Menjaga Keseimbangan Kesehatan Mental Guru di Tengah Perubahan Kurikulum - Guruinovatif.id: Platform Online Learning Bersertifikat untuk Guru

Diterbitkan 28 Nov 2023

Menjaga Keseimbangan Kesehatan Mental Guru di Tengah Perubahan Kurikulum

Artikel ini memberikan wawasan yang berharga tentang pentingnya mendukung kesehatan mental guru dalam menghadapi dinamika perubahan kurikulum, dengan mengusulkan solusi konkrit untuk mencapai keseimbangan yang optimal.

Seputar Guru

Emir Ghiffari Ramadhan

Kunjungi Profile
1077x
Bagikan

Menjaga Keseimbangan Kesehatan Mental Guru di Tengah Perubahan Kurikulum

Taufik Amin, S.Pd.

SMP Negeri 14 Binjai

taufikbobamin@gmail.com

Abstrak

Kesehatan mental guru memiliki peran krusial dalam keberhasilan proses pendidikan. Artikel ini mengkaji dampak perubahan kurikulum terhadap keseimbangan kesehatan mental guru. Penelitian menunjukkan bahwa perubahan kurikulum dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan perasaan tidak memadai pada guru. Langkah-langkah untuk menjaga kesehatan mental guru melibatkan dukungan emosional dan profesional, pelatihan stres, dan peningkatan komunikasi. Pentingnya kesehatan mental guru tergambar dalam kontribusinya terhadap kualitas pembelajaran, hubungan dengan peserta didik, dan produktivitas kerja. Beberapa cara menjaga kesehatan mental termasuk pola hidup sehat, manajemen stres, hubungan sosial positif, dan dukungan profesional.

Kata Kunci: Kesehatan Mental, Perubahan Kurikulum, Kualitas Pembelajaran

Abstract

Mental health of teachers plays a crucial role in the success of the educational process. This article examines the impact of curriculum change on the mental health balance of teachers. Research shows that curriculum change can cause stress, anxiety, and feelings of inadequacy in teachers. Steps to maintain the mental health of teachers involve emotional and professional support, stress training, and improved communication. The importance of teacher mental health is reflected in its contribution to the quality of learning, relationships with students, and work productivity. Some ways to maintain mental health include healthy lifestyle, stress management, positive social relationships, and professional support.

Keywords: Mental Health, Curriculum Change, Quality of Learning

PENDAHULUAN

Peran guru sebagai tenaga pendidik profesional memiliki tanggung jawab yang besar dalam pembentukan karakter dan intelektual generasi penerus bangsa. Namun, di tengah tuntutan profesi yang semakin kompleks, guru juga menghadapi berbagai tantangan yang dapat memengaruhi keseimbangan kesehatan mental mereka. Salah satu tantangan yang dihadapi guru adalah perubahan kurikulum yang sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Perubahan kurikulum bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Namun, perubahan yang terlalu sering dan mendadak dapat memberikan tekanan psikologis bagi guru. Guru dituntut untuk menguasai kurikulum baru dalam waktu yang singkat, sementara mereka juga harus beradaptasi dengan metode pembelajaran yang baru. Hal ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi pada guru.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa perubahan kurikulum berdampak negatif pada keseimbangan kesehatan mental guru. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan bahwa guru yang mengalami perubahan kurikulum lebih rentan mengalami stres, kecemasan, dan kelelahan dibandingkan guru yang tidak mengalami perubahan kurikulum (Brown et al., 2012). Penelitian lain di Inggris menemukan bahwa perubahan kurikulum menyebabkan guru merasa kewalahan, tidak kompeten, dan terisolasi (Day et al., 2009).

Dampak negatif perubahan kurikulum terhadap keseimbangan kesehatan mental guru tidak hanya terjadi di negara maju, tetapi juga di negara berkembang. Sebuah penelitian di Indonesia menemukan bahwa guru yang mengalami perubahan kurikulum lebih rentan mengalami stres dan burnout dibandingkan guru yang tidak mengalami perubahan kurikulum (Agustian et al., 2019).

Keseimbangan kesehatan mental guru sangat penting untuk menunjang efektivitas proses pembelajaran. Guru yang sehat mental akan lebih produktif, kreatif, dan mampu membangun hubungan yang positif dengan siswa. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga keseimbangan kesehatan mental guru di tengah perubahan kurikulum.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga keseimbangan kesehatan mental guru di tengah perubahan kurikulum, antara lain:

  1. Memberikan dukungan emosional dan profesional kepada guru selama proses perubahan kurikulum.
  2. Memberikan pelatihan kepada guru untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam mengelola stres dan adaptasi terhadap perubahan.
  3. Meningkatkan komunikasi antara guru, kepala sekolah, dan pembuat kebijakan pendidikan untuk memastikan bahwa perubahan kurikulum dilakukan secara bertahap dan dengan mempertimbangkan kesejahteraan guru.

