Pembelajaran Jarak Jauh Menggunakan Video sebagai Media Penanaman Moral Kebangsaan di SDN Arjowinang - Guruinovatif.id

Diterbitkan 09 Mei 2022

Pembelajaran Jarak Jauh Menggunakan Video sebagai Media Penanaman Moral Kebangsaan di SDN Arjowinang

Wilujeng Winda Dewi, SDN Arjowinangun 1 Kota Malang

Cerita Guru

Wilujeng Winda Dewi, S. Pd

Kunjungi Profile
448x
Bagikan

Wilujeng Winda Dewi, SDN Arjowinangun 1 Kota Malang

 

Munculnya wabah virus Covid-19 pada awal tahun2020 menjadi sejarah baru dalam kehidupan kita. Virus Covid-19 yang bermula dari kota Wuhan, China, menyebar begitu cepat hampir ke semua negara di dunia. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) resmi mengumumkan wabah Covid-19 sebagai pandemi global. Hal ini diumumkan Rabu (11/3/2020) malam. (1)  Indonesia menjadi salah satu negara terdampak pandemi Covid-19. Virus Covid-19 menyebar melalui percikan cairan (droplet) dari orang yang terinfeksi sehingga membuat penyebarannya begitu cepat dan cukup sulit untuk dikendalikan. 

Pemerintah Indonesia membuat berbagai kebijakan untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 dan menyelamatkan kehidupan masyarakat. Kebijakan tersebut diantaranya adalah pembatasan aktivitas masyarakat. Perkantoran ditutup, pekerja harus melakukan Work from Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Pekerjaan yang bisa dilakukan melalui daring maka diwajibkan para pekerja untuk bekerja dari rumah. Selain perkantoran, sistem pendidikan juga mengalami perubahan. Sekolah-sekolah ditutup demi menanggulangi penyebaran Covid-19 pada anak-anak. Pembelajaran yang biasanya dilakukan dengan tatap muka terpaksa harus dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh.

Pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan melalui sistem daring maupun sistem luring. Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi. Penyelenggaraan sistem pembelajaran jarak jauh harus memperhatikan sarana dan prasarana pendukung, ketersediaan waktu orang tua untuk membimbing belajar siswa, tingkat kompetensi orang tua/wali dalam menggungakan sarana prasarana yang ada, serta kompetensi guru dalam memanfaatkan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran daring. 

Guru harus memikirkan cara terbaik dalam menyelenggarakan pembelajaran. Kesehatan dan keselamatan merupakan hal terpenting semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran, baik itu siswa, orang tua siswa, maupun guru sendiri. Namun, guru juga harus mengupayakan pendidikan tetap berjalan dan pembelajaran dapat berlangsung dengan maksimal meskipun begitu banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi. 

Pendidikan idealnya tidak hanya mengutamakan pada aspek kognitif. Pendidikan yang hanya mengutama aspek kognitif akan melahirkan generasi yang pintar namun tidak memiliki karakter luhur yang berjiwa kan Pancasila. Penanaman moral Pancasila sangat penting dilakukan sejak dini. Penanaman moral Pancasila sejak dini menjadi pondasi perilaku anak di masa yang akan datang.

Pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan tanpa tatap muka antara guru dan siswa cukup menyulitkan pelaksanaan penanaman moral pada siswa. Untuk itu diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan sebagai media dalam upaya penanaman moral kebangsaan melalui video.

 

Tantangan Pembelajaran Jarak Jauh

Pembelajaran jarak jauh menyimpan banyak tantangan yang harus dihadapi oleh guru, orang tua, dan siswa, beberapa tantangan yang dihadapi adalah:

1.Penguasaan Teknologi Informasi Siswa Terbatas

Siswa sekolah dasar pada umumnya masih belum menguasai pemanfaatan teknologi informasi dengan mumpuni. Sebagian besar siswa kelas rendah belum bisa menguasai program pengolahan kata pada komputer maupun gawai (ponsel). Untuk mengakses layanan pendidikan daring seperti kelas-kelas maya juga masih belum mampu. Dalam pembelajaran jarak jauh, siswa sekolah dasar masih sangat bergantung kepada orang tua atau orang yang lebih dewasa dalam menjalani pembelajaran jarak jauh melalui daring. 

2. Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai

Sarana dan prasarana yang dimiliki wali murid untuk menunjang pembelajaran daring masih kurang memadai. Lebih dari 70% siswa sekolah dasar masih belum memiliki perangkat gawai sendiri. Siswa sekolah dasar pada umumnya masih menggunakan gawai milik orang tua mereka. Gawai yang dimiliki oleh wali murid tidak semua dapat membuka file-file dalam bentuk pdf maupun dalam bentuk word.

3.Keterbatasan Waktu Orang Tua dalam Mendampingi Siswa Belajar

Sebagian besar orang tua bekerja dari pagi sampai sore. Orang tua bertemu anak-anak saat malam hari. Siswa baru bisa mendapatkan bantuan bimbingan belajar dari orang tua saat malam hari. Namun, tak jarang orang tua juga merasa kesulitan dan kurang mengerti materi pelajaran yang diterima anak-anaknya.

 

Pentingnya Penanaman Moral Kebangsaan

Pendidikan dalam UU Nomer 20 tahun 2003(2) adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan Negara. Pendidikan tidak hanya mengutamakan aspek kemampuan berpikir siswa secara kognitif. Pendidikan karakter siswa merupakan aspek yang tidak boleh terlewatkan. Salah satu unsur dalam pendidikan karakter adalah penanaman moral moral kebangsaan. 

Moral secara umum dapat diartikan sebagai suatu keyakinan tentang perilaku yang baik dan buruk yang mendasari tingkah laku seseorang. Menurut Boeman dalam Daroeso (1986:22) moral adalah suatu perbuatan atau tingkah laku manusia yang timbul karena adanya interaksi individu-individu di dalam pergaulan. Pergaulan mempengaruhi seseorang dalam bertingkah laku. Sedangkan menurut W. J. S Poerdarminta (3) moral diartikan sebagai sebuah ajaran moral dari perbuatan baik dan buruk dan perilaku. Sehingga bisa disimpulkan moral merupakan perilaku baik dan buruk seseorang yang dipengaruhi oleh individu-individu lain dalam pergaulan.

Perkembangan moral sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Perhatian yang diberikan oleh ayah dan ibu (orang tua),pembelajaran oleh guru, dan lingkungan pertemanan yang baik akan menjadikan seseorang memiliki moral yang baik. 

Penanaman nilai-nilai moral kebangsaan kepada siswa harus dilakukan sejak dini. Pada anak usia sampai 8 tahun merupakan masa golden ages atau masa keemasan. Masa keemasan otak anak berkembang dengan sangat pesat. Pengetahuan dan hal-hal baru yang ditanamkan akan lebih cepat masuk ke dalam diri anak. Pada usia anak sampai 8 tahun, anak sering meniru perilaku yang dilakukan oleh orang dewasa yang ada di sekitarnya. Untuk itu masa-masa ini adalah waktu yang tepat untuk membentuk moral anak.

Penanaman moral kebangsaan sejak dini merupakan salah satu cara untuk membiasakan siswa agar berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral kebangsaan. Moral kebangsaan adalah sebagai benteng perilaku anak di tengah kemajuan jaman yang sering bertolak belakang dengan moral manusia. Pendidikan moral sangat penting demi menjaga kebudayaan luhur dan keutuhan bangsa. Pendidikan moral kebangsaan sejalan dengan Pancasila yang merupakan dasar Negara Indonesia. Perbuatan maupun tingkah laku warga negara Indonesia harus berpatokan pada Pancasila. Sila-sila dalam Pancasila mengatur tentang perbuatan dan perilaku yang benar dalam bersosialisasi dengan warga negara lain. 

Dalam penanaman moral kebangsaan, anak memerlukan bimbingan dari orang yang lebih dewasa, seperti guru dan yang terutama adalah bimbingan orang tua. Penanaman moral kebangsaan pada anak hendaknya dimulai dari hal-hal yang sederhana sehingga mudah dimengerti anak. Cara yang dipilih sesuai dengan hal-hal yang menarik bagi anak, seperti permainan, lagu, atau video serta cara-cara lain yang menyenangkan bagi anak.

