Bapak/Ibu pasti pernah menemui peserta didik yang tiba-tiba bingung dan jenuh karena tidak antusias dengan materi yang diajarkan. Atau, peserta didik yang bahkan sampai menangis karena tidak bisa menjawab soal matematika dengan benar dan lain-lain. Secara tidak langsung, apa yang Bapak/Ibu temui tersebut erat kaitannya dengan penilaian dan evaluasi kemampuan peserta didik dalam pembelajaran.
Kemampuan belajar setiap anak memang berbeda-beda satu sama lain. Keterbedaan tersebut bukan sebuah kekurangan melainkan kekhasan masing-masing peserta didik. Adanya keterbedaan atas karakteristik tersebut menuntut tenaga pendidik agar dapat mengajar dengan pendekatan yang berbeda-beda kepada setiap peserta didik. Seorang tenaga pendidik harus menyesuaikan iklim pembelajaran agar materi ajar tersampaikan dengan optimal.
Sebagai upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengetahui emosi, psikologi, dan mental masing-masing peserta didik. Komponen-komponen tersebut terikat dalam satu bingkai ilmu yang disebut psikologi pendidikan.
Apa itu Psikologi Pendidikan? Istilah psikologi pendidikan terdiri dari dua lingkup ilmu pengetahuan, yaitu psikologi dan pendidikan. Secara etimologis, psikologi berasal dari kata âpsycheâ yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan âlogos â yang berarti ilmu. Dengan demikian, psikologi dapat dipahami sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan kata pendidikan merujuk pada sebuah tindakan menuntut ilmu yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman lebih terkait bidang-bidang disiplin ilmu.
Dengan demikian, apakah yang dimaksud dengan psikologi pendidikan?
Sebelum masuk kepada definisi yang rigid, Bapak/Ibu perlu mengetahui terlebih dahulu bahwa ilmu psikologi pendidikan terdiri atas lima ruang lingkup besar yaitu, fase pengenalan psikologi pendidikan, proses perkembangan siswa, teori-teori dan praktik belajar, manajemen kelas, serta penilaian dan evaluasi pembelajaran.
Setiap Peserta Didik Memiliki Emosi Berbeda-Beda (Sumber: Canva) Berdasarkan kelima ruang lingkup tersebut dapat dipahami bahwa psikologi pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi, dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
Secara teoritis, para ahli sepakat bahwa ilmu psikologi pendidikan beranjak dari lima aliran pemikiran utama yaitu sebagai berikut.
1. Perspektif Behaviorisme Teori Behaviorisme, atau dikenal juga dengan behavioristik berfokus pada proses belajar siswa yang terjadi dari adanya hubungan erat antara stimulus dan respons. Dalam pembelajaran, penerapan teori ini berupa ungkapan pujian dan motivasi kepada siswa.
2. Perspektif Kognitif Pendekatan kognitif berusaha untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja peserta didik dalam pembelajaran seperti daya ingat, emosi, tingkat percaya diri, dan motivasi. Psikologi kognitif bertujuan untuk memahami bagaimana peserta didik berpikir, belajar, mengingat, dan memecahkan masalah untuk topik tertentu.
3. Perspektif Konstruktivisme Pendekatan konstruktivisme merupakan kolaborasi antara pengalaman peserta didik dan upaya pemaknaan dari apa yang telah ia alami. Konstruktivisme melihat relasi antara pengaruh sosial dan budaya yang mempengaruhi cara peserta didik belajar. Dalam pembelajaran, penerapan dari pemahaman ini terwujud dengan cara memberikan ruang kepada peserta didik untuk menyampaikan apa yang telah dipelajari menggunakan bahasa mereka sendiri.
4. Perspektif Eksperiensial Teori eksperiensial merupakan proses pembelajaran siswa dapat terjadi secara spontan melalui penemuan dan partisipasi aktif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Perspektif ini menekankan bahwa pengalaman hidup peserta didik memengaruhi bagaimana mereka memahami materi ajar tertentu.
5. Perspektif Konstruktivisme Sosial Pendekatan budaya dalam pembelajaran mempengaruhi perkembangan siswa. Oleh karena itu, melakukan pengkajian terhadap latar belakang kebudayaan merupakan aspek fundamental untuk memilih konteks pembelajaran yang paling efektif dalam pembelajaran.
Urgensi Psikologi Pendidikan untuk Tenaga Pendidik Psikologi dan pendidikan merupakan dua ilmu yang memiliki relasi tak terbantahkan. Keduanya mengisi ruang-ruang kosong dalam pembelajaran yang berkaitan dengan interaksi antara tenaga pendidik dan peserta didik. Sebagai gambaran, penyusunan kurikulum, pengembangan metode ajar, sistem penilaian, dan layanan bimbingan konseling merupakan program-program yang berlandaskan pada ilmu psikologi.
