ABSTRAK
Tantangan terbesar di era transformasi pendidikan yang semula terdampak oleh Pandemi Covid-19 mulai kembali normal dengan adaptasi baru setelah pandemi. Dunia pendidikan mulai menata kembali pembelajaran tatap muka dengan berbagai masalah baru yang harus dihadapi. Learning loss salah satu masalah yang harus dihilangkan dalam kebiasaan yang baru dengan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Murid yang sudah kehilangan semangat untuk belajar atau kembali ke sekolah membutuhkan penarik atau pendorong untuk memiliki semangat kembali dalam menuntut ilmu di sekolah. Hal ini merupakan salah satu tantangan pendidik untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan di kelas.
Hasil observasi di lapangan dalam pembelajaran PPKn SMP kelas 7C sama halnya dengan mengajar murid pada tingkat SD kelas 4. hal ini karena selama 2 tahun mereka melaksanakan pembelajaran daring dengan berbagai kendala dan ketidaksiapan sistem maupun keadaan pembelajaran. Pembelajaran jarak jauh yang kurang efektif bagi sebagian daerah menyebabkan hilangnya semangat belajar murid karena terlalu asyik dengan gagjet. Murid lebih senang bermain, kurang fokus, sulit diatur dan bergantung pada gagjet/HP. Kondisi tersebut menjadi masalah dalam kelas selain hilangnya semangat belajar dalam diri murid.
Pengembangan pembelajaran dilakukan pendidik untuk dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid. Salah satu pembelajaran yang dikembangkan untuk mengatasi masalah di kelas 7 saat ini, pendidik menerapkan pembelajaran PREKAT CINTA yaitu akronim dari Presentasi Kalender kreatif, Cerdas, Inovatif dan Aktif menjadi pembelajaran yang dikemas dalam pembelajaran diferensiasi yang dikembangkan pendidik.
Pemilihan media kalender sebagai bahan presentasi disini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran diferensiasi. Kalender duduk sebagai bahan presentasi yang dibuat oleh murid dengan berbagai kreativitas mampu mendorong kreatif, cerdas, inovatif dan aktif siswa dalam pembelajaran diferensiasi. Tujuan dilakukannyan penelitian tindakan kelas ini PREKAT CINTA (Presentasi Kalender Kreatif, Cerdas, Inovatif dan Aktif) adalah untuk meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran diferensiasi. Prosedur penelitian tindakan kelas yang digunakan mengacu pada metodologi action research, yaitu(1) perencanaan,(2) implementasi tindakan,(3) pengamatan dan evaluasi,(4) refleksi, yang dilaksanakan dalam 2 siklus.
Hasil penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran diferensiasi menunjukkan indikator PREKAT CINTA yaitu presentasi kalender siswa menunjukkan 85% siswa kreatif, 78% cerdas dan 89% aktif pada siklus I. Hasil penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran diferensiasi pada siklus II menunjukkan indikator PREKAT CINTA yaitu presentasi kalender meningkat 8% menjadi 93% siswa kreatif dalam membuat karya presentasi kalender dengan menggunakan media canva untuk mendesain presentasi, menempel dengan stiker, memberi gradasi warna, foto dan gambar dalam slide presentasinya. Peningkatan ditunjukkan pada indikator cerdas sebesar 7% menjadi 85% terlihat pada penggunaan aplikasi canva dalam medesain, menulis dengan seni. Keaktifan siswa meningkat 10% menjadi 99%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran diferensiasi.
Dalam penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa PREKAT CINTA dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran diferensiasi pada mata pelajaran PPKn kelas VIIC SMPN 1 Kraksaan Tahun Pelajaran 2022/2023.
Kata Kunci : PREKATCINTA (Presentasi Kalender Kreatif, Cerdas, Inovatif, Aktif), Kreativitas, pembelajaran diferensiasi
PENDAHULUAN
Kurikulum Merdeka dengan pembelajaran diferensiasi yang berpihak pada murid menjadi paradigma baru yang dapat dikembangkan oleh pendidik. Dalam pembelajaran diferensiasi, pendidik dapat memetakan murid dalam 3 hal yaitu berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajar atau gaya belajarnya. Tujuan pemetaan murid nantinya menjadi acuan guru dalam mengembangkan pembelajaran yang berpihak pada murid. Berdasarkan kesiapan belajarnya, pendidik dapat mengetahui kemampuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan melalui tes kemampuan awal. Berdasarkan minatnya pendidik dapat mengemas pembelajaran sesuai minat murid melalui kegiatan atau diferensiasi proses. Berdasarkan gaya belajarnya, pendidik dapat memfasilitasi pembelajaran dengan berbagai media pembelajaran seperti video, gambar atau foto, poster, infografis dan masih banyak media nyata yang dapat ditunjukkan langsung kepada murid.
Dampak Learning Loss dalam pembelajaran dikelas menjadi tantangan dunia pendidikan untuk membangun karakter bangsa. Dunia maya anak mulai mengimajinasi. Berbagai tokoh menjadi gambaran hidup, hal ini menjadi tantangan berat bagi pendidik dalam menumbuhkan karakter profil pelajar Pancasila. Dimana 6 dimensi profil pelajar Pancasila diantaranya beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia, berkebhinnekaan global, gotong royong, mandiri, kreatif dan bernalar kritis. Sebagai pemimpin pembelajaran, guru menjadi contoh teladan yang baik dalam menuntun laku murid agar dapat diterima di masyarakat dan mendapatkan kebagaiaan yang setinggi tingginya sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara, “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”.
Tujuan pembelajaran diferensiasi adalah untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa dengan memetakan berdasarkan kesiapan belajar, minat dan gaya belajar atau profil belajarnya. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar murid. Ciri-ciri atau kerakteristik pembelajaran berdiferensiasi antara lain; lingkungan belajar mengundang murid untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas efektif.
Pembelajaran diferensiasi pada mata pelajaran PPKn tentunya memfasilitasi kegiatan belajar murid dengan melihat gaya belajar, minat dan kesiapan belajar. Melalui pembelajaran diferensiasi konten, proses dan produk salah satunya dengan PREKAT CINTA (Presentasi Kalender Kreatif, Cerdas, Inovatif, Aktif) untuk meningkatkan kreativitas siswa. Kreativitas dalam KBBI diartikan sebagai kemampuan untuk mencipta; daya cipta. Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru berupa gagasan maupun karya nyata yang belum pernah ada, dalam bentuk baru maupun kombinasi dengan hal-hal tersedia, seperti dikutip dari Pengelolaan Pembelajaran Teoretis dan Praktis oleh Saifuddin, M.Ag.
Seseorang yang mengembangkan kreativitasnya terus-menerus akan menjadi orang yang inovatif. Orang ini juga berpotensi untuk menjadi seorang inovator. Inovatif adalah kemampuan untuk melakukan inovasi, yaitu memperkenalkan hal-hal baru atau temuan baru dari yang sudah ada atau sudah dikenal sebelumnya. Sebuah hal yang inovatif harus bermanfaat bagi si inovator atau orang lain. Sesuatu yang inovatif setidaknya memenuhi tiga syarat, yaitu baru, berbeda dari yang sudah ada, dan bermanfaat bagi inovatornya atau orang lain, seperti dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi Jilid 1 untuk SMP dan MTS Kelas VII oleh Drs. Deliarnov, M.Sc.
Dunia pendidikan memerlukan inovasi untuk terus berkembang dan dapat mengikuti perkembangan bidang lainnya. Inovasi dalam dunia pendidikan harus terukur dan terus meningkat pada level yang lebih baik. Untuk mencapai hal itu diperlukan. Strategi inovasi pendidikan terdiri dari empat macam, yaitu strategi fasilitas, strategi pendidikan, strategi bujukan, dan strategi paksaan (Syafaruddin, Asrul, Mesiono, 2012, p. 31).
Inovasi merupakan suatu proses yang akan terus terjadi karena melibatkan beberapa faktor yang berasal dari dalam diri manusia atau dari luar diri manusia. Faktor dari dalam diri manusia berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan untuk meningkatkan potensi yang dimiliki dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Faktor dari luar diri manusia berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan manusia. Interaksi kedua faktor tersebut menyebabkan adanya inovasi yang terus berlangsung. Pendidikan menjadi sarana untuk membentuk manusia menjadi pribadi yang siap dengan tantangan zaman, sehingga pendidikan harus dapat mengakomodir perubahan zaman (Kadi & Awwaliyah, 2017, p. 153). Sehingga dapat disimpulkan bahwa inovasi dalam dunia pendidikan merupakan suatu keharusan.
#GuruInovatif, #LombaArtikelS3, #ArtikelGI, #LombaGI
Penyunting: Luqmanul Hakim