 

Penggunaan Video sebagai Media Penanaman Moral Kebangsaan

Pembelajaran jarak jauh masa pandemi yang diterapkan di SDN Arjowinangun 1 menggunakan Blended. Blended disini merupakan gabungan antara sistem luring dan daring. Sistem daring menggunakan aplikasi WhatsApp. Orang tua wali murid diberikan ruang interaksi dengan guru melalui grup WhatsApp. Setiap hari siswa menerima penjelasan guru tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan hari itu melalui WhatsApp grup. Siswa melakukan kegiatan pembelajaran yang sesuai petunjuk yang diberikan guru dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan di buku tugas. Setelah 2 minggu siswa mengumpulkan tugas ke sekolah. Tugas-tugas tersebut diberikan umpan balik oleh guru.

Guru berusaha untuk memberikan pembelajaran dan tugas-tugas yang bervariatif untuk siswa. Siswa tidak hanya mengerjakan tugas dalam bentuk kegiatan-kegiatan pembiasaan seperti pembiasaan hidup bersih atau diberi tugas untuk mempelajari materi pelajaran dan menjawab soal. Siswa juga diberi tugas diluar materi pelajaran untuk menambah wawasan dan upaya pembentukan moral kebangsaan.

Berkaitan dengan peringatan peristiwa G30S/PKI, siswa kelas 2 SDN Arjowinangun 1 diupayakan untuk mengenal peristiwa G30S/PKI. Upaya penanaman moral kebangsaan yang dilakukan adalah melalui tayangan video. 

Tayangan video dipilih karena merupakan media yang mudah diakses oleh orang tua wali murid. Video lebih singkat sehingga siswa tidak merasa bosan. Video merupakan gambar bergerak dengan dilengkapi suara, hal ini memudahkan siswa untuk memahami pesan yang hendak disampaikan.

Guru memilihkan video tentang peristiwa G30S/PKI yang sesuai dengan tingkat psikologis siswa kelas 2 SD. Video yang dipilih bukan video asli film G30S/PKI karena di dalam film tersebut terdapat adegan-adegan yang dikhawatirkan belum sesuai untuk ditonton oleh anak usia kelas 2 SD meskipun dengan pendampingan orang tua. Guru memilihkan video sederhana dengan animasi-animasi, namun gambaran umum dari peristiwa G30S/PKI tetap terkandung di dalam video tersebut.

Video yang ditampilkan tidak berunsur kekerasan, maupun sara. Video kemudian di unggah ke grup WhatsApp orang tua. Orang tua diberi petunjuk agar mendampingi dan membimbing siswa untuk melihat video pengenalan peristiwa G30S/PKI. Setelah melihat video tersebut, dengan bantuan orang tua, siswa menuliskan 3 kalimat tentang peristiwa G30S/PKI yang mereka ketahui.

Tujuan dari kegiatan pengamatan video yang diberikan guru adalah 

1.Siswa mengetahui sejarah bangsa Indonesia

Dengan memberikan penugasan melihat video kemudian menuliskan hal-hal yang mereka ketahui setelah melihat video tersebut, siswa memiliki pengetahuan sejarah bangsa Indonesia di masa lalu. Gambaran yang siswa miliki gambaran umum tentang peristiwa G30S/PKI yang selanjutnya akan mereka pelajari pada tingkatan kelas selanjutnya.

2. Mengetahui warga negara Indonesia wajib mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Terutama Pancasila sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Setiap warga negara Indonesia harus memeluk salah satu agama yang diakui sesuai perundang-undangan yang berlaku.

3. Mendidik agar berhati-hati untuk mengikuti suatu organisasi.

Sebelum ikut masuk dan terlibat dalam suatu organisasi harus mengetahui tujuan dan landasan organisasi tersebut. Tujuannya adalah agar tidak sampai mengikuti organisasi yang bertentangan dengan Pancasila.

4. Mengetahui perjuangan para pahlawan.

Setelah perjuangan panjang melawan penjajah dan berhasil mendapatkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, perjuangan para pahlawan masih terus berlanjut. Salah satunya adalah adanya PKI yang berusaha mengusik kemerdekaan Indonesia. Pejuang harus menumpas organisasi PKI yang akan merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

Hasil Penggunaan Video sebagai Media Penanaman Moral Kebangsaan

Penugasan yang diberikan guru kepada siswa, yaitu mengamati video dan menuliskan hal-hal yang diketahui dari video tersebut mendapatkan respon yang positif. Siswa dapat dikatakan sangat aktif melaksanakan tugas ini. Sebesar 95% siswa mengumpulkan tugas dengan tepat waktu. Tugas yang dikumpulkan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh guru.

