Berbicara tentang kesehatan mental, erat kaitannya dengan kondisi emosi, kejiwaan dan psikis seseorang. Masalah kesehatan mental bisa mengubah cara seseorang dalam mengatasi stress, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri (https://www.halodoc.com/kesehatan/kesehatan-mental)
Bagaimana dengan profesi Guru, apakah harus memiliki kesehatan mental? Jawabannya secara mutlak, iya Harus. Mengapa begitu? Sederhananya saja, karena Guru akan bertemu anak didiknya yang berbeda karakter, pola pikir, gaya belajar dan perbedaan mendasar lainnya yang harus diatasi oleh Guru sesuai dengan kebutuhan Belajar Anak didiknya. Ketika menjadi Guru mentalnya kurang sehat bagaimana bisa mengarahkan, membimbing dan “memperbaiki” anak didiknya. Apalagi saat ini, di era generasi strawberry yang memiliki sifat ceria, heboh namun rapuh dan mudah menyerah, Maka kita sebagai Guru wajib menjaga kesehatan mental.
Namun Guru juga manusia biasa, kadang Mental Guru juga tidak sedang baik-baik saja. Lantas, apakah ketika sedang “sakit” Guru bolos saja mengajar? Jelas hal tersebut malah membuat citra Guru terkesan tidak profesional. Lalu apa yang harus dilakukan? Minimal sehari sebelum mengajar, Guru harus memastikan jiwanya sehat dan dapat menciptakan kebahagiaan untuk dirinya. Tidak ada jawaban yang pasti bagaimana cara seorang Guru bisa menciptakan kebahagiaan untuk dirinya, karena setiap Guru punya caranya masing-masing. Ada yang cukup berdiam diri di rumah dengan membaca buku, menonton film di Bioskop, menghabiskan waktu dengan keluarga tercinta, atau bahkan beristirahat seharian saat akhir pekan. Jadi, Ciptakan Kebahagiaan Kita Terlebih dahulu sebagai Guru, maka ketika tiba waktu mengajar dan bertemu anak didik kita, Kebahagiaan Guru akan diterima dengan baik dan tulus oleh anak didik kita. Gestur, Materi dan apapun yang tampak dari Guru akan masuk pada anak didik dengan mudah. Kemudian, anak didik kita akan nyaman untuk belajar, berdiskusi dan bercerita dengan kita.
Sebaliknya, ketika Guru sedang tidak bahagia, walaupun sekuat apapun Guru tersebut berpura-pura bahagia, maka anak didik juga akan terdampak. Mereka menjadi tidak semangat dan “ogah-ogahan” untuk belajar. Dikutip dari https://www.halodoc.com/kesehatan/kesehatan-mental, Terdapat beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk merawat Kesehatan Mental agar tercipta kebahagiaan diri, antara lain :
- Melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif secara fisik
- Membantu orang lain dengan tulus
- Membiasakan berpikir positif
- Menjaga hubungan baik dengan orang lain
- Memastikan tubuh mendapatkan cukup waktu untuk istirahat
- Mencari bantuan professional jika memang diperlukan.
Seringkali sebagai Guru, kita mengeluhkan anak didik yang malas-malasan belajar, kurangnya motivasi, tidak menghargai Guru, dan lain sebagainya. Maka orang pertama yang harus berefleksi adalah Guru itu sendiri. Sudahkah kita memiliki semangat untuk bertemu anak didik kita? sudahkah kita memotivasi diri kita untuk tidak berhenti belajar? Sudahkah kita menghargai diri dengan mengembangkan ketrampilan yang bermanfaat? Sudahkah kita bahagia dan siap mengajarkan hal baru untuk anak didik kita? Jika Kesehatan Mental kita baik-baik saja, maka kita sudah tahu jawabannya. Semoga Bermanfaat.
Selamat Hari Guru, Semoga Bahagia dan Mental yang sehat selalu membersamai dalam mendidik anak didik kita yang sudah menantikan kehadiran kita untuk mengajar -PDA-
Penyunting: Putra