Dunia pendidikan di Indonesia masih menyisakan banyak perdebatan tentang bagaimana seharusnya sistem pendidikan berjalan. Banyak terobosan pemerintah yang dimaksudkan untuk merombak cara belajar hingga kebiasaan para penggerak roda pendidikan guna meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu indikator kualitas pendidikan yang terukur adalah melalui indeks kecakapan literasi. Sangat disayangkan, bahwa negara tercinta masih menduduki peringkat rendah dalam keterampilan tersebut.
Seperti yang telah kita ketahui bersama, Pemerintah telah menunjukkan kesiapan menuju transformasi era digital. Bersama dengan ini, dunia pendidikan mendapatkan tuntutan tanggung jawab lebih besar untuk meningkatkan keterampilan literasi digital yang merupakan indikator daya saing global. Hal ini dikarenakan literasi digital berhubungan erat dengan kemampuan individu menemukan, menganalisa, dan memilah berbagai informasi yang dikumpulkan, guna mengambil suatu keputusan dan pemecahan masalah. Sebagai contoh, fenomena tingginya tingkat kriminalitas kekerasan seksual yang marak terjadi secara online melalui sosial media. Orangtua, guru, dan anak sebagai pengguna media sosial perlu dibekali dengan keterampilan literasi digital guna menghindari potensi menjadi korban.
Perkembangan teknologi yang semakin modern turut menjadi fenomena baru dimana anak usia TK dan SD sudah mampu mengakses smartphone dan aplikasi-aplikasi di dalamnya melebihi orangtua. Perkembangan ini perlu diapresiasi sekaligus waspada terhadap keamanan anak sebagai pengguna. Oleh karena itu, kontinuitas sosialisasi literasi digital tidak hanya terbatas pada level kebermanfaatan, tetapi juga pelatihan (workshop) yang selanjutnya dihubungkan dengan pemanfaatan media digital yang efektif dan kondusif. Besar harapan di masa depan, bahwa dengan upaya Pemerintah pusat, regional, dan institusi pendidikan dalam meningkatkan kemampuan literasi digital, maka akan sebanding pula dengan kenaikan indeks pembangunan manusia.
Berdasarkan pemaparan tersebut, ada beberapa strategi yang perlu dilakukan untuk melatih keterampilan literasi para murid sejak dini yang didasarkan pada hasil asesmen di sekolah dan lingkungan rumah:
- Pengembangan Kurikulum Sekolah
Pelaksanaan kurikulum merdeka mendapatkan apresiasi positif dari tenaga pendidik. Namun, ada beberapa poin penting yang disarankan guna menjadi pertimbangan dalam pengembangan kurikulum panduan. Pertama, definisi keterampilan komponen kognitif dan perilaku perlu dirincikan lebih konkret. Artinya, tidak hanya berupa pengayaan melainkan diwujudkan dalam praktek nyata, baik ditujukan kepada pribadi murid maupun lingkungan sosial. Kebiasaan duduk, mencatat, dan mendengar perlu digantikan dengan mendorong murid berinisiasi dan berinovasi di lingkungan supaya tercapai proses belajar komprehensif yang melatih anak bersikap kritis, aktual, dan menyeluruh. Kedua, institusi pendidikan perlu mendapatkan sosialisasi program kerja pemerintah supaya sinergi dengan program pengajaran yang diberikan. Ketiga, sekolah dan orangtua perlu meningkatkan jalinan komunikasi serta kerjasama yang intensif khususnya dalam pengawasan aktivitas digital murid.
- Mengenalkan Cara Mengakses Situs
Ketersediaan beragam informasi di ruang digital berpotensi mengancam keabsahannya, sehingga tidak cukup hanya mengandalkan satu situs. Merespon masalah ini, ada beberapa strategi pelaksanaan yang akan dijabarkan sebagai berikut. Pertama, input kata kunci (keyword) yang tepat pada mesin pencari. Kedua, memilih situs yang dikelola oleh institusi, lembaga, dan media pers terpercaya. Ketiga, menilai keabsahan data penunjang dalam informasi yang dijabarkan, seperti waktu penerbitan, validitas narasumber, data statistik, bukti jurnal penelitian ilmiah terbaru, peraturan pemerintah terbaru, dan lain sebagainya.
- Menumbuhkan Kesadaran Menjaga Privasi Data
Ancaman terhadap privasi data menjadi poin selanjutnya yang perlu perhatian khusus. Hal ini dikarenakan berbagai informasi yang sengaja atau tidak diberikan dalam lingkup digital akan tersimpan dalam server dan dapat diakses dengan mudah. Oleh karena itu, pengawasan terhadap aktivitas digital anak menjadi hal penting guna menjaga privasi data dan kehidupan sosialnya. Contoh data yang perlu dirahasiakan adalah nama, alamat tempat tinggal, nomor telepon, tempat sekolah, data orangtua / keluarga, dan lain sebagainya.
- Memperbanyak Peluang Diskusi
Peluang diskusi terbuka dengan mengedepankan interdisipliner ilmu bertujuan untuk melatih cara berpikir komprehensif karena inti dari literasi bukan hanya terbatas pada kemampuan baca dan tulis. Pada akhirnya diharapkan dengan terbentuknya forum diskusi, dapat menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengembangkan logical reasoning thinking yang dapat membantunya dalam menganalisa situasi dan informasi dalam lingkup digital. Diskusi dalam lingkup digital berkaitan pula dengan poin nomor dua. Misalnya, akses informasi yang paling sering terjadi adalah dengan saling memberikan komentar di sosial media yang tidak terjamin keabsahannya, sehingga mudah mengakibatkan kegaduhan yang tidak bermanfaat.
Penyunting: Putra