Indonesia, sebagai negara kepulauan yang kaya akan budaya dan sumber daya alam, memiliki tujuan besar untuk menjadi "Indonesia Emas 2045." Tujuan ini menggambarkan masa depan yang lebih cerah dan sejahtera bagi seluruh masyarakat Indonesia. Namun, untuk mencapainya kita perlu memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat memiliki akses dan pemahaman yang mendalam salah satunya terkait dengan literasi digital.
Literasi digital merupakan suatu bentuk kemampuan untuk mendapatkan, memahami dan menggunakan informasi yang berasal dari berbagai sumber dalam bentuk digital [1]. Sedangkan menurut Hague dan Payton [2] menyatakan bahwa literasi digital merupakan kemampuan untuk menerapkan keterampilan fungsional pada perangkat digital untuk menemukan dan memilih informasi, berpikir kritis, kreatif, berkolaborasi dengan orang lain, berkomunikasi secara efektif, responsif terhadap keamanan elektronik dan konteks sosial budaya. Di era informasi seperti sekarang, literasi digital bukan lagi sekadar keahlian tambahan, melainkan suatu kebutuhan yang mendesak. Hal ini juga diperkuat dengan kembalinya mata pelajaran Informatika sebagai penguat literasi digital dalam struktur kurikulum merdeka.
Berbicara penguatan literasi digital bukanlah hal yang mudah diterapkan, mengingat kondisi wilayah Indonesia yang beragam. Tantangan muncul ketika kita berbicara tentang menerapkan literasi digital di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia, terutama yang terletak di daerah terpencil atau memiliki keterbatasan teknologi dan akses internet seperti di lembaga kami SMPN Satu Atap Pong Meleng.
SMPN Satu Atap Pong Meleng terletak di desa Mocok, kecamatan Satarmese, kabupaten Manggarai, provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan sekolah dengan keterbatasan jaringan internet. Tahun 2020, sekolah kami mendapat bantuan peralatan teknologi berupa chromebook berjumlah 15 unit. Chromebook merupakan notebook dengan OS chrome yang didesain khusus untuk digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar. Chromebook telah dilengkapi dengan aplikasi pendidikan dan pengaturan yang dikendalikan oleh admin Kemdikbud Ristek, sehingga chromebook dapat digunakan secara aman dan berkualitas.
Pemanfaatan chromebook lebih optimal diterapkan di sekolah dengan jaringan internet yang stabil. Hal inilah yang menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi kami untuk memaksimalkan bantuan tersebut dalam rangka meningkatkan literasi digital terkait pemanfaatan chromebook dengan kondisi sekolah kami.
Selain tantangan berupa peralatan dan jaringan internet, tantangan dalam pembelajaran dengan chromebook juga terkait dengan kesiapan siswa dan guru dalam proses pembelajaran yang terintegrasi dengan chromebook.
Kesiapan siswa berkaitan dengan keterampilan dalam menggunakan perangkat digital sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Siswa harus memiliki keterampilan menggunakan peralatan digital yang baik sehingga dalam pelaksanaanya siswa akan leluasa mengkonstruksi pemahaman mereka dengan bantuan perangkat digital untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kesiapan siswa harus dibarengi dengan kesiapan guru. Guru perlu menyiapkan konten pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang menarik bagi siswa sesuai dengan gaya belajarnya.
Alur Pemanfaatan Chromebook untuk menunjang Literasi Digital sekolah tanpa jaringan Internet
Dalam mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran yang salah satu tujuannya meningkatkan literasi digital siswa, kami mencoba melakukan beberapa tahapan untuk memastikan kebermanfaatan teknologi untuk menunjang proses pembelajaran.
Tahap pertama adalah pelatihan pengenalan tools chromebook
Pada tahap ini yang kami lakukan adalah melatih siswa menggunakan chromebook . Karena kemampuan dasar siswa yang belum terbiasa dengan perangkat chromebook , kami membuka kelas bimbingan penggunaan chromebook dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini telah dilakukan sejak tahun 2020.
Tahap kedua pengkodean atau pemberian nomor chromebook
Karena keterbatasan jaringan internet di sekolah, pengkodean atau pemberian nomor pada chromebook menjadi sangat penting untuk menghindari siswa melakukan login secara berulang pada chromebook yang berbeda. Hal ini kami lakukan berdasarkan pelaksanaan pembelajaran dengan chromebook di kelas, waktu pembelajaran efektif menjadi berkurang karena siswa harus login berulang pada perangkat chromebook.
Tahap ketiga merancang pembelajaran berdiferensiasi sesuai profil siswa.
Dalam tahap ini, kami membuat alur pembelajaran dan merancang media apa yang akan digunakan dalam proses pembelajaran terintegrasi dengan chromebook .
Tahap keempat menyiapkan sumber belajar beragam bagi siswa (diferensiasi konten)
Pada tahap ini yang kami lakukan adalah mencari sumber belajar di internet seperti video pembelajaran dan animasi yang disesuaikan dengan topik yang akan dipelajari. Selain itu, kami juga membuat media pembelajaran interaktif sendiri agar lebih menarik.
Tahap kelima melaksanakan proses pembelajaran di kelas (diferensiasi proses).