Dengan menjaga keseimbangan kesehatan mental guru, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pendahuluan di atas, rumusan masalah dalam artikel ini adalah “Bagaimana menjaga keseimbangan kesehatan mental guru di tengah perubahan kurikulum?”

PEMBAHASAN

Kesehatan Mental

1. Pengertian Kesehatan Mental

Dalam buku Mental Hygiene, Kesehatan mental berkaitan dengan beberapa hal. Pertama, bagaimana seseorang memikirkan, merasakan dan menjalani keseharian dalam kehidupan; Kedua, bagaimana seseorang memandang diri sendiri dan orang lain; dan Ketiga, bagaimana seseorang mengevaluasi berbagai alternatif solusi dan bagaimana mengambil keputusan terhadap keadaan yang dihadapi (Yusuf 2011).

Kesehatan   mental  merujuk   pada kesehatan seluruh aspek perkembangan seseorang, baik fisik maupun psikis. Kesehatan mental juga meliputi upaya-upaya dalam mengatasi stress, ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri, bagaimana berhubungan dengan orang lain, serta berkaitan dengan pengambilan keputusan.

Kesehatan mental tiap individu berbeda dan mengalami dinamisasi dalam perkembangannya. Karena pada hakitkatnya manusia dihadapkan pada kondisi dimana ia harus menyelesaikannya dengan beragam alternatif pemecahannya. Adakalanya, tidak sedikit orang yang pada waktu tertentu mengalami masalah-masalah kesehatan mental dalam kehidupannya.

Menurut Daradjat, kesehatan mental merupakan keharmonisan dalam kehidupan yang terwujud antara fungsi-fungsi jiwa, kemampuan menghadapi problematika yang dihadapi, serta mampu merasakan kebahagiaan dan kemampuan dirinya secara positif (Daradjat 1988).

Selanjutnya ia menekankan   bahwa   kesehatan  mental adalah kondisi dimana individu terhindar dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala penyakit jiwa (psychose).

Menurut H.C. Witherington, permasalahan kesehatan mental menyangkut pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat lapangan psikologi, kedokteran, psikiatri, biologi, sosoilogi, dan agama. Kesehatan mental adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip-prinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan rohani. Orang yang sehat mentalnya ialah orang yang dalam rohani atau dalam hatinya selalu merasa tenang, aman, tenteram (Jalaluddin 2015). Pengertian lainnya tentang kesehatan mental, yakni terwujudnya keserasian yang sesungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri dan lingkungannya berlandaskan keimanan dan ketaqwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia dunia dan akhirat (Hasneli 2014).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah suatu kondisi seseorang yang memungkinkan berkembangnya semua aspek perkembangan, baik fisik, intelektual, dan emosional yang optimal serta selaras dengan perkembangan orang lain, sehingga selanjutnya mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Gejala jiwa atau fungsi jiwa seperti pikiran, perasaan, kemauan, sikap, persepsi, pandangan dan keyakinan hidup harus saling berkoordinasi satu sama lain, sehingga muncul keharmonisan yang terhindar dari segala perasaan ragu, gundah, gelisah dan konflik batin (pertentangan pada diri individu itu sendiri).

2. Pengertian Kesehatan Mental Bagi Guru.

Pengertian kesehatan mental bagi guru dapat didefinisikan sebagai berikut:1) Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan mental bagi guru adalah kondisi kesejahteraan yang memungkinkan guru untuk menyadari kemampuannya sendiri, mengatasi tekanan kehidupan normal, bekerja secara produktif, dan berkontribusi pada masyarakat. 2) Menurut American Psychological Association (APA), kesehatan mental bagi guru adalah kondisi yang ditandai dengan kesejahteraan emosional dan psikologis. Guru yang memiliki kesehatan mental yang baik dapat berpikir jernih, mengelola emosi dengan baik, dan berperilaku adaptif. 3) Menurut Sarwono (2012), kesehatan mental bagi guru adalah kondisi atau keadaan guru sehingga ia akan terhindar dari gangguan kejiwaan atau neurosis dan penyakit kejiwaan.

3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kesehatan Mental Guru

Ada berbagai faktor yang dapat memengaruhi kesehatan mental guru, antara lain:

a. Faktor pribadi.

Faktor pribadi, seperti kepribadian, pengalaman hidup, dan kondisi kesehatan fisik, dapat memengaruhi kesehatan mental guru.

b. Faktor pekerjaan.

