Pendidikan merupakan suatu proses yang membutuhkan pembelajaran secara dua arah dari guru maupun siswa, yang tujuannya membuat siswa mengerti, paham, kritis dalam berpikir ataupun logika. Pendidikan dalam pelaksanaannya disebut dengan istilah KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) yang umumnya dilakukan di dalam kelas. Proses KBM sendiri mempunyai standar sebagai tolak ukur baik dalam kognitif ataupun psikomotorik pada siswa yaitu disebut dengan SKM (Standar Kompetensi Minimal). 

Agar tujuan pembelajaran tercapai dengan baik, guru diharuskan memiliki strategi pembelajaran yang tepat bagi siswa tersebut. Tentu sebagai guru kita dihadapkan berbagai model dan strategi pembelajaran yang dapat menjadi pilihan. Namun diantara banyaknya pilihan metode pengajaran tersebut, kita sebagai guru dituntut agar tepat dan bijak mengambil strategi mana yang dipilih dengan harapan dapat mengoptimalkan kompetensi siswa. Beberapa langkah yang bisa kita ambil  adalah menerapkan proses asesmen pada siswa terlebih dahulu, sebelum menentukan strategi pembelajaran untuk KBM. Hal ini bisa dilakukan oleh guru dengan pengenalan verbal saat masuk pada pertemuan pertama di dalam kelas. Atau dengan menggunakan cara non verbal dengan menggunakan lembar observasi yang didisi oleh masing-masing siswa.

Asesmen menjadi pendekatan yang baik bagi guru, untuk mengefektifkan proses belajar mengajar dengan memilih strategi yang tepat berdasarkan karakteristik dan kebutuhan siswa. Sehingga pengajaran nantinya akan tepat dengan sasaran dengan goal kompetnsi yang kita harapkan. Di dalam asesmen terdapat analisis informasi siswa tentang pengetahuan, keterampilan dan keterampilan siswa yang diambil secara rataan kelas. Data yang kita kumpulkan ini nantinya menjadi acuan pemilihan strategi belajar untuk siswa di kelas tersebut. Hal ini penting untuk merancang intervensi guru agar lebih bisa memahamkan siswa.

Sebab setiap siswa memiliki gaya belajar dan tingkat pemahaman dengan durasi yang berbeda. Hal ini terkait juga dengan identifikasi guru dengan mengumpulkan data mengenai minat belajar siswa beserta pola-pola kesulitannya tersendiri. 

Sebagai contoh jika hasil asesmen nantinya merujuk pada kesulitan dalam memahami konsep tertentu, maka guru dapat memilih tipe strategi belajar yang lebih sesuai, seperti pembelajaran berbasis proyek dengan pelaksanaan secara kelompok. Harapannya strategi ini mampu memberikan pendekatan yang lebih praktis dan kontekstual pada materi yang dipelajari.

Namun, jika hasil asesmen menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai mengerjakan sesuatu secara individual dan memiliki pemahaman yang baik, maka guru dapat memilih strategi belajar yang lebih memusatkan konsentrasi seperti melibatkan bahan ajar berbasis teknologi untuk meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa tersebut secara global.

Pendekatan berbasis asesmen memungkinkan guru untuk lebih bisa mendeteksi kebutuhan siswa yang begitu beragam. Tidak hanya meningkatkan efektivitas pengajaran tetapi juga dapat mendukung pembelajaran secara intensif, berkualitas, dan efisien dengan waktu. Maka dari itu, hasil asesmen sangat strategis dijadikan panduan saat guru ingin memaksimalkan potensi ssiswa untuk mencapai tujuan akademik dengan efektif.

Penyunting: Putra