Tahap awal dalam proses pembelajaran dimulai berdoa dan kegiatan apersepsi yang kemudian dilanjutkan dengan pra pembelajaran. Pra pembelajaran didesain dalam bentuk permainan agar menarik dikerjakan siswa.
Pada kegiatan inti, siswa mengakses materi pembelajaran secara offline dengan menggunakan chromebook . Konten pembelajaran didesain dalam bentuk yang beragam agar mengakomodir gaya belajar siswa seperti video pembelajaran, materi bacaan, gambar dan animasi. Siswa dipandu dengan lembar kerja agar pembelajaran lebih terstruktur. Dalam kegiatan belajar, siswa dilatih sikap mandiri, kolaborasi dan adaptif terhadap perangkat teknologi.
Kemudian siswa mendapat penguatan terhadap materi yang dipelajari dan dilanjutkan dengan asesmen formatif dalam bentuk permainan
Dampak pemanfaatan chromebook dalam meningkatkan literasi digital dapat dirasakan baik siswa maupun pendidik.
Dampak pemanfaatan chromebook bagi siswa diantaranya:
Peningkatan kompetensi literasi digital. Dalam pembelajaran menggunakan chromebook, siswa akan terbiasa dengan penggunaan teknologi dan memperoleh keterampilan teknologi yang lebih baik.
Peningkatan kemampuan belajar. Pembelajaran berdiferensiasi dengan chromebook dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan lebih baik. Melalui media pembelajaran yang bervariasi, siswa dapat memilih cara belajar yang paling cocok dengan gaya belajarnya. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa terhadap pembelajaran.
Peningkatan kemandirian dan kolaborasi. Pembelajaran berdiferensiasi dengan chromebook dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemandirian dan kemampuan berkolaborasi. Dalam pembelajaran dengan chromebook, siswa dapat bekerja mandiri dan memilih cara belajar yang paling cocok untuk dirinya sendiri. Disisi lain, siswa juga dapat berkolaborasi dengan teman-temannya dalam pembelajaran melalui penggunaan chromebook.
Dampak pemanfaatan chromebook bagi pendidik
Tujuan pembelajaran lebih muda tercapai Pembelajaran berbasis digital membantu pendidik dalam pengorganisasin pembelajaran yang lebih menarik. Dengan pembelajaran berbasis digital, pendidik dapat memanfaatkan media belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih optimal.
Literasi Digital Meningkat Pembelajaran dengan chromebook akan mendorong pendidik untuk terus belajar dan mencari inovasi baru dalam mendesain pembelajaran. Dengan pembelajaran berbasis chromebook, pendidik akan terbiasa memanfaatkan alat digital yang pada akhirnya kemampuan digital pendidik akan terus meningkat. selain itu pembiasan pendidik menyiapkan media pembelajaran atau merancang sendiri media pembelajaran melatih pendidik untuk terus berinovasi mengembangkan media ajar yang lebih interaktif dalam pembelajaran.
Budaya kolaborasi dan Refleksi Dengan pembelajaran berbasis chromebook dapat meningkatkan budaya kolaborasi bersama sehingga iklim belajar di sekolah akan terus meningkat. Para pendidik akan sharing pengalaman dalam kelas untuk mendapat umpan balik dari pendidik lain dalam pemanfaatan chromebook untuk pembelajaran. Dengan adanya sharing dan umpan balik antara pendidik akan meningkatkan budaya refleksi bersama yang nantinya akan meningkatkan proses pembelajaran di kelas.
Beberapa manfaat baik yang dirasakan Siswa maupun Pendidik sejalan dengan lima kompetensi literasi digital menurut Hobbs [2]:
Akses, kompetensi untuk mencari dan menggunakan media teknologi serta berbagi informasi yang sesuai dan relevan dengan orang lain Menganalisis dan mengevaluasi, memahami pesan melalui pemikiran kritis untuk menganalisis kualitas pesan, kejujuran, kredibilitas, dan sudut pandang, kemudian mempertimbangkan efek atau konsekuensi potensial dari pesan tersebut. Pembuatan konten (create), proses memproduksi konten dengan menggunakan kreativitas dan kepercayaan diri untuk mengekspresikan diri, didukung oleh kesadaran akan tujuan, pembaca, dan teknik komposisi Merefleksikan, menerapkan tanggung jawab sosial dan prinsip-prinsip etika dari identitas dan pengalaman hidup mereka dalam perilaku komunikasi mereka Bertindak, adalah proses bekerja secara individu dan kolektif untuk berbagi pengetahuan dan memecahkan masalah dalam keluarga, tempat kerja dan masyarakat, serta berpartisipasi sebagai anggota masyarakat di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional.
Daftar Pustaka
[1] Naufal, Haickal Attallah. "Literasi digital." Perspektif 1.2 (2021): 195-202.
[2] Suci Perwira Sari, dkk. Strengthening Digital Literacy Through Scientific Literacy For Indonesian Emas 2045 In Elementary School. Proceedings of the 3rd International Conference of Science Education in Industrial Revolution 4.0, ICONSEIR 2021, December 21st, 2021, Medan, North Sumatra, Indonesia
Penyunting: Putra