Faktor pekerjaan, seperti beban kerja, tuntutan pekerjaan, dan iklim kerja, juga dapat memengaruhi kesehatan mental guru.

c. Faktor sosial.

Faktor sosial, seperti dukungan sosial, hubungan interpersonal, dan stres kehidupan sehari-hari, juga dapat memengaruhi kesehatan mental guru.

Karakteristik Kesehatan Mental Guru yang Baik

Guru yang memiliki kesehatan mental yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut:

Mampu berpikir jernih

Guru yang memiliki kesehatan mental yang baik dapat berpikir jernih dan rasional. Ia dapat membuat keputusan yang tepat dan memecahkan masalah secara efektif.

Mampu mengelola emosi dengan baik.

Guru yang memiliki kesehatan mental yang baik dapat mengelola emosinya dengan baik. Ia dapat mengekspresikan emosinya secara sehat dan mengendalikan emosi negatifnya.

Berperilaku adaptif.

Guru yang memiliki kesehatan mental yang baik dapat berperilaku adaptif. Ia dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan tantangan dalam pekerjaannya.

Mampu menjalin hubungan yang positif.

Guru yang memiliki kesehatan mental yang baik dapat menjalin hubungan yang positif dengan peserta didik, rekan kerja, dan orang tua peserta didik.

Pentingnya Kesehatan Mental Bagi Guru

Kesehatan mental bagi guru sangat penting karena dapat memberikan berbagai manfaat, antara lain:

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran

Guru yang memiliki kesehatan mental yang baik dapat memberikan pembelajaran yang lebih berkualitas. Ia dapat berpikir jernih dan kreatif, sehingga dapat mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan menarik.

b. Meningkatkan hubungan dengan peserta didik

Guru yang memiliki kesehatan mental yang baik dapat membangun hubungan yang lebih positif dengan peserta didik. Ia dapat memahami kebutuhan dan karakteristik peserta didik, sehingga dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

c. Meningkatkan produktivitas kerja

Guru yang memiliki kesehatan mental yang baik dapat lebih produktif dalam bekerja. Ia dapat fokus dan berkonsentrasi dengan baik, sehingga dapat menyelesaikan tugas dengan lebih baik.

Cara Menjaga Kesehatan Mental Bagi Guru

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menjaga kesehatan mentalnya, antara lain:

Menjaga pola hidup sehat

Guru perlu menjaga pola hidup sehat, seperti pola makan sehat, pola tidur yang cukup, dan aktivitas fisik yang teratur. Pola hidup sehat dapat membantu guru untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Mengelola stres 

Guru perlu mengelola stres secara efektif. Stres dapat menjadi faktor yang dapat mengganggu kesehatan mental guru. Ada berbagai cara untuk mengelola stres, seperti teknik relaksasi, olahraga, dan meditasi.

Membangun hubungan sosial yang positif

Guru perlu membangun hubungan sosial yang positif dengan rekan kerja, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Hubungan sosial yang positif dapat memberikan dukungan sosial yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan mental.

Mendapatkan dukungan profesional

Jika guru mengalami gangguan kesehatan mental, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Terapis dapat membantu guru mengatasi gangguan kesehatan mental dan meningkatkan kesehatan mentalnya.

Kesimpulannya kesehatan mental bagi guru merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Guru yang memiliki kesehatan mental yang baik dapat memberikan pembelajaran yang berkualitas dan meningkatkan kesejahteraan dirinya. Oleh karena itu, guru perlu menjaga kesehatan mentalnya dengan menerapkan pola hidup sehat, mengelola stres secara efektif, membangun hubungan sosial yang positif, dan mendapatkan dukungan profesional jika dibutuhkan.

Pengertian Perubahan Kurikulum

Secara akademis, kurikulum setidaknya mencakup empat komponen utama: 1) Tujuan-tujuan pendidikan yang ingin dicapai. 2) Pengetahuan, ilmu-ilmu, data-data, aktivitas-aktivitas dan pengalaman dari mana-mana. 3) Metode dan cara-cara mengajar dan bimbingan yang diikuti para siswa untuk mendorong mereka kepada yang diinginkan dan tujuan-tujuan yang dirancang. 4) Metode dan cara penilaian yang digunakan dalam mengukur dan menilai hasil proses pendidikan yang dirancang dalam kurikulum (Langgulung, 2003:176).

