Perjalanan menjadi pendidik PAUD dari tahun 2005 menjadikan saya mengenal beberapa tipe guru PAUD Laki-laki, antara lain:
Tipe 1
Guru PAUD Laki-laki sebagai guru ekstra kurikuler, misalnya mengajar mengaji, menggambar, musik, olahraga atau seni lainnya. Jadwal kedatangan ke sekolah hanya seminggu sekali dengan durasi satu-dua jam.
Tipe 2
Guru PAUD Laki-laki sebagai tenaga kependidikan, misalnya staf tata usaha, staf perpustakaan/pustakawan, tenaga keamanan/satpam dan pramubakti (pembantu sekolah). Mereka hadir setiap hari di sekolah, bahkan sering juga dilibatkan dalam pembelajaran.
Tipe 3
Guru PAUD Laki-laki sebagai guru kelas. Tipe ini sudah diberi tanggungjawab penuh untuk mengelola kelas. Hadir setiap hari di kelas bersama murid.
Tulisan ini dilatarbelakangi oleh maraknya pemberitaan fenomena perilaku penyimpangan seksual disekitar kita.
Saya meyakini bahwa salah satu cara agar fitrah seksualitas anak usia dini berkembang secara normal adalah dengan menghadirkan sosok guru PAUD Laki-laki di kelas. Untuk itu salah satu faktor memilih lembaga PAUD bagi anak adalah adanya guru Laki-laki.
Bagi pihak lembaga PAUD, dapat mengoptimalkan peran Tipe 1 dan 2 dalam pembelajaran. Misalnya dengan memberikan peran ketika pembelajaran sentra bermain peran. Tentu lebih diutamakan menghadirkan Tipe 3, agar murid melihat setiap saat sosok gurunya di kelas.
Proses penerimaan sebagai guru juga perlu mempertimbangkan beberapa hal, selain akademik penting juga faktor psikologis dan penampilan calon guru. Psikologis bisa meminta bantuan tenaga psikolog untuk melakukan asesmen. Untuk penampilan dapat dari gerak tubuh atau cara bicara/intonasi suara. Hal ini untuk memastikan agar sosok guru Laki-laki benar kelaki-lakiannya.
Lembaga PAUD kamu ada guru Laki-lakinya kan.