Kurikulum Merdeka dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045 - Guruinovatif.id

Diterbitkan 02 Mei 2023

Kurikulum Merdeka dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Diharapkan dengan menggunakan kurikulum merdeka, peserta didik dapat menghadapi segala tantangan dan bisa mewujudkan Indonesia 2045

Pelatihan Guru

FARAH NABILAH SUUD, M.PD

Kunjungi Profile
5087x
Bagikan

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya mengembangkan kurikulum merdeka dalam mewujudkan Indonesia emas 2045, sebab di Indonesia 2045 ada visi yang mengatakan bahwa transformer dalam pendidikan harus segera diadakan dalam rangka agar peserta didik siap menghadapi tantangan pada Indonesia di 2045. Tujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan kurikulum merdeka dalam rangka mewujudkan Indonesia 2045. Jenis penelitian yang dilakukan adalah library reseach dengan pendekatan kualitatif, Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni historical research atau documentary study. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui penggunaan kurikulum merdeka dan berpusat pada siswa. Siswa-siswa didorong untuk mengaktualisasikan ide-idenya melalui dialog yang teratur, dan mereka juga terbiasa mengartikulasikan atau mempresentasikan keahliannya. Dalam mewujudkan tujuan tersebut, kompetensi guru sangat diperlukan, oleh karenanya guru untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka, guru harus mempersiapkan dengan mengikuti beberapa pelatihan guru, misalnya mengikuti kegiatan seminar atau webinar untuk menigkatkan kompetensi kemampuan guru dalam belajar atau pelatihan in house training, dimana guru mengikuti serangkaian pelatihan yang berkaitan pengimpementasian kurikulum merdeka secara berkala. Pelatihan guru bukan hanya bagi guru yang belum sertifikasi, akan tetapi bagi guru yang sudah sertifikasi pun perlu diadakan webinar mengenai implementasi kurikulum merdeka, supaya bisa digunakan pada praktek proses belajar mengajar. Diharapkan dengan menggunakan kurikulum merdeka, peserta didik dapat menghadapi segala tantangan dan bisa mewujudkan Indonesia 2045.

Kata Kunci: Kurikulum Merdeka, Indonesia Emas 2045, Pelatihan Guru, Pelatihan In House Training, Sertifikasi Guru. 

 

PENDAHULUAN

Seiring pertumbuhan usia bangsa, banyak tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia. Sehingga, perlu adanya adaptasi dan transformasi dalam menyiapkan manusia Indonesia menyambut Indonesia Emas 2045. 

Tantangan yang kita tahu di tengah kebangkrutan moral bangsa, maraknya tindak kekerasan, inkoherensi politisi atas retorika politik, dan perilaku keseharian pendidikan seperti bullying, tawuran, dan lain-lain. Dengan adanya pendidikan karakter dalam suatu kurikulum di sekolah yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan, peserta didik akan menjadi cerdas emosinya (Kasrani, 2018). Memiliki kecerdasan emosi adalah bekal penting bagi peserta didik dalam mempersiapkan masa depan, karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 (Inevianti, 2018).

Dalam rangka menyiapkan Indonesia emas 2045 diperlukan pembangunan pendidikan dalam perspektif masa depan. Keberhasilan dalam membangun pendidikan akan memberikan kontribusi besar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional secara keseluruhan. Pernyataan ini menjelaskan bahwa pendidikan berperan penting untuk menciptakan generasi emas Indonesia. Adapun pendidikan yang berkualitas adalah mengharuskan guru agar mampu mendesain kegiatan pembelajaran yang berkualitas dengan implementasi yang kreatif, inovatif, dan inspiratif untuk menyongsong generasi emas Indonesia Tahun 2045. Guru menjadi salah satu dan yang utama dalam menciptakan keberhasilan sumber daya manusia yang tidak hanya produktif tetapi juga berkarakter (Hamdani et al., 2022). Guru juga harus professional dalam mengembangkan sistem kurikulum sekolah menjadi kurikulum yang fleksibel, dinamis, serta edukatif agar dapat dijadikan sebagai pengalaman belajar, program pembelajaran (Sulaiman, 2022). Salah satunya melalui pengunaan kurikulum merdeka.

Kurikulum merdeka dimaknai sebagai desain pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan tenang, santai, menyenangkan, bebas stres dan bebas tekanan, untuk menunjukkan bakat alaminya. Merdeka belajar berfokus pada kebebasan dan pemikiran kreatif. 