Kaitannya dengan perubahan kurikulum, Soetopo dan Soemanto (1991: 38) menyatakan bahwa suatu kurikulum disebut mengalami perubahan bila terdapat adanya perbedaan dalam satu atau lebih komponen kurikulum antara dua periode tertentu, yang disebabkan oleh adanya usaha yang disengaja. Sedangkan menurut Nasution (2009: 252), perubahan kurikulum mengenai tujuan maupun alat-alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan itu. Mengubah kurikulum sering berarti turut mengubah manusia, yaitu guru, pembina pendidikan, dan mereka-mereka yang mengasuh pendidikan. Itu sebab perubahan kurikulum dianggap sebagai perubahan sosial, suatu social change. Perubahan kurikulum juga disebut pembaharuan atau inovasi kurikulum.

Dari defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan kurikulum berarti adanya perbedaan dalam satu atau lebih komponen kurikulum antara periode tertentu, yang disebabkan oleh adanya usaha yang disengaja.mengubah semua yang terlibat di dalamnya, yaitu guru, siswa, kepala sekolah, pemilik sekolah, juga orang tua dan masyarakat umumnya yang berkepentingan dalam pendidikan.

Keterkaitan Antara Kesehatan Mental Guru dan Perubahan Kurikulum

Kesehatan mental merupakan aspek penting dari kesejahteraan secara keseluruhan, dan memainkan peran penting dalam keberhasilan proses pendidikan. Guru dengan kesehatan mental yang baik lebih siap untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada siswanya. Namun, perubahan kurikulum dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental guru, menyebabkan stres, perasaan tidak memadai, dan kelelahan. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan langkah-langkah untuk menjaga kesehatan mental guru di tengah perubahan kurikulum.

Perubahan kurikulum dapat menjadi tantangan bagi guru, terutama bagi mereka yang tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut. Permintaan konstan untuk mempelajari hal-hal baru dan mengikuti kurikulum yang berkembang dapat memicu stres, kecemasan, dan gangguan tidur. Selain itu, guru mungkin mengalami perasaan tidak memadai jika mereka menganggap diri mereka tidak siap untuk memenuhi persyaratan kurikulum baru. Ketidakpercayaan diri ini dapat mengurangi motivasi dan antusiasme mereka untuk mengajar.

Untuk mengurangi dampak negatif perubahan kurikulum terhadap kesehatan mental guru, diperlukan pendekatan yang komprehensif. Pertama, pemerintah dan masyarakat harus mengakui pentingnya kesejahteraan mental guru dan menyediakan sistem pendukung, seperti pelatihan dan konseling, untuk membantu mereka mengatasi tuntutan perubahan kurikulum. Kedua, guru harus didorong untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka melalui berbagai jalur, termasuk lokakarya, seminar, dan sumber daya online. Terakhir, sekolah harus menciptakan lingkungan kerja yang mendukung yang mempromosikan komunikasi terbuka, kolaborasi, dan pengakuan atas upaya guru.

Dengan memprioritaskan kesehatan mental guru, kita dapat memastikan bahwa mereka tetap tangguh dan efektif dalam menghadapi perubahan kurikulum. Tenaga pengajar yang sehat dan didukung sangat penting untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan membina generasi pembelajar berikutnya.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental guru merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena dapat berdampak terhadap keberhasilan proses pendidikan. Perubahan kurikulum dapat menjadi tantangan bagi guru, terutama bagi mereka yang belum memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai untuk menghadapi perubahan tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk menjaga kesehatan mental guru di tengah perubahan kurikulum.

PENUTUP

  1. Simpulan

Kesehatan mental guru memiliki peran krusial dalam keberhasilan proses pendidikan, namun perubahan kurikulum dapat menjadi tantangan serius yang berpotensi merugikan keseimbangan kesehatan mental mereka. Dampak negatif tersebut mencakup stres, kecemasan, dan perasaan tidak memadai. Oleh karena itu, penting untuk mengimplementasikan langkah-langkah konkret guna menjaga kesehatan mental guru di tengah perubahan kurikulum.

Langkah-langkah tersebut melibatkan dukungan emosional dan profesional selama proses perubahan kurikulum, pelatihan untuk meningkatkan keterampilan mengelola stres dan beradaptasi terhadap perubahan, serta peningkatan komunikasi antara guru, kepala sekolah, dan pembuat kebijakan pendidikan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa perubahan kurikulum dapat memengaruhi keseimbangan kesehatan mental guru di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Pentingnya kesehatan mental guru tergambar dalam kontribusinya terhadap kualitas pembelajaran, hubungan dengan peserta didik, dan produktivitas kerja. Guru dengan kesehatan mental yang baik memiliki kemampuan untuk berpikir jernih, mengelola emosi, berperilaku adaptif, dan menjalin hubungan yang positif dengan semua pihak terkait. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan kesehatan mental guru tidak hanya memengaruhi individu guru, tetapi juga berkaitan erat dengan kualitas pendidikan nasional. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menjaga kesehatan mental melibatkan menjaga pola hidup sehat, mengelola stres dengan efektif, membangun hubungan sosial yang positif, dan mendapatkan dukungan profesional jika diperlukan. Kesimpulannya, kesehatan mental guru perlu diperhatikan secara serius untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan meningkatkan kualitas pendidikan nasional, terutama di tengah dinamika perubahan kurikulum.

