Jejak Literat Menuju Indonesia Emas 2045 - Guruinovatif.id

Diterbitkan 25 Mei 2023

Jejak Literat Menuju Indonesia Emas 2045

Implementasi Kurikulum Merdeka melahirkan generasi literat. Generasi literat adalah generasi emas Indonesia yang akan mewujudkan Visi Indonesia Emas Indonesia 2045, yaitu menjadi negara berdaulat, maju, adil, dan makmur pada usia 100 tahun kemerdekaan Indonesia.

Dunia Pendidikan

MUASHOFA EFIDA

Kunjungi Profile
1045x
Bagikan

Bagi sebagian orang, kemampuan dalam menulis adalah keren. Begitu pula dengan saya, menulis memiliki prestise tersendiri yang tak usang ditelan zaman. Sekian liter tinta yang pernah tergores di atas kertas akan menjadi karya abadi dan mengalirkan sejuta manfaat selama masih dinikmati pembacanya.

Saya teringat ulama besar Imam Al-Ghazali, beliau berkata “Kalau kau bukan anak raja atau ulama besar, maka menulislah.” Kalimat ini terdengar sederhana namun memiliki makna yang dalam. Apabila dicermati lebih lanjut, menulis akan mampu mengubah peradaban manusia yang bisa membawa suatu negara menuju kemajuan.

Menulis adalah suatu kebutuhan bagi saya, karena ini menjadi bagian dari kontribusi saya untuk kemajuan Indonesia, khususnya di bidang pendidikan. Tidak hanya sebatas itu, sebagai seorang guru, maka saya juga harus bisa menuntun murid saya untuk menjadi generasi literat.

Generasi literat adalah generasi emas Indonesia yang akan mewujudkan Visi Indonesia Emas Indonesia 2045. Mengapa harus generasi literat? Bagaimana realisasinya dalam implementasi kurikulum merdeka di dalam kelas?

 

Kreativitas Dalam Kurikulum Merdeka

Implementasi Kurikulum Merdeka (Sumber: Dokumen Pribadi)

Roda pendidikan di Indonesia berjalan mengikuti kebijakan kurikulum yang sedang dijalankan. Bisa dikatakan bahwa kebijakan kurikulum memiliki dampak terhadap kemajuan negara Indonesia, karena maju tidaknya suatu negara sangat dipengaruhi oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki. Pendidikan menjadi wadah dalam mencetak SDM yang berkualitas.

Saat ini pemerintah menggulirkan Kurikulum Merdeka untuk kemajuan pendidikan nasional. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang mengandung pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Praktik pembelajarannya bisa melalui pembelajaran berdiferensiasi yang memiliki tiga jenis diferensiasi, yaitu konten, proses, dan produk.

Pembelajaran berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka akan memberikan keleluasaan pada guru untuk mendesain pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan murid. Hal ini tentu akan memberikan ruang bagi guru untuk berkreasi dan berinovasi. Murid akan memiliki waktu yang optimal dalam belajar, mengembangkan diri, dan kompetensinya. Pembelajaran tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

Guru yang dibutuhkan adalah guru ber-kurmer (singkatan Kurikulum Merdeka), guru konvensional akan tergerus oleh kurikulum merdeka. Oleh karena itu, institusi sekolah juga memiliki kewajiban dalam mengembangkan kompetensi guru-gurunya. Pengembangan kompetensi profesi guru bisa melalui pelatihan guru, baik yang difasilitasi sekolah, maupun pelatihan di luar sekolah.

Pelatihan yang difasilitasi sekolah yaitu pelatihan In House Training yang bisa dilakukan di liburan akhir tahun sebagai persiapan untuk tahun ajaran baru. Pelatihan bisa terkait Implementasi Kurikulum Merdeka, Model pembelajaran, dan Literasi. Narasumber bisa berasal dari dalam sekolah atau mendatangkan tenaga ahli dari luar.

Selain itu juga, keberadaan sertifikasi guru secara otomatis akan menstimulasi guru untuk menjadi guru ber-kurmer yang kreatif dan inovatif. Sertifikasi guru adalah pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Tentu predikat sertifikasi secara langsung akan mencambuk guru untuk mampu berkreasi dan berinovasi tiada henti.

 

Melahirkan Generasi Literat 

Kreasi dan Inovasi Generasi Literat (Sumber: Dokumen Pribadi)

Bangsa yang besar adalah mereka yang dekat dengan literasi. Mereka ini yang akan mengubah peradaban dunia. Literasi terkait kegiatan membaca, mengolah informasi, dan menyampaikan informasi secara lisan maupun tertulis. Mereka yang terbiasa berliterasi disebut sebagai literat. Guru wajib literat supaya bisa melahirkan generasi literat. 

