Sabtu, 30 November 2024, GuruInovatif.id menyelenggarakan webinar nasional, yaitu Innovation School Leaders and Teachers Forum (ISLTF) yang ke-59 edisi Spesial Peringatan Hari Guru Nasional. Sebagai bentuk dukungan dan apresiasi terhadap seluruh guru di Indonesia yang sudah berjasa dalam meningkatkan kualitas generasi bangsa, maka GuruInovatif.id menyediakan wadah untuk para guru dapat belajar sekaligus berdiskusi melalui kegiatan ini.
Topik yang dibawakan dalam webinar ini adalah “Ekosistem Pembelajaran Inovatif: Peran Pendidik dalam Mengintegrasikan Teknologi dan Budaya Lokal untuk Mewujudkan Pendidikan Berkelanjutan Menuju SDGs 2030.” Pembahasan terkait materi ini ditujukan untuk para guru agar dapat lebih memahami mengenai optimalisasi pembelajaran yang berupa perkenalan akan budaya lokal dengan berbasis teknologi.
Acara ini dibuka dengan sambutan yang diberikan oleh Williams Rahaditama, M.Acc. (Co-Founder of GuruInovatif.id) dan dilanjutkan dengan sambutan hangat juga oleh Dr. Drs. Rachmadi Widdiharto, M.A. (Direktur Guru Pendidikan Dasar, Ditjen GTK Kemendikdasmen). Keduanya kompak menyampaikan rasa hormat dan apresiasi terhadap seluruh guru di Indonesia yang telah mengerahkan tenaga serta usaha untuk terus dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Upaya Transformasi Pendidikan untuk SDGs 2030 Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi yang dibagikan oleh Jatnika Hermawan, Ph.D., selaku Penanggung Jawab Transformasi Digital Direktorat Guru Pendidikan Dasar (Dikdas) Direktorat Jenderal (Ditjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen).
Pada kesempatan ini, Jatnika membuka pematerian dengan menginformasikan problema yang sedang terjadi di seluruh dunia, seperti perubahan iklim yang ekstrim, peperangan dan perpecahan, hingga keterpurukan ekonomi. Oleh karena itu, Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan mulai disahkan pada tahun 2015 sebagai langkah untuk menyelesaikan problema dunia dan mentransformasikan bumi menjadi lebih baik.
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) kemudian menjadikan SDGs ini sebagai agenda yang akan dilaksanakan hingga 2030. Dalam agenda tersebut, terdapat 17 tujuan serta 169 target yang harus dilaksanakan oleh seluruh negara yang menjadi bagian dari PBB. Salah satu poin dalam agenda ini berkaitan dengan menciptakan pendidikan berkualitas.
Indonesia sendiri merupakan salah satu bagian dari 193 negara di PBB yang sudah berkomitmen untuk mengimplementasikan SDGs hingga tahun 2030, terutama dalam memperjuangkan pendidikan yang berkualitas. Sebagai langkah untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, terdapat beberapa tujuan-tujuan yang akan dilaksanakan, yaitu:
Pendidikan dasar dan menengah gratis;
Akses yang sama terhadap pendidikan anak usia dini yang berkualitas;
Akses yang sama ke pendidikan teknis, kejuruan, dan pendidikan tinggi;
Tingkatkan jumlah dengan keterampilan yang relevan untuk kesuksesan finansial;
Hilangkan semua diskriminasi dalam pendidikan;
Literasi dan numerasi universal;
Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan kewarganegaraan global;
Membangun dan meningkatkan sekolah inklusif dan aman;
Memperluas beasiswa pendidikan tinggi untuk negara-negara berkembang;
Meningkatkan pasokan guru yang berkualitas di negara-negara berkembang.
