Memberi kebebasan dalam berkreasi adalah menjadi hal yang utama dalam pembelajaran Kurikulum Merdeka. Adapun tujuan Merdeka Belajar antara lain untuk memberikan kesempatan yang lebih luas, bagi siswa dalam mengeksplor minat dan bakat masing-masing, sehingga dapat memilih jalur pendidikan yang sesuai. Berdasarkan Permendikbudristek Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Standar Isi Pada TK PAUD SD SMP SMA SMK Sederajad, menyetakan bahwa muatan wajib sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan merupakan muatan wajib yang dimuat dalam kurikulum Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah yang meliputi: a) Pendidikan Agama, b) Pendidikan Pancasila, c) pendidikan Kearganegaraan, d) Bahasa, e) Matematika, f) ilmu pengetahuan alam, g) ilmu pengetahuan sosial, h) seni dan budaya, i) pendidikan jasmani dan olah raga, j) ketrampilan dan kejuruan, k) muatan lokal.

Implementasi Kurikulum Merdeka atau IKM, menggema di seluruh dunia pendidikan Indonesia. Sehingga di setiap sekolah, MGP dan luring maupun daring, tenaga pendidik wajib mengikuti pelatihan. Pemerintah dengan bijaksana menganggarkan dana sebagai penghargaan pejuang pendidik generasi bangsa, yaitu dengan di adakannya sertifikasi. Tentunya melalui tahapan-tahapan yang tidak mudah dan penuh tantangan. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas. Tujuan yang sangat mulia, dengan sertifikasi para guru bisa meningkatkan kualitas dalam mengajar, mengikuti worshop, diklat dan pengembangan diri sejenisnya. Adapun tujuan dari sertifikasi guru antara lain: a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan. c. Meningkatkan martabat guru

Melalui In house training, pelatihan internal sekolah untuk meningkatkan kompetensi Pendidik dan Tenaga Pendidik. Materi IHT yang sedang getol-getolnya di gaungkan oleh dunia pendidikan adalah Implementasi Kurikulum Merdeka dalam membentuk profil pelajar Pancasila "Merdeka Belajar, Merdeka Mengajar. Hal ini sesuai dengan mata pelajaran Prakarya dan Seni, yang termasuk di dalamnya terdapat empat hal yaitu; pengolahan, kerajinan, budidaya dan rekayasa. Adapun di SMA Negeri 16 Semarang kelas X, sangat antusias dalam materi pembuatan kostum dan aksesoris pentas. Seperti penampilan seni tari, selain mengutamakan gerakan, juga mempertimbangkan kostum, properti dan tata rias. Untuk mendukung karakter tokoh yang di perankan. Materi pembelajaran selain untuk kepentingan pencapaian nilai, juga untuk mendatangkan cuan. 

Tahapan membuat aksesoris dan kostum tari, sebagai berikut: 

1. Menentukan tema tarian
2. Memilih bahan dan peralatan 
3. Mendesain atau membuat pola
4. Memotong sesuai desain
5. Merangkai
6. Mengenakan aksesoris dan kostum saat tampil di panggung 

Respon sangat bagus terlihat dari peserta didik. Mereka mengikuti setiap tahapan dengan seksama, hingga mengeksplor dan mencari bahan yang di luar dugaan. Seperti mencari tumbuhan kering di hutan atau di sekitarnya. Benda-benda bekas yang di manfaatkan untuk properti pementasan seni tari. Selain itu juga, menciptakan kreasinya dengan bahan lain. Menonjolkan aksesoris modern, seperti renda-renda, manik-manik, sejenis bahan plastik dan bisa dibeli melalui online. Dengan pertimbangan harga lebih murah, dan di peroleh hasil yang bagus. Sehingga saat di gunakan akan tampak lebih maksimal, bahkan sudah ada yang mulai memesan untuk keperluan pergelaran seni. 

Hal inilah yang nantiya membuka peluang bisnis, meski mereka masih usia sekolah. Akan sangat baik jika lebih diarahkan dan di beri bimbingan. Dengan cara di beri pelatihan yang lebih maksimal, supaya kreativitas karya lebih di akui. Harus ada keberanian untuk memperkenalkan produk, berani bersaing dan mencari event supaya bisa di kenal. Selain mendapat undangan untuk tampil dalam acara-acara, juga bisa menggali tentang rias wajah dan kostum atau aksesoris.

Sebagai guru Prakarya dan Seni, sekaligus pembimbing langsung dalam pembuatan karya, maka PR besar harus ada terobosan dan lebih membangun kemitraan dari pihak luar serta menjalin jiwa kewirausahaan. Di bidang senipun sangat membutuhkan dan kreativitas yang tinggi, khususnya berkaitan dengan hal-hal yang mewadahi keberlangsungan dan kreativitas. Tidak banyak pelaku seni yang kurang gercep dalam membaca peluang ini. Seperti menjalin relasi, kemitraan untuk mewadahi anak-anak yang punya bakat berkesenian. Mengembangkan bidang-bidang seperti; rias, pembuatan kostum sendiri, pembuatan aksesoris pentas, dekorasi panggung dan yang lainnya. 

Butuh keuletan dan ketelatenan dalam merintis bidang ini, hanya anak-anak yang punya kemauan keras dan tidak mudah menyerah yang bisa berhasil di bidang menjanjikan. Tentunya harus ada fasilitator, dalam hal ini adalah guru yang mengarahkan menuju keberhasilan. Keberagaman bakat dan minat, teraktualisasi melalui seni yang membungkusnya. Berkat kepekaan dan kepiawaian dalam mengeksplor sumber daya alam dan manusia, yakinlah akan tercipta generasi emas yang hebat. Siap merubah dunia dengan segala kemampuan yang di miliki masing-masing peserta didik. Selalu optimis dalam memulai hal kebaikan untuk membawa perubahan maksimal. 

Oleh: Yunik Ekowati, M.Pd

SMA Negeri 16 Semarang

#GuruInovatif, #LombaArtikelS3, #ArtikelGI, dan #LombaGI

Penyunting: Putra