Menurut Yamin & Syahrir (2020) dengan adanya kurikulum merdeka merupakan penataan ulang dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia, mereka mengemukakan bahwa "Pernyataan tersebut dalam rangka menyongsong perubahan dan kemajuan bangsa agar dapat menyesuaikan perubahan zaman”. Begitu juga apa yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim bahwa “Reformasi pendidikan tidak bisa dilakukan semata-mata menggunakan administrasi approach, melainkan harus melakukan culture transformation” (Satriawan et al., 2021). Sejalan juga dengan pendapat bahwa “Konsep merdeka belajar ini kemudian dapat diterima mengingat visi misi pendidikan Indonesia kedepan demi terciptanya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di berbagai bidang kehidupan” (Sibagariang et al., 2021). Dengan adanya kurikulum merdeka diharapkan siswa dapat berkembang sesuai potensi dan kemampuan yang dimiliki karena dengan kurikulum merdeka mendapatkan pembelajaran yang kritis, berkualitas, ekspresif, aplikatif, variative dan progresif. “Serta adanya perubahan kurikulum baru ini diperlukan kerjasama, komitmen yang kuat, kesungguhan dan implementasi nyata dari semua pihak, sehingga profil pelajar pancasila dapat tertanam pada peserta didik” (Fetra Bonita Sari, Risda Amini, 2020). 

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa adanya suatu peran guru dalam menghadapi Indonesia emas di Tahun 2045 dengan pemberian penanaman nilai moral dan karakter yang baik. Seorang guru hendaknya memiliki aturan untuk menjadikan anak agar memiliki karakter yang tertib, bermoral dan beragama (Faiz & Purwati, 2022). Peran guru dalam menghadapi era emas Indonesia Tahun 2045 juga dijelaskan dalam penelitian yang menyatakan bahwa guru berkewajiban untuk mengajarkan, mengembangkan, dan meningkatkan kecerdasan spiritual agama, emosional, karakter, serta integensi anak sejak dini, agar anak dapat berkembang dengan baik dan terarahkan (Purba & Bety, 2022). Penelitian lain juga berpendapat bahwa, di Tahun Indonesia emas 2045, peran guru dibutuhkan dalam pengimplementasian digital teknologi yang positif seperti adanya managemen penggunaan teknologi IT agar terhindar dari kejahatan yang sedang beredar serta berdampak terhadap peningkatan mutualisme pendidikan (Manik, 2022).

Upaya untuk meningkatkan mutualisme pendidikan di sekolah melalui pembuatan rancangan pelatihan untuk guru. Pelatihan guru ini bisa diikuti melalui pelatihan yang dilaksanakan dari pihak luar maupun sekolah yang menyelenggarakan. Penerapan konsep Merdeka Belajar di Sekolah meliputi: mengadakan pelatihan guru IHT (In House Training) untuk seluruh guru di lingkungan sekolah, dengan narasumber adalah guru-guru yang tergabung dalam komite pembelajaran yang telah dilatih oleh para pelatih ahli dari Kemendikbudristek (Nurzila, 2022). Selain mengadakan pelatihan guru, bagi guru yang sudah sertifikasi, sertifikasi guru menjadi hal penting dalam penerapan kurikulum merdeka. Guru yang sudah sertifikasi mempunyai tingkat validitas yang lebih tinggi dibanding guru yang belum. Tingkat validasi bagi guru yang sudah sertfifikasi menunjukkan bahwa guru tersebut memiliki kemampuan dan kualifikasi yang diperlukan untuk mengajar dengan menggunakan kurikulum merdeka, dan dengan validasi sertifikasi guru ini membuat para orang tua memiliki kepercayaan yang lebih bahwa guru tersebut memenuhi standar-standar yang diperlukan untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Akan tetapi, bagi guru yang sudah sertifikasi pun masih harus dibekali pelatihan mengenai webinar implementasi kurikulum merdeka di sekolah, agar praktek pembelajaran lebih inovatif dan kreatif.

Seiring dengan pernyataan diatas, pelaksanaan kurikulum merdeka sangat bergantung pada pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Hal tersebut berjalan dengan hasil penelitian diatas yang menyebutkan bahwa peran guru dibutuhkan dalam pengimplementasian digital dengan penggunaan teknologi IT dalam pembelajaran mereka di kurikulum merdeka. Semoga dengan membangun pendidikan yang berkualitas melalui penggunaan kurikulum meredeka bisa menghadapi tantangan indonesia emas 2045.

