Saya adalah seorang guru bahasa Arab di Pondok Pesantren Darul Arqam Garut. Pondok pesantren ini telah berdiri sejak tahun 1978 M dan telah melahirkan alumni-alumni berprestasi dan masih dipilih oleh banyak santri sebagai tempat belajar. Oleh sebab itu menjadi guru di pondok pesantren ini adalah sebuah kesempatan berharga yang tidak boleh disia-siakan.
Proses pendidikan di pondok pesantren ini memiliki keunikan tersendiri sekaligus menjadi tantangan bagi seluruh guru yang mengajar di sana. Proses pembelajaran dimulai pada pukul 05:00 sampai pukul 21:00. Tepat setelah shalat shubuh berjamaâah santri sudah harus memakai seragam dan masuk ke kelas. Mata pelajaran yang dipelajari di setiap tingkatan kelasnya berjumlah 26-31 mata pelajaran.
Padatnya jadwal kegiatan belajar mengajar di pondok pesantren ini membuat santri mudah merasa jenuh. Kejenuhan santri terlihat dari menurunnya motivasi belajar yang cukup signifikan seperti enggan masuk ke kelas dan mencari aktivitas lain yang menyenangkan di luar kelas.
Oleh sebab itu sebagai guru yang memiliki otoritas penuh dalam mengelola proses pembelajaran di kelas saya mengubah sistem pembelajaran dengan sistem yang lebih menarik yaitu sistem game based learning . Sistem tersebut merupakan salah satu mindset guru abad 21 yang tujuan utamanya untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga tidak membuat santri jenuh.
Amalee (2020) dalam Buku Kurikulum Pendidik Abad 21 menegaskan bahwa game based learning adalah menggamifikasi kurikulum menjadi sebuah petualangan atau upaya mengemas sebuah sistem pembelajaran menjadi sistem permainan. Berikut adalah perbedaan antara sistem pembelajaran biasa dan sistem game based learning .
Sistem Pembelajaran Biasa Sistem Game Based Learning Resource Kurikulum, jadwal pelajaran, silabus, buku pelajaran Journey, misi, quest, boardgame, flash card Role Siswa sebagai pembelajar, guru sebagai pengajar Siswa sebagai pemain, guru sebagai game master Relation Guru â Siswa Game master â player Rule Belajar, mengerjakan tugas Menyelesaikan misi, mengerjakan quest Result Nilai hasil ujian Skor dan portofolio
Berdasarkan panduan tersebut, sistem pembelajaran bahasa Arab diubah menjadi petualangan/journey yang bertema keliling dunia. Santri akan mengunjungi negara Mesir, Maroko, Yordania, Palestina, Saudi Arabia, & UAE dalam satu tahun pembelajaran.
Tema keliling dunia dipilih dalam rangka mendukung visi pondok pesantren untuk melahirkan santri yang berdaya saing internasional dan berharap bahasa Arab akan menjadi salah satu bekal bagi santri agar mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi utama dunia. Selain itu tujuan pembelajaran bahasa Arab yang dibuat oleh pondok pesantren menekankan pada kemampuan komunikasi secara lisan maka maharah altakallum (kemahiran berbicara) menjadi tujuan utama pada pelaksanaan sistem game based learning ini.
Pelaksanaan sistem game based learning
Pada pelaksanaan sistem game based learning terdapat tujuh tahap yang harus dilakukan oleh guru. Amalee (2020) menegaskan bahwa tujuh langkah dalam menyiapkan misi adalah menentukan tujuan, membangun cerita, membuat pengukuran, menyiapkan alat bantu, menentukan standar kurikulum, membuat quest (tantangan)dan membuat lesson plan (materi/pelajaran baru).
Tahapan pertama adalah menentukan tujuan. Tujuan pembelajaran bahasa Arab pada sistem game based learning ini adalah santri mampu menceritakan kembali secara lisan proses perjalanan mereka ke berbagai negara yang dikunjunginya menggunakan bahasa Arab.
Selanjutnya cerita yang dibangun adalah cerita tentang santri yang akan mengelilingi dunia. Saya memulai pembelajaran dengan bercerita sekaligus memotivasi seluruh santri bahwa semua santri yang berada di kelas ini adalah santri terbaik, tidak ada santri yang pintar dan bodoh. Semua santri akan mengelilingi dunia dengan misi utama mencari informasi tentang universitas terbaik di negara-negara yang akan dikunjungi. Seluruh santri harus menyiapkan berbagai keperluan yang dibutuhkan seperti paspor, visa, tiket pesawat, uang, dsb.
Pembuatan paspor menjadi misi pertama dalam pembelajaran ini. Paspor akan dimiliki seluruh santri saat mereka mampu menyelesaikan tantangan yang dikemas dalam bentuk permainan. Permainan tersebut diberi nama pulpen perkenalan. Setelah seluruh santri dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil, saya akan memberikan pulpen kepada santri yang mampu menjawab pertanyaan. Kemudian santri tersebut harus memperkenalkan diri dengan menggunakan bahasa Arab. Perkenalan tersebut mencakup nama, negara yang ingin dikunjungi dan profesi yang dicita-citakan. Pada dasarnya ketika santri melakukan permainan ini mereka sedang mempelajari materi baru berupa kosa kata mengenai profesi dalam bahasa Arab. Apabila santri tersebut berhasil memperkenalkan diri, maka saya akan memberikan tanda tangan pada jurnal perjalanan mereka sebagai tanda sudah memiliki paspor.
Selanjutnya, alat ukur keberhasilan pembelajaran ini adalah membuat jurnal perjalanan. Jurnal tersebut berisi berbagai macam misi dan tantangan yang harus diselesaikan oleh santri. Setiap misi dan tantangan yang terdapat pada jurnal tersebut harus diarahkan kepada tujuan utama yang menekankan pada maharah altakallum (kemahiran berbicara) karena pada akhir pembelajaran santri harus mampu menceritakan kembali secara lisan proses perjalanan mereka dengan menggunakan bahasa Arab. Terakhir, alat bantu yang digunakan pada misi ini adalah pulpen, jurnal perjalanan, mata uang asing dan paspor.
Sistem game based learning ini bisa menjadi pilihan bagi semua guru mata pelajaran apapun. Sistem ini akan menciptakan kreatifitas guru dalam membangun suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga membuat santri antusias dalam mengikuti pembelajaran. Antusiasme santri akan terlihat dari motivasi belajar yang meningkat seperti aktif dan berpartispasi di kelas dan tidak sabar untuk mengikuti proses pembelajaran di pertemuan selanjutnya.
Jurnal perjalanan tantangan pertama
Beberapa santri yang telah menyelesaikan tantangan pembuatan paspor
Paspor & tiket pesawat sebagai alat bantu pembelajaran
Berbagai macam mata uang asing sebagai alat bantu pembelajaran