Seiring perkembangan zaman, dunia pendidikan mengalami perubahan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama saat pandemi COVID-19 melanda. Sebagian besar negara akhirnya memberlakukan pembelajaran inovatif agar pendidikan tetap berjalan selama pandemi. Hal ini menciptakan sebuah metode pembelajaran inovatif yang bisa digunakan hingga pasca pandemi, yakni metode pembelajaran blended learning .
Apa itu metode pembelajaran blended learning ? Seperti apa ciri-ciri metode ini? Simak penjelasan lebih lanjut dalam artikel ini.
Blended Learning Sebuah Metode Pembelajaran InovatifBlended learning berasal dari dua kata “Blended ” yang berarti “campuran” dan “Learning ” yang artinya belajar. Metode pembelajaran blended learning adalah sebuah metode yang menggabungkan pembelajaran tatap muka (face to face atau F2F) di kelas dan pembelajaran daring (online ) untuk meningkatkan pembelajaran mandiri secara aktif oleh peserta didik dan mengurangi jumlah waktu tatap muka.
Metode ini sejatinya mengharuskan peserta didik dan tenaga pendidik berada dalam satu ruangan yang sama secara fisik. Namun, penggunaan alat atau media digital yang tetap diperlukan agar siswa juga “memegang kendali” atas kecepatan atau topik pembelajaran yang sedang berlangsung. Secara tidak langsung, metode pembelajaran ini merepresentasikan konsep Merdeka Belajar yang digaungkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Karena tenaga pendidik dan peserta didik memiliki kebebasan untuk berinovasi serta kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif.
Harapannya dengan menerapkan pembelajaran inovatif yang memanfaatkan teknologi, dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan serta meningkatkan hasil belajar siswa.
5 Kunci dalam Menerapkan Metode Pembelajaran Blended Learning Metode pembelajaran blended learning memiliki 5 kunci yang patut diketahui oleh tenaga pendidik, antara lain:
1. Pembelajaran tatap muka (live event ) Pembelajaran tatap muka atau langsung dilakukan secara sinkronous dalam waktu dan tempat yang sama ataupun waktu yang sama tetapi berbeda tempat. Skema pembelajaran seperti ini masih menjadi pola utama yang sering digunakan tenaga pendidik dalam mengajar. Oleh karena itu, skema pembelajaran ini perlu didesain sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
2. Pembelajaran mandiri (self-paced learning ) Pembelajaran mandiri (self-paced learning ) membuka kemungkinan peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja secara daring (online ). Karena bahan atau materi ajar dapat diakses melalui website, streaming audio, maupun video, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pengemasan bahan ajar juga dapat berupa berbagai bentuk multimedia seperti, video, animasi, simulasi, gambar, audio, atau bahkan kombinasi berbagai media.
3. Kolaborasi (collaboration ) Metode pembelajaran blended learning dapat mengombinasikan kolaborasi antar tenaga didik maupun antar peserta didik. Wujud kolaborasi ini dapat dikemas melalui berbagai jenis perangkat komunikasi seperti, forum, chatroom , diskusi, email, website , dan lain sebagainya. Sehingga kolaborasi ini dapat meningkatkan konstruksi pengetahuan maupun keterampilan karena berinteraksi dengan orang lain.
4. Penilaian atau pengukuran hasil belajar (assessment ) Sebagai salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran, penilaian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan kompetensi materi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Penilaian juga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menindak lanjuti proses pembelajaran selanjutnya. Maka dari itu, tenaga pendidik harus mampu meracik kombinasi jenis asesmen online dan offline , baik yang bersifat ujian atau tes maupun non-tes.
Baca juga:Google Classroom dan Seesaw sebagai Solusi Penilaian Portofolio secara Digital
5. Dukungan bahan belajar (performance support materials ) Bahan ajar atau materi ajar merupakan komponen penting lainnya yang mendukung dalam proses pembelajaran. Penggunaan bahan ajar akan menunjang pemahaman peserta didik dalam menguasai suatu topik materi. Dalam metode pembelajaran ini, bahan ajar hendaknya dikemas dalam bentuk digital juga, sehingga dapat diakses oleh peserta didik baik secara offline maupun online .
Perkembangan teknologi belakangan ini juga memungkinkan tenaga pendidik untuk mengemas bahan ajar menggunakan aplikasi pembelajaran online . Sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri dimana saja dan kapan saja.
Metode pembelajaran blended learning dapat mendorong siswa untuk belajar mandiri dan sesuai dengan kemampuan yang ia miliki (Gambar: Getty Images/valentinrussanov) Manfaat Menerapkan Metode Pembelajaran Blended Learning Karena memanfaatkan dan mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran, metode blended learning memiliki manfaat antara lain:
1. Akses ke sumber belajar sepanjang waktu Karena metode pembelajaran blended learning melibatkan sumber daya digital dan mengombinasikan pembelajaran online , maka keterbatasan waktu dalam belajar hanyalah masalah di masa lampau, jika Anda memiliki koneksi internet yang baik. Strategi pembelajaran di zaman sekarang pun telah mengatasi banyak permasalahan belajar yang ada di masa lampau. Karena bahan ajar dapat diakses tenaga pendidik dan peserta didik selama 24 jam.
2. Pengalaman belajar yang dipersonalisasi Aspek terkuat dalam metode pembelajaran blended learning adalah kesempatan untuk belajar dan memahami materi ajar sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas peserta didik. Karena setiap siswa memiliki kemampuan belajar yang berbeda-beda dan tidak selalu sama saat mengolah informasi yang diterima.
3. Dapat memilih gaya belajar Berkaitan dengan poin sebelumnya, kita harus mengakui bahwa setiap individu memiliki gaya belajarnya masing-masing. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Fleming dan Mills di tahun 1992, mereka mengidentifikasi dan memperkenalkan 4 gaya belajar yang disingkat VARK, yakni:
Baca juga:Ketahui Gaya Belajar Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran
Bahkan dalam penelitian yang lebih lanjut, terdapat tambahan gaya belajar lainnya antara lain:
Logical learners : Individu-individu yang mengandalkan penalaran logis dan pemikiran kritis untuk memahami ide-ide yang baru.
Social learners : Individu yang berkembang dalam lingkungan yang mengelompok serta belajar melalui interaksi.
Solitary learners : Individu yang unggul ketika belajar dalam lingkungan yang mandiri karena dapat menyerap ilmu atau pengetahuan paling baik saat sendirian.
Metode pembelajaran blended learning pada akhirnya bisa menjadi opsi alternatif yang dapat dilaksanakan tenaga pendidik atau satuan pendidikan dalam menyelenggarakan proses belajar yang bermakna. Blended learning memungkinkan peserta didik dan tenaga pendidik mewujudkan merdeka belajar, karena selain belajar di dalam kelas, peserta didik juga dapat belajar di luar kelas dengan mengakses bahan ajar secara online yang dapat diakses kapanpun dan dimana saja.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi Anda dan menambah pilihan untuk menciptakan lingkungan belajar yang bermakna untuk kemajuan pendidikan dalam negeri.
Dapatkan pelatihan privat di sekolah Anda untuk meningkatkan kompetensi serta akademik sekolah bersama trainer pilihan. Waktu dan tempat sesuai pilihan Anda!
Konsultasikan kebutuhan pelatihan sekolah Anda disini!
Referensi: Advantages and Disadvantages of Blended Learning Blended Mode of Teaching and Learning: Concept Note Buku Model Blended Learning "Merdeka Belajar" Melalui Model Pembelajaran Blended Learning
Penulis: Eka | Penyunting: Putra