 

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni historical research atau documentary study dengan teknik mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan perkembangan topik penelitian melalui berita, dokumen resmi pemerintah, dan sebagainya, yang kemudian dilanjutkan dengan mengompilasi bibliografi rujukan yang berkaitan dengan penelitian yang dikaji (Connaway & Radford, 2017).

 

PEMBAHASAN

Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka Belajar adalah program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang dicanangkan oleh Mendikbud Nadiem Anwar Makarim. Nadiem membuat kebijakan merdeka belajar bukan tanpa alasan. Penelitian Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2019 menunjukkan hasil penilaian pada peserta didik Indonesia hanya menduduki posisi keenam dari bawah. Adapun untuk bidang matematika dan literasi, Indonesia menduduki posisi ke-74 dari 79 Negara (Vhalery, dkk. 2022)

Menurut Nadiem, Kurikulum Merdeka Belajar harus didahului oleh para guru sebelum mereka mengajarkannya kepada peserta didik. Dalam kompetensi guru di tingkat apapun, tanpa ada proses penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan pernah ada pembelajaran yang terjadi (Sabriadi & Wakia, 2021)

Konsep merdeka belajar yang dicanangkan oleh Nadiem Makarim dapat ditarik beberapa poin. Pertama, konsep merdeka belajar merupakan jawaban atas masalah yang dihadapi oleh guru dalam praktik pendidikan. Kedua, guru dikurangi bebannya dalam melaksanakan profesinya. Dilakukan melalui keleluasaan yang merdeka dalam menilai belajar peserta didik dengan berbagai jenis instrumen; merdeka dari pembuatan administrasi yang memberatkan; serta merdeka dari tekanan dan mempolitisasi guru. Ketiga, membuka mata untuk mengetahui lebih banyak kendala apa yang dihadapi oleh guru dalam tugas pembelajaran di sekolah. Mulai dari permasalahan siswa baru, administrasi guru dalam persiapan mengajar, proses pembelajaran, hingga masalah evaluasi seperti USBN-UN. Keempat, guru sebagai garda terdepan dalam membentuk masa depan bangsa melalui proses pembelajaran, maka penting untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih happy di dalam kelas (Ningrum, 2022).

Menurut Khairurrizal, dkk (2022) mengatakan bahwa kelebihan kurikulum merdeka, diantaranya: (1) Lebih sederhana dan mendalam, (2) Lebih merdeka, dan (3). Lebih relevan dan interaktif. Konsep merdeka belajar merupakan konsep yang memberikan kemerdekaan dalam belajar untuk mengusahakan kesiapan lulusan dari sekolah dan perguruan tinggi negeri maupun swasta agar mampu menghadapi perkembangan zaman yang semakin pesat.

Merdeka belajar diartikan sebagai merdeka dalam berpikir, berkarya, serta dapat menghormati atau merespon akan perubahan. Selain itu juga, kurikulum ini hendak mengubah metode belajar yang dilakukan di dalam kelas menjadi kegiatan pembelajaran di luar kelas. Situasi belajar akan terasa lebih nyaman dengan memberikan kesempatan yang lebih besar bagi peserta didik dalam berdiskusi dengan gurunya, bersosialisasi dengan baik, sehingga diharapkan bisa membentuk karakter siswa yang mandiri, berani, cerdik, sopan, beradab, berkompetensi. Kurikulum merdeka juga tidak mematokkan kemampuan dan pengetahuan siswa dari sisi nilai saja akan tetapi dilihat juga dari sikap dan keterampilan siswa di bidang tertentu. Siswa diberikan kebebasan untuk bisa mengembangkan minat dan bakatnya. Dalam konsep kurikulum merdeka belajar, pendidik dan peserta didik secara bersamaan mewujudkan konsep pembelajaran yang lebih aktif dan produktif dalam aktivitas pembelajaran (Mastuti, dkk. 2020).