Sebagai seorang guru, saya mewajibkan diri saya untuk berliterasi. Saya harus konsisten dalam menulis untuk menyampaikan informasi kepada khalayak. Hal ini saya lakukan sebagai bentuk keteladanan kepada murid-murid saya. Di saat saya literat, tentu saya akan dengan mudah untuk mengajak murid-murid saya berliterasi.

Hal kecil yang pernah saya lakukan pada mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan di sudut ruang kelas dalam menciptakan literasi adalah dengan menstimulasi murid-murid supaya peka terhadap permasalahan lingkungan. Mereka saya ajak untuk melihat sekitar dan menemukan permasalahannya. Hal ini mampu menciptakan critical thinking murid.

Permasalahan yang pernah muncul yaitu terkait ketersediaan air bersih dan kondisi tanah yang kurang subur. Mengapa perlu ketersediaan air bersih? Karena manusia setiap hari membutuhkan air yang bersih sehingga butuh persediaan air bersih yang cukup. 

Saat ini banyak tanah yang mengalami alih fungsi, dari lahan tanam menjadi lahan perumahan dan industri. Hal ini berakibat terhadap menurunnya kesuburan tanah, sedangkan lahan pertanian membutuhkan tanah yang subur untuk bercocok tanam.

Murid-murid berkolaborasi dalam kelompok untuk memecahkan masalah lingkungan. Hal ini akan mampu menciptakan kolaborasi dan komunikasi murid. Solusi dalam menyelesaikan permasalahan ketersediaan air bersih yaitu dengan menciptakan alat pemanen air dengan menggunakan konsep kondensasi udara. 

Sementara solusi untuk mengetahui kesuburan tanah sebagai langkah awal dalam bercocok tanam adalah dengan menciptakan alat deteksi kesuburan tanah yang menerapkan prinsip konduktivitas tanah. Kegiatan ini adalah implementasi keberagaman dalam kurikulum merdeka yang mampu menciptakan kreativitas dan inovasi murid.

Kreasi dan inovasi murid sebagai solusi atas permasalahan lingkungan tidak hanya sekedar dituangkan dalam sebuah prototype, namun juga dalam bentuk narasi menjadi sebuah karya tulis yang dibukukan dalam buku antologi essay bertajuk “Goresan Emas Pemuda Indonesia”.

Proyek yang dilakukan murid secara kelompok ini akan menciptakan kompetensi abad 21 murid, yang meliputi critical thinking, collaboration, communication, dan creativity. Mereka yang terbiasa peka lingkungan dan mencari solusi atas permasalahan yang muncul akan menjadi generasi literat.

Tahun 2045 nanti Indonesia akan mengalami bonus demografi, yaitu penduduk terbanyak Indonesia adalah usia produktif. Bonus ini akan dirasakan apabila Indonesia memiliki generasi emas. Generasi literat tak lain adalah generasi emas Indonesia yang akan mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, yaitu menjadi negara berdaulat, maju, adil, dan makmur pada usia 100 tahun kemerdekaan Indonesia.


Kata kunci: Pelatihan Guru, Sertifikasi Guru, dan Pelatihan In House Training.


Penyunting: Putra

3

0

Komentar (3)

KHOLIYAH NINGSIH S,PD

May 30, 2023

Masya Allah ..selalu berkarya ibu

INDAH YULI ASTUTI

May 28, 2023

MasyaaAllah, luar biasa.. lanjutkan untuk terus berkarya bagi anak bangsa

SYAFRIZAL ARIFIN

May 26, 2023

Luar biasa sekali bu .. sangat bermanfaat bagi saya
Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Revolusi Industri 4.0 Bersama Literasi Digital

PUTRI SION TOBING

Sep 09, 2023
1 min
Generasi Emas Indonesia Bukan Fatamorgana
Literasi Budaya: Pemertahanan Budaya Lokal dan Penerapannya dalam Pembelajaran di Sekolah
2 min
Penguatan Literasi Digital Dengan Chromebook di Sekolah Minim Jaringan Internet

Danar Wulan, S.Si

Sep 10, 2023
6 min
Pelaksanaan kurikulum merdeka di kelas
Membangun Generasi Cerdas Digital: Penguatan Literasi Digital Melalui Penggunaan Platform Digital di Lingkungan Pendidikan

BHETA SARI DEWI

Sep 04, 2023
4 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar