekerjaan saja, namun juga sebagai sarana untuk menjadi penulis. Saya berprinsip menjadi guru yang bisa menulis merupakan cara untuk mengembangkan diri terkait program keprofesian berkelanjutan.
Untuk menyalurkan hobi menulis dan agar tulisan itu dapat dibaca oleh semua orang termasuk siswa sebagai upaya mengembangkan literasi baca maka Saya kirim ke beberapa media cetak. Agar semua tulisan tidak tercecer, maka pada tahun 2017 tulisan-tulisan tersebut dirangkum kembali dalam sebuah buku yang berjudul Menulis Menuju Guru Penulis dengan nomor ISBN 978-602-364-201-4. Sebuah buku yang berisikan tulisan-tulisan Saya yang dimuat di berbagai media cetak maupun yang tidak dimuat. Itulah buku pertama Saya yang membuat bangga sekaligus memotivasi untuk terus menulis.
Pada tahun yang sama, ada tulisan Saya yang berjudul Aseptakonsep , lolos seleksi dan dipaparkan dalam ajang nasional diacara Hari Guru Nasional (HGN) 2017. Sebuah karya tulis dari pembelajaran yang Saya lakukan berupa sebuah penilaiaan menggunakan asesmen peta konsep. Untuk pertama kalinya tulisan ilmiah yang dianggkat dari pekerjaan mengajar dan mendidik membawa saya bisa bertemu dengan guru-guru inovatif seluruh Indonesia.
Pada tahun 2018 sebagai tindak lanjut ajang HGN tahun 2017, karya tulis yang lolos tersebut Saya bukukan dengan judul Merangkai Konsep Bersama Aseptakonsep , yang dengan nomor ISBN 978-602-468-258-3. Sebuah buku yang mengajak siswa SMPN 1 Karangkancana untuk membuat hubungan antar konsep dalam memahami sebuah materi IPA serta melakukan pengujian terhadap pemahaman konsep materi IPA tersebut menggunakan asesmen peta konsep.
Berkarya tulis terus berlanjut dalam Lomba Penulisan Buku Literasi Baca Tulis SMP 2018 yang diselenggarakan Pusat Bahasa Kemendikbud. Namun buku saya belum masuk kategori yang diinginkan. Akhirnya saya bukukan dengan judul Banjaran Lima Dari Kaki Batu Naga Gunung Tilu dengan nomor ISBN 978-623-217-020-9. Sebuah buku yang bercerita tentang persahabatan lima siswa yang berasal dari situs Batu Naga Gunung Tilu di Dusun Banjaran yang pantang menyerah untuk belajar di SMPN 1 Karangkancana karena faktor geografis.
Karya tulis dan pengalaman terus memicu dan memacu semangat untuk terus menulis, akhirnya ada karya tulis ilmiah Saya yang lolos dalam beberapa rangkaian tahapan Lomba Inovasi Pembelajaran (INOBEL) tingkat nasional yang membawa Saya jadi Finalis INOBEL 2018. Agar karya INOBEL dapat dibaca oleh guru dan siswa, maka tindak lanjut dari ajang itu ditahun 2019 Saya bukukan dengan judul Mengajak Siswa Berpikir Kritis Melalui CI OTW OCE dengan nomor ISBN 978-623-210-054-1. Sebuah buku yang mengajak siswa SMPN 1 Karangkancana dalam belajar IPA untuk berpikir kritis melalui pembelajaran kelompok (cooperatif learning ) yang di integrasikan dengan kerja ilmiah OTW OCE (Observation, Thinking, Writing, Organization, Conclussion, Evaluation) atau 6 M (Mengobservasi, Memikirkan, Menuliskan, Mengorganisasikan, Menyimpulkan, Mengevaluasi)
Saya tegaskan kembali karena pekerjaan mengajar dan mendidik serta hobi menulis inilah, maka saya mencoba mengikuti Sayembara Penulisan Bahan Bacaan Literasi 2019 yang diselenggarakan Balai Bahasa Jawa Barat, namun belum berhasil juga, maka Saya bukukan dengan judul Ngasreng Di Luragung Yuk !, dengan nomor ISBN 978-623-269-567-4. Sebuah buku yang mengajak siswa untuk mengenal kuliner dan budaya di sekitar siswa SMPN 1 Karangkancana sebagai kearifan lokal.
Dipenghujung tahun 2019 ada naskah karya tulis Saya berjudul Memecahkan Masalah Melalui APITU2K lolos dalam kegiatan nasional yang membawa Saya sebagai pemakalah Guru Dikdas Berprestasi 2019. Sebuah karya tulis yang mengajak siswa SMPN 1 Karangkancana dalam belajar IPA untuk melakukan aktivitas belajar dalam memecahkan masalah melalui tahapan Amati Pikirkan Tuliskan Komunikasikan dan Kritikan.