Dari hasil pemeriksaan tugas-tugas yang sudah terkumpul 95% siswa mengerjakan tugas dengan benar. Jawaban siswa yang berupa kalimat-kalimat hal-hal yang siswa ketahui dari video dapat disimpulkan bahwa siswa mengetahui peristiwa yang terjadi pada tanggal 30 September 1965. 

Sebanyak 85% siswa menuliskan pengertian PKI dan pemimpin PKI. Hal ini menunjukkan siswa telah mengetahui PKI merupakan Partai Komunis Indonesia dan mengetahui pemimpin gerakan PKI yaitu D.N Aidit.

Siswa telah mengetahui ideologi yang diterapkan oleh PKI, yaitu ideologi komunis. Ideologi komunis bertentangan dengan ideologi bangsa Indonesia. Hal ini diketahui dari sebesar 80% siswa menuliskan PKI berideologi komunis, sedangkan Indonesia berideologi Pancasila. Selain itu hampir 60% siswa menuliskan nama Jenderal-Jendral yang menjadi korban dalam kejadian G30S/PKI. 

Pengetahuan-pengetahuan siswa tersebut menjadi modal siswa dalam kehidupan berbangsa. Siswa telah mengetahui peristiwa G30S/PKI, pengertian PKI beserta pemimpinnya. Siswa juga telah mengetahui ideologi komunis tidak cocok untuk diterapkan di Indonesia, karena bertentangan dengan ideologi yang dimiliki dan diyakini oleh bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Diharapkan kedepan setelah siswa mengerti tentang ideologi komunis bertentangan dengan ideologi Pancasila, siswa dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk penerapannya dengan menganut dan menjalankan salah satu dari agama-agama yang diakui sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Siswa menyebutkan nama-nama Jendral yang menjadi korban kekejaman PKI, dari sini diharapkan siswa dapat menghargai perjuangan para pahlawan yang rela kehilangan nyawa demi tetap tegaknya negara Indonesia.

 

Penutup

Pandemi Covid-19 merubah tatanan kehidupan manusia. Pendidikan menjadi salah satu yang terdampak adanya pandemi global tersebut. Pembelajaran jarak jauh memaksa semua stakeholder  untuk berpikir tentang cara memaksimalkan pendidikan anak, terutama penanaman moral kebangsaan. Dengan begitu banyak tantangan yang dihadapi, tidak membuat menyerah. Harus ada jalan yang dipilih untuk memaksimalkan pembelajaran, terutama pembelajaran yang berkaitan dengan penanaman moral kebangsaan. Salah satu alternatif yang dapat diterapkan adalah penggunaan media video. Hasil yang diperoleh dari penerapan media video dalam upaya menanamkan moral kebangsaan di SDN Arjowinangun 1 baik. Siswa merespon dengan baik dan aktif mengerjakan tugas yang diberikan. Jawaban yang diberikan siswa juga menunjukkan jawaban yang sesuai dengan video yang diberikan. Diharapkan dengan pengenalan sejarah Indonesia sejak dini, dapat membantu pembentukan moral kebangsaan siswa. 

 

Daftar Pustaka

  1. Setyvani Putri, Gloria. WHO Resmi Sebut Virus Corona Covid-19 sebagai Pandemi Global. https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/12/083129823/who-resmi-sebut-virus-corona-covid-19-sebagai-pandemi-global?page=all Diakses 19 November 2020
  2. http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU20-2003Sisdiknas.pdf
  3. Zakky. 2020. Pengertian Moral. https://www.zonareferensi.com/pengertian-moral/Diakses 19 November 2020

 

Lampiran

Berikut lampiran foto hasil pekerjaan siswa:

Lampiran 1. Hasil tugas siswa
Lampiran 2. Hasil tugas siswa
Lampiran 3. Hasil tugas siswa

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Kelas 1 pertamaku selama 14 tahun mengajar di SD
3 min
Kolaborasi Wali Kelas Dan Guru Pendamping Dalam Proses Pembentukan Karakter Siswa di SDIT Al Uswah B
Menyalakan Cahaya di Tengah Hutan
Dampak Erupsi Gunung Semeru Bagi Guru Luar Tempursari
Memanusiakan Murid

Pujiyati

Apr 18, 2022
1 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar