Beberapa waktu yang lalu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) menyatakan akan menyisipkan mata pelajaran coding dan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) ke dalam kurikulum SD pada Tahun Ajaran (TA) 2025-2026 sebagai mata pelajaran pilihan.
Hal ini merupakan sebuah respon dari pesan yang dititipkan oleh Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming kepada Mendikdasmen, agar anak-anak pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mendapatkan pelajaran mengenai coding dan AI.
“Jangan sampai kita kalah dengan India. Karena untuk menuju Indonesia emas kita butuh generasi emas. Kita ingin lebih banyak lagi ahli-ahli coding, ahli-ahli AI, ahli-ahli machine learning, dan lain-lainnya,” ujar Gibran.
Mengenal Konsep Coding pada Anak Sejak Dini
Keputusan pemberian pelajaran coding sejak dini ini tentu mengundang banyak pendapat di berbagai kalangan. Karena secara harfiah coding atau pemrograman memiliki makna berkaitan dengan instruksi-instruksi yang dipahami dan dijalankan oleh komputer.
Sederhananya, coding adalah cara manusia berkomunikasi dengan komputer dengan menciptakan perangkat lunak (software) atau aplikasi yang berguna dalam penyelesaian masalah.
Baca juga:
Kemendikdasmen Luncurkan Program “Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” sebagai Langkah Penguatan Karakter Utama Bangsa
Namun, pengenalan pembelajaran coding pada anak sedini mungkin memiliki makna yang lain berupa, kegiatan yang dapat memberikan stimulasi sejak usia dini terhadap cara anak berpikir, anak berpikir kreatif, sikap bekerjasama dan berkomunikasi anak.
Sehingga, coding sebenarnya bisa diajarkan sedini mungkin, bahkan ketika anak masih berada di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Menurut laman resmi PAUD Pedia, kegiatan coding dapat terbagi menjadi dua jenis, yakni:
1. Plugged coding
Pembelajaran coding yang melibatkan penggunaan komputer atau perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
2. Unplugged coding
Pembelajaran coding yang diterapkan tanpa menggunakan perangkat komputer.
Penerapan pembelajaran coding untuk anak usia dini dapat menerapkan kombinasi dan/atau silih berganti antara pendekatan plugged coding dan unplugged coding. Akan tetapi, keputusan pemilihan pendekatan dalam pembelajaran coding—baik konteks dan muatannya—akan diserahkan kepada satuan/lembaga pendidikan masing-masing.
Pembelajaran coding dapat meningkatkan kemampuan anak (Gambar: Canva/Ibrar Hussain)Manfaat Pembelajaran Coding dalam Tumbuh Kembang Anak
Dalam era modern yang semakin serba digital, coding masih dianggap hal yang tabu untuk diajarkan kepada pelajar bahkan guru yang mengajar di sekolah. Padahal, selain menyiapkan calon ahli IT di masa depan, pembelajaran coding dapat memberikan manfaat lain dalam masa tumbuh kembang anak sebagai berikut:
Meningkatkan keterampilan logika;
Meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah;
Meningkatkan kreativitas;
Membangun rasa kepercayaan diri;
Menanamkan kedisiplinan dan ketelitian;
Meningkatkan kemampuan komunikasi dan kerjasama.
4 Ruang Lingkup Pembelajaran Coding pada PAUD
Dalam laman PAUD Pedia, pembelajaran coding pada jenjang pendidikan PAUD di Indonesia memiliki beberapa ruang lingkup yang akan diintegrasikan melalui 4 bagian sebagai berikut:
1. Integrasi pembelajaran coding dalam KTSP satuan PAUD
Pengintegrasian pembelajaran coding ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dimiliki atau dikembangkan di satuan/lembaga PAUD. Pengintegrasian pembelajaran coding dalam lingkup ini, dapat dilakukan mulai dari visi, misi, tujuan, program pengembangan, muatan, alokasi waktu, dan kalender pendidikan hingga ke berbagai kegiatan pendukung yang relevan.
Baca juga:
Mengasah Keterampilan dan Kreativitas dengan Metode Pembelajaran STEAM
2. Integrasi pembelajaran coding pada pengembangan RPP satuan PAUD
Pengintegrasian pembelajaran coding dapat disisipkan pada pengembangan RPP di satuan/lembaga PAUD. Dalam lingkup ini, pengintegrasian dapat dilakukan mulai dari program semester, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM), dan rencana penilaian hingga ke setiap komponen yang dalam jenis-jenis perencanaan yang digunakan.
3. Integrasi pembelajaran coding pada metode hingga sumber belajar satuan PAUD
Pengintegrasian pembelajaran coding dapat dimasukkan ke dalam metode atau kegiatan, media, dan sumber belajar yang diterapkan di satuan/lembaga PAUD. Pada lingkup ini, pembelajaran coding diintegrasikan dengan kegiatan bermain yang dilakukan anak serta media/bahan/alat main yang digunakan anak. Bahkan saat ini, pembelajaran bisa saja diintegrasikan dengan penerapan pendekatan STEAM, pembelajaran proyek, dan sebagainya.
4. Integrasi pembelajaran coding pada kegiatan dan praktik penilaian satuan PAUD
Pengintegrasian ini dapat dilakukan baik saat menerapkan teknik penilaian, pendokumentasian, maupun dalam penyusunan laporan perkembangan anak.
Mengenalkan coding dalam pendidikan anak sejak dini merupakan langkah strategis untuk masa depan anak. Karena coding dapat membantu anak mengembangkan kemampuan-kemampuan yang akan berguna bagi kehidupan mereka seperti kemampuan berpikir kritis, kreativitas, pemecahan masalah, dan kolaborasi. Coding juga dapat mendorong anak untuk menjadi inovator, pemecah masalah, dan cendekiawan yang mandiri.
Mari bergabung dengan membership GuruInovatif.id untuk memulai langkah maju sedari dini! Pantau juga Instagram GuruInovatif.id untuk dapat mengakses informasi seputar pendidikan hingga pelatihan tenaga didik.
Klik untuk bergabung membership GuruInovatif.id
Referensi:
Arti Coding, Konsep Dasar, dan Manfaatnya untuk Anak
Coding akan Masuk Kurikulum SD, Mengenal Proses Pemrograman Ini
Mengenal Konsep Coding pada Anak Usia Dini
Pengenalan Konsep Coding untuk Anak Menggunakan Game Berbasis Desktop
The Role of Coding in Early Childhood Education
Penulis: Eka | Penyunting: Putra