Konon katanya, guru-guru muda itu berjiwa bebas, idealis, perfeksionis, dan ambisius. Masih terpaku proses sinkronisasi teori di perkuliahan dengan praktik mengajar yang sebenarnya. Loh kalau begitu, apakah guru muda yang seiring berjalannya waktu menjadi guru senior nantinya akan kehilangan label yang disematkan di awal mereka terjun mengajar tersebut?
Bisa dibilang tahun pertama mengajar adalah masa orientasi seorang guru. Mereka harus siap dengan perintah satu arah dan kritikan tajam. Mereka harus bersabas dengan “first impression” rekan kerja yang beberapa tak sesuai kenyataan. Beberapa akan diujicoba dengan diamanahi tanggung jawab.
Yang dirindukan, mengajar di tahun pertama masih menjadi pekerjaan penuh waktu – Full time. Fokus hanya tertuju pada kegiatan belajar mengajar (KBM) dan murid. Dua poin ini menjadi prioritas tanpa harus mengesampingkan hal lainnya. Guru mempersiapkan proses transfer ilmu dengan sepenuh hati. Murid tidak akan kehilangan sosok pengajar yang ‘menduakan’ pekerjaannya.
Setelah setahun terlewati menjadi guru, masa ujicoba berganti menjadi pembagian peran. Fokus terbagi dan murid dengan sengaja atau tidak, mereka akan dituntut lebih mandiri. Adanya tugas tambahan bagi seorang guru seringkali menjadi alasan dibalik KBM yang kurang maksimal. Disini seolah-olah menjadi guru hanyalah pekerjaan paruh waktu – Part time. Murid harus legowo dengan fakta bahwa guru ‘menduakan’ tugas utamanya.
Menjadi guru Full time X Part time, mana yang lebih baik? Tidak ada yang lebih buruk selagi guru dan murid masih menjaga hubungan timbal balik diantara keduanya. Merdeka belajar akan sangat membantu menjembatani dinding pembatas yang terjadi. Tugas tambahan dilaksanakan secara profesional, tugas utama mengajar berjalan dengan baik.
Sedang membayangkan diadakannya survei kepada para guru dengan waktu mengajar lebih dari 5 tahun. Kira-kira bagaimana ya hasilnya? Apakah para pendidik ini terindikasi makin mencintai profesinya sebagai guru, ‘witing tresno jalaran soko kulino’ awalnya hanya coba-coba berakhir dengan terbiasa, atau ada yang hanya sebatas menggugurkan kewajiban mendapatkan nominal gaji?