Interaksi masif yang terjadi dalam kelas menuntut adanya kedekatan dua arah antara tenaga pendidik dan peserta didik. Kedekatan tersebut diwujudkan dengan adanya pemahaman secara menyeluruh satu sama lain berkaitan dengan psikologi, emosi, minat, dan pendekatan budaya. Pemahaman secara menyeluruh tersebut merupakan arti penting dari psikologi pendidikan karena dapat mewujudkan kompetensi pedagogik tenaga pendidik.
Berdasarkan pengertian tersebut maka pemahaman terhadap psikologi pendidikan merupakan urgensi utama bagi Bapak/Ibu sekalian. Berikut kami uraikan lima manfaat dan pentingnya psikologi pendidikan bagi Bapak/Ibu. Simak penjelasan sampai akhir ya!
1. Mempermudah Memilih Metode Pembelajaran Terbaik Dengan memahami psikologis peserta didik dengan baik, Bapak/Ibu dapat memilih pendekatan paling efisien agar materi ajar tersampaikan secara menyeluruh. Aspek psikologi pendidikan sangat penting karena berkaitan dengan kemampuan Bapak/Ibu mengontrol suasana kelas yang sesuai dengan rancangan pembelajaran.
Tenaga Pendidik Memilih Metode Pembelajaran Terbaik dalam Pembelajaran (Sumber: Canva) 2. Memberikan Motivasi kepada Peserta Didik Bapak/Ibu merupakan fasilitator utama bagi peserta didik. Dengan mengetahui minat, bakat, kecerdasan, dan potensi yang dimiliki peserta didik maka Bapak/Ibu dapat dengan mudah memberikan arahan perihal rencana-rencana keberlanjutan untuk mereka. Komunikasi interpersonal akan memberikan kehangatan, keakraban, dan keharmonisan dalam kelas.
3. Menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif, Tertata, dan Harmonis Kelas yang kondusif, terencana, dan harmonis merupakan implementasi dari pemahaman Bapak/Ibu perihal psikologi pendidikan. Mulailah dengan pendekatan secara budaya dan sosial, pelajari nilai-nilai dan norma sensitif yang harus dihindari selama pembelajaran. Selain itu, posisikanlah Bapak/Ibu sebagai orang tua mereka sebagaimana saat di rumah. Buatlah rencana-rencana yang dapat membuat kelas menjadi kondusif. Pendekatan tersebut dapat membuat peserta didik nyaman dan senang dalam setiap pertemuan.
Suasana Pembelajaran Harmonis dan Kondusif (Sumber: Canva) 4. Mempermudah Penilaian Hasil Pembelajaran Tolok ukur pendidikan terfokus pada hasil penilaian ujian dan kuis-kuis peserta didik. Namun, ada satu aspek yang seringkali terlewatkan yaitu aspek psikologi pendidikan. Padahal, aspek tersebut dapat memberikan indikator penilaian yang lebih adil berkaitan dengan teknis penilaian, prinsip-prinsip penilaian, dan teknik-teknik penilaian yang akurat. Akurasi pemilihan indikator tersebut tidak hanya mempermudah Bapak/Ibu memberikan penilaian tetapi juga membantu Bapak/Ibu dalam memahami peserta didik secara menyeluruh.
5. Menciptakan Suasana Kelas yang Interaktif, Kreatif, dan Inovatif Pemahaman tenaga pendidik terhadap psikologi peserta didik dapat membentuk pribadi Bapak/Ibu yang lebih arif dan bijak. Bapak/Ibu dapat menjadi pribadi yang empati, menyenangkan, dan disegani oleh peserta didik. Oleh karena itu, psikologi pendidikan sangat bermanfaat bagi semua civitas akademika. Mengetahui psikologi pendidikan tidak hanya membuat Bapak/Ibu baik sebagai tenaga pendidik, tetapi jauh lebih fundamental yaitu pada diri Bapak/Ibu sendiri.
Siswa Berkomunikasi Satu Sama Lain dalam Pembelajaran (Sumber: Canva) Suasana hati yang baik, hangat, dan menyenangkan dapat membuat peserta didik merasa terlibat dalam pembelajaran. Keterlibatan mereka tersebutlah yang mendorong semangat dan motivasi peserta didik dalam pembelajaran. Implementasi yang strategis untuk mewujudkan suasana kelas yang interaktif, kreatif, dan inovatif.
Nah, itulah 5 Manfaat psikologi pendidikan bagi tenaga pendidik.
Perwujudan terhadap psikologi pendidikan merupakan luaran dari artikel ini. Setelah memahami apa itu psikologi pendidikan, ruang lingkup, dan manfaatnya, Bapak/Ibu diharapkan dapat menjadi lebih semangat, peka, dan sistematis dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas dan efektif. Maju terus pendidikan Indonesia!
Owh ya! salah satu langkah yang dapat Bapak/Ibu lakukan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam pembelajaran adalah dengan menjadi Member Premium Guru Inovatif. Selain harganya yang sangat bersahabat, fitur-fitur dan event yang ditawarkan juga relevan dengan kebutuhan Bapak/Ibu dalam pembelajaran. Oleh karena itu, jangan ragu, jangan segan, klink Link Pendaftaran sekarang juga! Selamat belajar bersama-sama!