Tahukah Anda dalam dunia psikologi terdapat cabang ilmu yang dapat memberikan wawasan kepada pendidik dan calon pendidik mengenai cara mengajar?
Ilmu tersebut dinamakan ilmu psikologi belajar. Apa yang membuat ilmu ini penting untuk diketahui oleh calon pendidik? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini!
Pengembangan Cabang Ilmu Psikologi
Psikologi lazim dikenal dengan sebutan ilmu jiwa. Kata “Psikologi” berasal dari Bahasa Inggris “Psychology” yang diadopsi dari dua kata dalam Bahasa Yunani, yakni “Psyche” yang berarti “jiwa” atau “roh” dan “Logos” yang berarti ilmu. Sehingga, secara harfiah psikologi dapat diartikan sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan.
Sebagai suatu keilmuan yang telah berdiri sendiri, psikologi telah banyak diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Seiring berjalannya waktu, timbul berbagai cabang ilmu psikologi yang mengkaji tingkah laku manusia dalam situasi yang lebih khusus, baik untuk tujuan toritis maupun praktis.
Baca juga:
Gebrakan Awal Tahun dari MenPAN RB, Jabatan Guru di Sederhanakan Satu Posisi Saja!
Hal inilah yang menciptakan salah satu cabang psikologi yang mengkaji suatu objek secara khusus, yakni psikologi belajar. Cabang ilmu psikologi ini merupakan bidang studi yang berusaha memahami bagaimana orang belajar dan bagaimana mengatur serta memberikan intervensi dalam pendidikan dapat meningkatkan hasil pembelajaran yang efektif.
Amanat Undang-Undang tentang Tugas Seorang Pendidik
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Pasal 40 Ayat (2) Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, seorang pendidik maupun tenaga kependidikan memiliki kewajiban:
menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;
mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan
memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Tugas seorang pendidik pun semakin diperjelas dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Ayat (1) Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Dua kebijakan ini bisa menjadi alasan untuk pendidik untuk mempelajari psikologi belajar agar meningkatkan partisipasi aktif siswa dan hasil belajar siswa.
Pendidik yang mempelajari psikologi belajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa lebih baik (Canva: Getty Images/ibnjaafar)Minat sebagai Motor Penggerak dalam Proses Belajar
Minat menjadi salah satu faktor utama dalam mencapai atau meraih tujuan. Karena minat yang muncul dalam diri seseorang akan menghasilkan tingkat fokus atau perhatian untuk melakukan kegiatan dengan penuh semangat dalam proses belajar.
Minat bisa menjadi motor penggerak dalam proses belajar agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Jika tidak ada minat, maka sulit bagi seseorang untuk mencapai suatu tujuan belajar.
Minat memiliki pengertian kecenderungan seseorang untuk memusatkan perhatian dan berlaku dengan senang hati terhadap orang, situasi, atau aktivitas yang menjadi fokus dari minat tersebut. Hal ini mengandung makna bahwa dalam minat ada pemusatan perhatian, ada usaha untuk menguasai, mengetahui, mendekati, memiliki suatu objek dengan disertai perasaan senang.
Baca juga:
Mengenal 3 Pilar Konsep Deep Learning dalam Pendidikan
Dalam dunia pendidikan, siswa yang memiliki minat untuk mengikuti proses pembelajaran secara aktif dan senang, dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik ketimbang siswa yang mengikutinya secara pasif. Karena hasil belajar tidak hanya berkutat pada nilai saja, akan tetapi dapat berupa:
dan lain sebagainya yang menuju pada perubahan positif.
Hasil belajar menjadi penunjuk nyata bahwa siswa sebenarnya telah mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari seseorang yang dapat dikatakan dewasa atau masih kurang ilmu pengetahuannya.
Lalu, bagaimana strategi meningkatkan keterlibatan atau keterlibatan serta hasil belajar siswa di kelas dengan ilmu psikologi belajar? Temukan jawabannya dalam webinar nasional berikut ini!
Klik untuk daftar webinar ini
Referensi:
Exploring the Impact of Educational Psychology on Learning Outcomes
Faktor-Faktor Psikologis yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa SMA Hang Tuah 1 Jakarta
Pengaruh Psikologi Belajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Peserta Didik Kelas VIII di SMP Negeri 6 Parepare
The Relationship between Student Learning Interest and Learning Outcomes
Penulis: Eka | Penyunting: Putra