Sebagai langkah awal untuk mewujudkan hal ini, Mendikdasmen RI, Prof. Abdul Mu’Ti menyatakan bahwa visi besar Kemendikdasmen RI periode ini adalah mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua. Visi ini pun dilaksanakan sebagai langkah untuk menciptakan bangsa yang cerdas dan maju. Dalam praktiknya, nantinya Mendikdasmen akan membagi program-program ke dalam dua bagian, yaitu:
1. Pendidikan bermutu Program-program yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di antaranya adalah:
Sarana & prasarana yang memadai;
Pendidik dan tenaga didik yang kompeten dan sejahtera;
Lingkungan sosial dan budaya yang mendukung;
Pola pembelajaran yang adaptif dan bermakna.
2. Pendidikan untuk semua Program-program yang mengambil bagian dalam hal ini berfokus pada keadilan dan pemerataan sistem pendidikan, seperti:
Pemerataan layanan pendidikan;
Pembiayaan pendidikan afirmatif;
Penyediaan layanan pendidikan inklusif;
Pengembangan talenta unggul.
Sebagai langkah untuk memenuhi agenda SDGs 2030, Kemdikdasmen sudah menetapkan dan berkomitmen untuk melaksanakan 6 program prioritas. Anda dapat memahami lebih dalam mengenai keenam program ini dengan menyimak artikel ini!
Contoh Pola Pembelajaran Berbasis Teknologi Untuk dapat membantu pemerintah dalam mencapai keberhasilan agenda ini, maka keterlibatan pendidik memiliki peran penting dan utama dalam proses pengupayaan. Salah satunya adalah dengan mengusahakan pola pendidikan yang berbasis teknologi untuk pembelajaran yang inovatif. Hal ini dapat dilakukan dengan:
1. Menggunakan teknologi sebagai alat pendukung Pendidik diharapkan untuk dapat memanfaatkan software edukasi, platform e-learning , aplikasi interaktif, serta simulasi virtual untuk meningkatkan akses dan efektivitas pembelajaran.
2. Menciptakan konten lokal berbasis digital Untuk mendukung pembelajaran yang interaktif dan menarik serta menunjang pembelajaran budaya lokal, maka guru diharapkan untuk dapat mengembangkan bahan ajar budaya lokal yang berbasis digital, seperti video, podcast , dan e-book .
3. Mengadopsi pendekatan blended learning Meski guru diharapkan untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran, namun pembelajaran secara tatap muka dan berinteraksi secara langsung juga tetap dibutuhkan. Maka dari itu, guru diharapkan dapat melakukan blended learning, kombinasi luring dan daring. Guru juga dapat tetap memanfaatkan teknologi sembari melakukan pembelajaran tatap muka.
4. Membuat jejaring antar pendidik dan komunitas Selain menerapkan pembelajaran yang berbasis teknologi, guru juga diharapkan dapat membangun relasi dengan sesama pendidik, baik di dalam sekolah maupun antar sekolah. Hal ini bertujuan agar pendidik dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman seputar pembelajaran berbasis teknologi.
Optimalisasi Pembelajaran Budaya Lokal Berbasis Teknologi Setelah pemaparan materi mengenai agenda pendidikan dalam SDGs 2030, sesi kemudian dilanjutkan dengan membahas lebih mendalam mengenai salah satu poin program yang ada di dalam agenda ini, yaitu pembelajaran berbasis teknologi untuk memperkenalkan budaya lokal. Sesi ini mengundang 3 trainer GuruInovatif.id yang berpengalaman pada bidangnya, yaitu Anita Jojor, M.Pd., Agus Supramono, S.Pd., Gr., M.Pd., dan Noralia Purwa Yunita, M.Pd.
Pada sesi ini para trainer sekaligus guru ini menjabarkan pandangannya masing-masing terkait penggunaan teknologi dalam memperkenalkan budaya lokal. Agus sempat menyatakan bahwa hal yang perlu dipahami oleh guru sebelum menerapkan pembelajaran ini adalah mengenali karakteristik anak. Penting bagi guru untuk memahami daya tangkap siswa dan membaginya menjadi beberapa kategori (high level, medium level, dan low level ).