  1. Saran 
  1. Prioritaskan diri sendiri dengan  meluangkan waktu untuk istirahat, rekreasi, dan aktivitas yang menyenangkan.
  2. Kelola waktu dengan efektif, yaitu merencanakan dengan cermat aktivitas sehari-hari Anda. Tetapkan batas waktu untuk tugas-tugas khusus dan pastikan untuk memberi diri Anda jeda yang cukup.
  3. Buat rencana pembelajaran yang realistis, yaitu menyesuaikan rencana pembelajaran dengan ketersediaan waktu dan kemampuan siswa. Hindari menumpuk terlalu banyak materi dalam satu waktu.
  4. Minta dukungan dari rekan kerja dan jangan ragu untuk berbagi pengalaman dan perasaan Anda dengan rekan kerja. Dukungan sosial dapat membantu mengurangi beban emosional.
  5. Ikuti pelatihan dan pengembangan diri untuk meningkatkan keterampilan Anda dalam mengelola stres dan beradaptasi dengan perubahan.
  6. Gunakan sumber daya kesehatan mental melalui konsultasi dengan profesional kesehatan mental atau konselor. Mereka dapat memberikan wawasan dan strategi yang berguna.
  7. Jaga komunikasi terbuka dengan kepala sekolah atau pimpinan sekolah. Bagikan keprihatinan dan ajukan pertanyaan jika ada kekhawatiran mengenai perubahan kurikulum.
  8. Libatkan diri dalam komunitas pendidik lokal atau daring untuk bertukar pengalaman dan mendapatkan dukungan. Kadang-kadang, membagikan beban dapat membantu meringankan tekanan.
  9. Jangan ragukan kemampuan dan kontribusi anda dalam menghadapi perubahan. Tetap fokus pada kontribusi positif Anda sebagai pendidik.
  10. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika tekanan atau stres terasa berlebihan. Terapis atau konselor dapat memberikan dukungan yang sangat berarti.

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, I., Irawan, & Rahmawati, D. (2019). The impact of curriculum change on teacher's mental health in Indonesia. Journal of Education and Learning Studies, 8(1), 47-54.

Brown, M. E., Serafini, K., & Maitland, A. (2012). Teacher stress and well-being during curriculum reform. Journal of Educational Psychology, 104(3), 706-716.

Day, C., Sammons, P., Stobart-Gunn, A., & Kingston, S. (2009). Teacher stress and school context: A multi-level analysis. School Effectiveness and School Improvement, 30(3), 305-329.

Fakhriyani, Diana Vidya. (2019). Kesehatan Mental. Jawa timur: CV. Duta Media Publishing.


Penyunting: Putra

MERAH PUTIH
MERAH PUTIH
Berlaku hingga
03 Hari
03 Jam
03 Menit
03 Detik
Pilih Membership

11

0

Komentar (11)

Megawati Megawati

Dec 11, 2023

Wah, ini karya ilmiah🙏💪penelitian?

Sri Marini Lenggasari Hsb

Nov 28, 2023

Artikel yg sangat bagus...menambah wawasan bagi Guru,semoga yg membuat kebijakan kurikulum dapat membaca artikel ini dan ada pertimbangan bagi pemangku kebijakan berikutnya

Emir Ghiffari Ramadhan

Dec 03, 2023

Terima kasih banyak ibu

Balas

Panahatan Sitohang

Nov 28, 2023

Suatu narasi yg sangat bermakna dan bermanfaat.

Emir Ghiffari Ramadhan

Dec 03, 2023

Thank you sir

Balas

Lihat Komentar Lainnya

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Tantangan Guru Dalam Pembelajaran Awal Tahun 2024! Ini solusinya
3 min
Memintal Perasaan Guru dengan Benang Kebahagiaan
Tiga Dosa Besar Pendidikan Sampai Sekarang! Apa Saja?
5 min
Guru Bahagia Siswa Gembira
3 min
Guru Perempuan STW (Setengah Tua), Sehatkah?
Memulai Podcast Menjadi Guru lebih Kreatif dan Inovatif !
1 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar