Tulisan oleh : Khairuddin Lubis (Sahabat Teknologi Sumatera Utara 2023)
Pembelajaran yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka ini diupayakan dapat memulihkan pembelajaran dari learning loss akibat pembelajaran daring di masa pandemi COVID- 19 yang telah mengakibatkan kesenjangan capaian belajar, terutama untuk peserta didik dari sosial-ekonomi yang berbeda. Banyaknya peserta didik yang kurang aktif, tidak adanya semangat dan kurangnya bersosialisasi dengan lingkungan dan teman sebaya, sehingga menyebabkan menurunnya motivasi belajar. Hal ini menyebabkan rendahnya capaian kompetensi dalam belajar sehingga akan merendahkan hasil belajar peserta didik tersebut.
Selain itu adalah kurang optimalnya penggunaan teknologi dalam pembelajaran, hal ini mengakibatkan rendahnya minat belajar peserta didik. Penyebabnya karena cara guru menyajikan materi yang kurang menarik akibat kurangnya inovasi guru dalam mengelola kelas. Minat yang rendah ini dapat menimbulkan rasa bosan terhadap kegiatan pembelajaran. Kemudian akan berdampak pada kesulitan belajar peserta didik tersebut. Dalam hal ini, minat belajar peserta didik sangat berpengaruh terhadap hasil belajarnya juga.
Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan solusi untuk mengatasi hal ini. Guru dapat mencari referensi dan inspirasi dari Platform yang telah disediakan oleh Kemendikbudristek. Hasilnya, saya menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang merupakan pembelajaran yang dikembangkan untuk merespon kebutuhan peserta didik dalam belajar yang bisa berbeda-beda guna menciptakan pembelajaran yang relevan. Selain itu juga dapat menggunakan model pembelajaran problem based learning yang dapat mengasah kemampuan peserta didik untuk meningkatkan motivasi dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Serta menerapkan model pembelajaran kolaboratif MCM (Math Card Match) ini membangun karakter gotong royong peserta didik.
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru melakukan asesmen diagnostik non kognitif untuk mengetahui tipe gaya belajar dan asesmen diagnostik kognitif untuk mengetahui tingkat pemahaman murid. Kedua asesmen ini menjadi dasar untuk membagi murid ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Dalam kegiatan pembelajaran ini, guru menyediakan berbagai sumber belajar seperti berikut:
- Slide presentasi dari aplikasi interaktif
(https://www.canva.com/design/DAFvfrx0jxA/JIK_XWLCEcNOGm9KAyO35A/view?utm_content=DAFvfrx0jxA&utm_campaign=designshare&utm_medium=link&utm_source=viewer) - MPI (Media Pembelajaran Interaktif) (https://bit.ly/khairuddinlubis-kreasi51)
- LMS (Learning Management System)
- Video pembelajaran (https://youtu.be/Xk6MIm4RLyE)
- Audio pembelajaran (https://open.spotify.com/show/3C9ttNovQWiF7HGPqHCyT0)
- Kartu matematika MCM
- Quizizz untuk asesmen
- Padlet untuk refleksi (https://padlet.com/khairlbs333/refleksi-belajar-hari-ini-ky3mwuzsif9q6cwv)
Pembelajaran yang mengoptimalisasi teknologi ini memberikan dampak positif yaitu:
- Peserta didik menjadi termotivasi sehingga lebih aktif dan antusias ketika mengikuti pembelajaran
- Meningkatnya minat dan semangat peserta didik dalam menggunakan media ajar yang disediakan oleh guru
- Hasil belajar dan kemampuan dasar peserta didik mengalami peningkatan sekaligus mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran
Faktor keberhasilan dari praktik baik ini adalah ketepatan memilih model dan media pembelajaran. Serta kolaborasi dengan kepala sekolah, rekan sejawat dan orang tua. Dari dampak dan hasil yang terlihat membuktikan bahwa model dan media pembelajaran tersebut efektif digunakan karena adanya peningkatan dan perbaikan dari latar belakang masalah yang dihadapi.
Selengkapnya berikut adalah dokumentasi praktik baik inovasi pembelajaran yang telah dilaksanakan:
https://youtu.be/J-O_IxmaaZM
Penyunting: Putra