Setelah itu, guru baru dapat memantapkan metode seperti apa yang efektif untuk siswa-siswa dari masing-masing kelompok. Untuk anak-anak yang memiliki daya tangkap dan pemahaman pada high level , guru sudah dapat menggunakan virtual reality atau augmented reality dalam pembelajaran mengenai budaya lokal. Namun, untuk siswa di kategori medium to low level , guru dapat menyertakan penggunaan teknologi dan media konvensional untuk memberikan pemahaman secara mendalam terhadap siswa.
Hal ini kemudian dikonfirmasi serta diperjelas oleh Noralia. Ia menyatakan bahwa untuk mempermudah proses pembelajaran pada kelompok-kelompok murid ini, maka saat ini guru dituntut untuk melakukan pola pembelajaran yang terdiferensiasi. Namun, satu kesamaan yang dapat diterapkan dalam mempermudah proses pembelajaran siswa adalah guru diharapkan untuk dapat memulai pengajaran terkait budaya lokal dengan mengangkat isu-isu yang dekat dengan murid, seperti kondisi dan kebiasaan lingkungan yang murid sudah akrab dengan hal tersebut.
Dengan begitu, guru dapat lebih mudah untuk memasukkan pemahaman-pemahaman mengenai budaya lokal. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan seni saja, tetapi dapat juga berkaitan dengan etika dan moral di lingkungan.
Dalam eksekusinya, tentu tetap terdapat beberapa kendala yang mungkin dapat terjadi, seperti:
1. Akses teknologi yang kurang memadai Beberapa wilayah memiliki kendala akan akses teknologi yang kurang memadai dan hal ini tentu menjadi tantangan besar tersendiri. Namun, masalah ini dapat dipecahkan dengan kreativitas guru untuk membuat media pembelajaran yang tetap menggunakan teknologi, tetapi tidak melalui digital saja. Contohnya dengan mengajak anak murid untuk berkreasi dengan alat-alat dan bahan-bahan yang mudah didapatkan, seperti tanaman hidroponik.
2. Kurangnya kecakapan siswa dalam memanfaatkan teknologi Terkadang, guru dapat menemukan siswa yang kurang bijaksana dan cakap dalam memanfaatkan teknologi karena siswa bisa saja mempersepsikan bahwa gawai hanya digunakan untuk bermain game atau media sosial. Dalam menghadapi hal ini, peran kepemimpinan digital guru digunakan. Guru harus terus mengawasi siswa selama pembelajaran dalam menggunakan gawai. Selain itu, guru juga harus memperkenalkan siswa produk-produk lain dari teknologi yang dapat berpengaruh pada proses pembelajaran, seperti Canva, Quizziz, e-book , dan lain-lain.
3. Kompetensi guru yang belum memadai Untuk mampu menerapkan pembelajaran yang berbasis teknologi, guru tentu harus memiliki kompetensi kepemimpinan digital. Hal ini bertujuan untuk dapat mengawasi dan mengoptimalisasi pengggunaan teknologi saat proses belajar-mengajar. Maka dari itu, untuk dapat memenuhi kompetensi ini, guru diharuskan untuk mengikuti pelatihan yang berfokus pada penerapan dan pemanfaatan teknologi.
GuruInovatif.id menjadi jawaban atas kebutuhan Anda yang tengah mencari platform yang tepat untuk meningkatkan kemampuan mendidik. GuruInovatif.id menyediakan berbagai kelas, workshop, hingga webinar yang dapat membantu Anda untuk menjadi tenaga didik yang berkualitas dan kompeten dengan hanya langkah sederhana, yaitu pemanfaatan teknologi online .
Segera bergabung dengan membership GuruInovatif.id untuk memulai langkah maju sedari dini! Pantau juga Instagram GuruInovatif.id untuk dapat mengakses informasi seputar pendidikan hingga pelatihan tenaga didik.
Klik untuk bergabung dengan membership GuruInovatif.id
Penulis: Audrey Abigail | Penyunting: Putra