Pada tahun 2020 pada saat melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ),banyak keinginan dan kerinduan dari siswa untuk belajar IPA secara tatap muka. Solusi terkait dengan persoalan pembelajaran daring yang membosankan serta keinginan untuk belajar tatap muka. Maka Saya mendesain sebuah pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan dituangkan dalam bentuk karya literasi dengan judul Pembelajaran Secara Tatap Muka Melalui Integrated ZMGF . Inilah yang membawa saya sebagai finalis Guru SMP Inovatif tingkat nasional dalan acara HGN 2020. Sebuah pembelajaran secara tatap muka menggunakan aplikasi sehingga semua bisa melihat wajah guru dan siswa serta bisa saling berinteraksi langsung secara bersama-sama, mirip ketika belajar tatap muka di sekolah. Pembelajaran ini menggunakan aplikasi Zoom Meeting (ZM),yakni sebuah aplikasi yang memfasilitasi belajar online secara tatap muka yang di integrasikan dengan Google Form (GF) dalam mengelola daftar hadir siswa dan evaluasi pembelajaran. Belajar secara tatap muka melalui integrated ZMGF, terlepas dari kelebihan dan kelemahan, keterlibatan dan hasil belajar siswa yang belum optimal, yang pasti pembelajaran kali ini telah memberikan pengalaman literasi digital yang menantang dan menyenangkan bagi siswa SMPN 1 Karangkancana.
Pada tahun 2021, karya tulis yang berjudul Pengembangan Metode âAMPIBI SOREâ Dalam Memecahkan Masalah Untuk Menumbuhkan Berpikir Kritis Siswa , telah menghantarkan Saya sebagai juara 3 dalam Gelar Karya Pendidik Sains Indonesia tingkat nasional. Sebuah karya tulis yang mengajak siswa SMPN 1 Karangkancana untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah melalui sebuah aktivitas belajar Amati, Pikirkan, Bicarakan. Sosialissasikan serta Refleksikan.
Menulis adalah sebuah proses literasi yang menantang, menyenangkan sekaligus membanggakan. Beragam pengalaman yang selama ini dirasakan akan Saya bagikan kepada semua orang. Lebih khusus lagi kepada guru-guru, agar bermunculan guru-guru penulis yang dapat mengembangkan literasi di lingkungan pendidikan Kabupaten Kuningan.
Pengembangan diri dalam profesi guru harus terus dilakukan secara berkesinambungan. Maka direncanakan pada tahun dua tahun ke depan, Saya ingin menulis beberapa buku literasi bacaan siswa yang terisnspirasi dari kisah-kisah di sekeliling tempat saya bertugas. Misalnya kisah siswa yang aktif dikegiatan ekstrakurikuler dan berprestasi serta perjuangan guru-guru di daerah pinggiran. Beberapa naskah telah tersusun sebagai bahan penyusunan buku tinggal penyempurnaan di sana sini. Seperti buku terkait perjuangan beberapa siswa SMPN 1 Karangkancana yang berasal Dusun Indrakila Desa Karangkancana dalam buku berjudul Mutiara Dari Indrakila dan kisah-kisah perjuangan guru PNS, guru honorer serta kepala sekolah yang bertugas di SMPN 1 Karangkancana dalam buku yang berjudul Belokan Jalan Sebelas April 460 .
Selain itu, untuk mendukung visi dan misi SMPN 1 Karangkancana terkait mewujudkan pembelajaran yang bermutu, Saya akan berinovasi terkait model dan pendekatan pembelajaran yang berpihak pada murid. Adanya kebijakan pendidikan terkait Merdeka Belajar dan Merdeka Mengajar, guru harus memiliki jiwa inovatif dalam mencari solusi belajar bagi siswa agar tetap terpenuhi hak akan pendidikannya. Kemudian menuangkan dalam sebuah karya tulis guru. Karya tulis pembelajaran yang terdokumentasi. Telah menghantarkan saya terpilih dalam Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten Kuningan ditahun 2012 peringkat 4 dan ditahun 2018 peringkat 2. Guru yang menulis telah membawa berkah bagi Saya.
Diakhir tulisan ini, menjadi guru adalah pengabdian menjadi guru penulis adalah kebanggaan, sekaligus sebuah ikhtiar guru IPA dari Jalan 11 April 460 Karangkancana-Kuningan dalam berliterasi untuk memperkuat budaya positif dalam pembelajaran sebagai aksi nyata membentuk karakter pelajar Pancasila. Semoga sekelumit kisah ini menjadi sebuah refleksi untuk terus berkarya.