Indonesia Emas 2045

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada sambutan Peringatan Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei 2012 menyatakan bahwa tema Hari Pendidikan Nasional Tahun 2012 adalah “Bangkitnya Generasi Emas Indonesia”. Karena pada periode tahun 2010 sampai 2035 bangsa kita dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Kuasa potensi sumber daya manusia berupa populasi usia produktif yang jumlahnya luar biasa. Jika kesempatan emas yang baru pertama kalinya terjadi sejak Indonesia merdeka tersebut dapat kita kelola dan manfaatkan dengan baik, populasi usia produktif yang jumlahnya luar biasa tersebut insya Allah akan menjadi bonus demografi (demographic dividend) yang sangat berharga. Di sinilah peran strategis pembangunan bidang pendidikan untuk mewujudkan hal itu menjadi sangat penting. (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2012,Rabu,2 Mei 2012).

Mengapa dikatakan Generasi Emas Indonesia? Karena merupakan generasi penerus bangsa yang pada periode tersebut adalah sangat produktif, sangat berharga dan sangat bernilai, sehingga perlu dikelola dan dimanfaatkan dengan baik agar berkualitas menjadi insan yang berkarakter, insan yang cerdas, dan insan yang kompetitif, serta menjadi bonus demografi. Mengapa berkarakter? Karena karakter menentukan kualitas moral dan arah dari setiap generasi muda dalam mengambil keputusan dan tingkah laku. Karena karakter merupakan bagian integral yang harus dibangun, agar generasi muda sebagai harapan bangsa, sebagai penerus bangsa yang akan menentukan masa depan harus memiliki sikap dan pola pikir yang berlandaskan moral yang kokoh dan benar dalam upaya membangun bangsa.

Pelatihan Guru

Menurut Suwondo, MS (2003) program peningkatan kemampuan profesional guru yang juga perlu mendapat perhatian adalah peningkatan kompetensi melalui diklat dan peningkatan pengalaman melalui program magang atau on the job training di dunia industri/dunia usaha. Idealnya, guru minimal satu kali dalam lima tahun mengikuti program penyegaran atau kompetensi. Hal ini didasarkan pada dua hal. Pertama, agar mereka dapat mengikuti perkembangan IPTEK yang demikian cepat. Kedua, untuk memberikan kesempatan kepada yang bersangkutan agar dapat memenuhi persyaratan angka kredit kenaikan pangkat atau jabatan.

Secara umum tujuan pelatihan guru dinyatakan oleh Moekijat (1993) adalah untuk penambahan pengetahuan, keterampilan, dan perbaikan sikap dari peserta pelatihan. Morse (Tracy, 1974) menyatakan bahwa arah tujuan pelatihan adalah pengembangan penampilan kerja invidu dan pengembangan karir seseorang. Sedangkan Lynton dan Pareek (1978) menyatakan bahwa tujuan dari proses pelatihan ialah perilaku yang efektif dari seseorang yang dalam pekerjaan di dalam organisasi dalam keadaan yang paling sederhana.

Pelatihan In House Training

Peningkatan kompetensi guru dapat dilakukan melalui program pelatihan dalam jabatan (in service training) dan (In House Training). Pelatihan mengandung makna bahwa setelah mengikuti pelatihan guru akan terdorong motivasinya untuk memperbaiki kinerja, cara pembelajaran atau penyegaran ilmu dan informasinya. Pelatihan secara umum (Sikula,1976) diartikan sebagai kegiatan untuk memperbaiki penguasaaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu dalam waktu yang sangat singkat.

Sertifikasi Guru

Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 tahun 2005 dijelaskan bahwa untuk penjaminan mutu dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP), maka dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Kemudian dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ditetapkan bahwa: 

  1. Pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
  2. Kualifikasi akademik guru diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau program diploma IV (D-IV) yang sesuai dengan bidang tugasnya sebagai guru. Sedangkan bagi dosen, kualifikasi akademik minimum adalah pendidikan tinggi program pascasarajana (S2) yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian.
  3. Kompetensi profesi guru sebagai pendidik meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

Pada prinsipnya, menurut Departemen Pendidikan Nasional, Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2008, sertifikasi guru bertujuan untuk: (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan, (3) meningkatkan martabat guru, (4) meningkatkan profesionalitas guru, dan (5) meningkatkan kesejahteraan guru.

 

KESIMPULAN

Menurut Yamin & Syahrir (2020) dengan adanya kurikulum merdeka merupakan penataan ulang dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia, mereka mengemukakan bahwa "Pernyataan tersebut dalam rangka menyongsong perubahan dan kemajuan bangsa agar dapat menyesuaikan perubahan zaman”. Begitu juga apa yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Nadiem Makarim bahwa “Reformasi pendidikan tidak bisa dilakukan semata-mata menggunakan administrasi approach, melainkan harus melakukan culture transformation” (Satriawan et al., 2021). Konsep merdeka belajar merupakan konsep yang memberikan kemerdekaan dalam belajar untuk mengusahakan kesiapan lulusan dari sekolah dan perguruan tinggi negeri maupun swasta agar mampu menghadapi perkembangan zaman yang semakin pesat.

Perkembangan zaman yang sangat pesat ini sehubungan dengan tantangan yang akan mereka hadapi pada Indonesia emas 2045. Peran pendidikan khususnya pada penggunaan kurikulum merdeka di sekolah sangat diperlukan, karena pada implikasi kurikulum meredeka sendiri adalah berpusat pada siswa dalam pembelajarannya.  Berpusat pada siswa disini maksudnya adalah siswa yang berperan aktif dalam pembalajaran bukan guru lagi. Peran guru hanya menjadi fasilitator. 

Guru memerlukan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam praktek pembelajaran. Peningkatan kompetensi guru dilakukan bisa melalui pelatihan guru berupa webinar implementasi kurikulum merdeka, ataupun mengikuti pelatihan in house training, dimana guru harus mengikuti serangkaian pelatihan beberapa hari untuk mendalami dan praktek langsung uji implemtasi kurikulum merdeka. Bagi guru yang sudah sertifikasi pun perlu untuk mengikuti pelatihan ini, karena agar lebih kreatif, inovatif dan memahami karakteristik peserta didik pada zaman modern sekarang ini. 

Pelaksanaan kurikulum merdeka, guru membimbing siswa dalam menjalankan proyek-proyek pembelajaran dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk bekerja secara kolaboratif, mengeksplorasi ide-ide baru, dan mengembangkan kreativitas serta keterampilan mereka, Siswa harus aktif, kreatif, belajar untuk kolaboratif. Siswa harus selalu didukung untuk secara efektif meningkatkan kapasitas mereka dalam pendekatan yang berpusat pada peserta didik. Siswa didorong untuk mengaktualisasikan ide-idenya melalui dialog yang teratur, dan mereka juga terbiasa mengartikulasikan atau mempresentasikan keahliannya. Siswa tidak perlu takut pada proses dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa jika mereka khawatir bahwa guru tidak akan dapat mengontrol seluruh proses. 

Pada akhir pembelajaran, guru harus memberikan evaluasi di setiap praktek pembelajaran di sekolah. Karena untuk mengembangkan kreatifitas dan kemampuan mereka dalam mengajar. Kreatifitas dan inovatif bisa dilakukan guru dalam memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Karena pada kurikulum merdeka, guru ditantang untuk selalu up to date dalam merancang praktek pembelajaran, berinovatif dalam menyiapkan materi pembelajarannya, supaya peserta didik tertarik mengikuti proses pembelajaran berlangsung, sehingga peran guru sangat berpengaruh untuk mewujudkan generasi emas di tahun 2045 mendatang. Generasi yang penuh dengan ide, tantangan, kreatif, inovatif, dan mampu bersaing dalam mewujudkan indonesia emas 2045. 

 

DAFTAR PUSTAKA

Bab IV pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Bab V pasal 46 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Bab IV pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Connaway, L. S., & Radford, M. L. 2017. Research methods in Library and Information Science (6th ed.). Libraries Unlimited.

Departemen Pendidikan Nasional. Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2008: Buku 1. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2008.Faiz, A., & Purwati. 2022. Peran Guru Dalam Pendidikan Moral dan Karakter. JurnalEducationandDevelopment,10(2).https://doi.org/https://doi.org/10.37081/ed.v10i2.3671

Fetra Bonita Sari, Risda Amini, M. 2020. Jurnal basicedu. Jurnal basicedu, 3(2), 524–532. https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/971

Hamdani, et.al. 2022. Inovasi Pendidikan Karakter Dalam Menciptakan Generasi Emas 2045. JPG: Jurnal Pendidikan Guru, Vol. 3, No. 3, Juli, 2022

Inevianti, A. 2018. Penanaman Karakter Pada Anak Usia Dini di Era Post Truth dengan Menggunakan Local Wisdom Untuk Menyongsong Indonesia Emas 2045. Seminar Nasional Pendidikan FKIP UAD, 2(1), 294–297

Kasrani. 2018. Pendidikan, Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi yang Profesional dan Bermartabat Siap Membumilandaskan Revolusi Mental Bagi Peserta Didik Dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045. Jurnal Darussalam, 19(2), 25–34

Khairurrizal, dkk. 2022. Pengembangan Kurikulum Merdeka. CV Literasi Nusantara Abadi. Malang

Lynton, RP, dan Pareek, U.1978. Training for Development

Manik, J. S. 2022. Peran Guru dalam Menjaga E-Safety Peserta Didik di Era Teknologi Digital di Indonesia. Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(4). https://doi.org/https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i4.3085

Mastuti, Rini, and dkk. 2020. TEACHING FROM HOME:Dari Belajar Merdeka Menuju Merdeka Belajar. Medan: Yayasan kita menulis

Moekijat. 1993. Evaluasi Pelatihan Dalam Rangka Peningkatan Produktivitas. Bandung: Penerbit CV Mandar Maju

Ningrum A. S. 2022. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar (Metode Belajar). Prosiding Pendidikan Dasar, Vol.1

Nuh, Muhammad. 2012. Kata Sambutan Menteri Pendidikan dalam Perayaan Hari Pendidikan Nasional 2012. Jakarta: Kemendikbud.

Purba, G. H., & Bety, C. F. 2022. Menyongsong Generasi Indonesia Emas 2045 Melalui Pendidikan Karakter Berbasis ISEQ. Jurnal Kewarganegaraan, 6(2). https://doi.org/https://doi.org/10.31316/jk.v6i2.3642

Sabriadi H. R. dan Wakia N. 2021. Problematika Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Perguruan Tinggi, Adaara: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol.11 No.2.

Sari R. M. 2019. Analisis Kebijakan Merdeka Belajar Sebagai Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan, PRODU: Prokurasi Edukasi Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol.1 No.1 

Satriawan, W., Santika, I. D., Naim, A., Tarbiyah, F., Raya, B., Selatan, L., Timur, L., Bakoman, A., & Panggung, P. 2021. Guru Penggerak Dan Transformasi Sekolah. Al-Idarah: Jurnal Kependidikan Islam Volume, 11(1), 1–12

Sibagariang, D., Sihotang, H., Murniarti, E., & Indonesia, U. K. 2021. Peran Guru Penggerak Dalam Pendidikan. Dinamika Pendidikan, 14(2), 88–99. https://doi.org/https://doi.org/10.51212/jdp.v14i2.53 peran

Sikula, AE.1976. Personnel Administration and Human Resources Management. Santa Barbara: John Wiley & Sons

Sulaiman, 2022. Pengembangan Kurikulum: (Sebagai Peran Guru Profesional). Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 4 Nomor 3 Tahun 2022 Halm 3752 - 3760 EDUKATIF: JURNAL ILMU PENDIDIKAN Research & Learning in Education https://edukatif.org/index.php/edukatif/index

Suwondo. 2003. Guru di Indonesia. Jakarta :Dittendik Dirjen dikdasmen

Tracey, WR.1974. Managing Training and Development System. New York : Amacom.

Vhalery R, dkk. 2022. Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Research and Development Journal of Education, Vol.8 No.1

Yamin Dan Syahrir. 2020. Pembangunan Pendidikan Merdeka Belajar Telaah Metode Pembelajaran Universitas Pendidikan Mandalika. Jurnal Ilmiah Mandala Education: Jurnalilmiah.mandalaeducation,http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/inde x terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019). Vol. 6. No. 1. April 2020.

 

#Guruinovatif, #LombaArtikelS3, #ArtikelGI, #LombaGI


Penyunting: Luqmanul Hakim

 

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

GI Class 83 "Kiat Menulis Best Practice untuk Meningkatkan Profesionalisme"
2 min
Mindset yang Harus Dimiliki Tiap Guru di Abad 21
2 min
Simak Manfaat Metode Pembelajaran Outdoor Learning untuk Mengatasi Kejenuhan Belajar di Kelas
3 min
GI Class #112 | Seni Merumuskan Pertanyaan Pemantik Antara Guru dan Siswa
2 min
Mewujudkan Iklim Pendidikan Inklusif dengan Pendekatan Universal Design for Learning (UDL)
4 min
70 Kepala Sekolah di Yogyakarta Menghadiri Pelatihan School Leader Gathering Executive dari GuruInovatif.id
2 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar