Saya suka membaca buku sejak kuliah -saya berkuliah di tahun 2003 di Unlam (sekarang ULM) prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah- tetapi memang masa itu hanya terbatas pada buku fiksi seperti novel. Seiring perjalanan dalam belajar, saya menemukan mata kuliah menulis kreatif yang di dalam pembelajarannya mewajibkan mahasiswa untuk menulis. Bahkan mahasiswa yang tulisan bisa terbit di surat kabar, baik lokal maupun nasional akan diganjar dengan nilai A. Tulisan yang terbit tidak dibatasi, entah esai, karya sastra seperti cerita pendek maupun puisi. Saya awalnya merasa tertantang dengan hal itu, saya kemudian mencoba menulis puisi dan mengirimkannya ke koran lokal Radar Banjarmasin. Alhamdulillah, walau itu percobaan pertama mengirim karya ke koran tetapi langsung diterbitkan. Hal itu kemudian memicu karya-karya lain, entah itu puisi maupun esai. Tulisan saya pun mulai sering diterbitkan, rasa bangga mulai menyeruak. Namun perlahan tapi pasti, kegiatan menulis menjadi bagian dari perjalanan hidup.

Kegiatan menulis itu terus belanjut dari masa mahasiswa hingga menjadi guru. Hingga di suatu hari, tepatnya pada tahun 2017 ketika saya pertama pindah kerja ke SMP Negeri 1 Kandangan,  saya mencoba menginisiasi kegiatan menulis di kalangan guru. Saya memulainya dengan mengajak rekan sejawat untuk menulis buku karena saya melihat banyak rekan belum naik pangkat terutama mereka yang masih bergolongan III, mereka semua terpaku bahwa naik pangkat harus dengan karya ilmiah bernama Penulisan Tindakan Kelas (PTK) padahal ada cara lain untuk naik pangkat, yaitu karya inovatif, salah satunya menerbitkan buku ber-ISBN. Dari hal itu, saya berhasil mengajak satu orang rekan sejawat untuk bersama-sama menulis buku tunggal ber-ISBN. Kami bersepakat bahwa kami harus bisa menyelesaikan satu buku satu tahun. Ketika program kami sukses pada tahun pertama, selanjutnya saya bersama wakil kepala sekolah bidang kesiswaan berinisasi agar proyek Satu Buku Satu Tahun (SaTa SaBu) tidak hanya di kalangan guru tetapi juga diperluas ke kalangan siswa. Akhirnya atas persetujuan Ibu Kepala Sekolah maka kami menambah ekstrakurikuler baru yaitu Menulis Kreatif. Proyek ini akan digadang menjadi proyek tahunan, dimana setiap tahun, siswa yang tergabung di ekstrakurikuler itu akan menerbitkan buku juga. Alhamdulillah, tahun pertama ekstrakurikuler berjalan kami berhasil menggandeng sastrawan nasional, Pratiwi Juliani (Penulis di Emerging Ubud Writer & Reader Festival (UWRF) 2018 menjadi mentor mereka dan di akhir 2018, mereka berhasil menerbitkan buku antologi pertama dan terus berlanjut hingga hari ini dengan menggandeng sastrawan lainnya.

Berikut beberapa hasil karya guru dan siswa yang berhasil diterbitkan:

Itulah beberapa karya yang pernah diterbitkan dalam program SaTa SaBu dan program ini terus berlangsung hingga hari ini sejak tahun 2017.