Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Has - Guruinovatif.id

Diterbitkan 27 Sep 2022

Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Has

Lokasi : SMP Negeri 2 Cimerak

Refleksi

Rachmat Satrio Wahyudi

Kunjungi Profile
6682x
Bagikan

Lokasi : SMP Negeri 2 Cimerak

Lingkup Pendidikan : SMP

Tujuang yang ingin dicapai : Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematis dan Disposisi Matematis Peserta Didik Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Strategi SQRQCQ (Survey, Question, Read, Question, Compute, Question)

Penulis : Rachmat Satrio Wahyudi, S.Pd.

Tanggal : Rencana Aksi-1 : Kamis, 25 Agustus 2022 & Rencana Aksi-2 : Sabtu, 10 September 2022

 

SITUASI

Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan, permasalahan-permasalahan yang terjadi di sekolah tempat saya bertugas, yaitu:

  1. Kemampuan literasi matematis peserta didik yang masih rendah.
  2. Kemampuan disposisi matematis peserta didik yang masih rendah.
  3. Proses pembelajaran dengan model-model inovatif yang belum diimplementasikan dengan maksimal.
  4. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi/inovasi tidak berjalan dengan maksimal.

Permasalahan-permasalahan tersebut sangat penting untuk dapat diselesaikan. Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini di era revolusi industri 4.0, menuntut kita untuk dapat memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Matematika, merupakan salah satu ilmu yang berperan untuk menghadapi perkembangan zaman saat ini. Bagaimana keterampilan berpikir matematis, salah satunya kemampuan literasi matematis, adalah keterampilan yang saat ini sangat dibutuhkan untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi. Peran dan tanggung jawab saya sebagai seorang guru, tentunya adalah menyiapkan peserta didik untuk siap dalam menghadapi zamannya. Bagaimana membekali peserta didik dengan keterampilan-keterampilan berpikir matematis yang baik dan tentunya kemampuan adaptif terhadap perubahan dan perkembangan teknologi. Salah satu yang dapat dilakukan yaitu dengan memfasilitasi peserta didik untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir matematisnya dalam proses pembelajaran. Bagaimana peran guru untuk mendesain pembelajaran yang kreatif, inovatif, menantang dan menyenangkan menggunakan model, metode, dan media pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif. Beberapa solusi konkret yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan di atas, yaitu:

  1. Guru menggunaan model pembelajaran dengan konteks permasalahan nyata/sehari-hari. Peserta didik perlu untuk mengalami proses pemecahan masalah dalam berbagai situasi dan konteks yang berbeda agar dapat menggunakan keterampilannya secara efektif.
  2. Guru menggunakan pendekatan/ strategi yang berfokus untuk meningkatkan pemahaman atas isi bacaan matematis dan membiasakan diri memahami soal cerita matematis serta pola pemahamannya.
  3. Guru memberikan pembiasaan terhadap permasalahan-permasalahan non-rutin dalam bentuk soal cerita atau soal-soal tipe HOTS. Peserta didik harus memahami langkah-langkah penyelesaian soal HOTS, diawali dengan memahami stimulus yang ada, memahami maksud soal, memahami konsep dan menggunakan konsep tersebut untuk menyelesaikan permasalahan.
  4. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyajikan hasil pengetahuan diskusi kelompok dan saling mengevaluasi solusi dari permasalahan yang disajikan.
  5. Guru menggunakan LKS berbasis masalah sehari-hari untuk melatihkan rasa percaya diri, ulet, tekun, tanggung jawab, dan tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan masalah matematika.
  6. Guru perlu mengembangkan dan memfasilitasi kegiatan eksplorasi dan refleksi ide-ide pemikiran matematis peserta didik.
  7. Guru perlu memberikan motivasi untuk membantu memberikan kesadaran bahwa matematika hadir dalam kehidupan sehari-hari di sekitar, mudah dipahami, menyenangkan, menarik, serta memberikan kesempatan untuk merefleksikan dunianya secara matematis.

Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara langsung dalam proses pemecahan masalah dengan tahap-tahap metode ilmiah sehingga diharapkan peserta didik mendapatkan pengetahuan tentang berbagai masalah yang terjadi di kehidupan nyata dalam upaya menciptakan suatu pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik.

Berkenaan dengan pemecahan masalah, maka dibutuhkan pula suatu strategi khusus untuk melatih keterampilan pemahaman akan isi bacaan peserta didik dalam proses pemecahan suatu masalah. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan tersebut adalah strategi SQRQCQ. Strategi SQRQCQ merupakan suatu pendekatan pembelajaran literasi membaca untuk ilmu matematika.

 

TANTANGAN

Berdasarkan hasil kajian literatur dan kajian wawancara, penyebab permasalahan dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, yaitu rendahnya kemampuan literasi matematis dan disposisi matematis peserta didik antara lain:

  1. Proses pembelajaran matematika yang kurang bermakna dan lebih sering menggunakan pembelajaran konvensional.
  2. Bahan ajar dan instrumen yang disiapkan belum dapat membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk dapat mengembangkan kemampuan literasi matematis.
  3. Pemahaman guru mengenai model-model pembelajaran inovatif yang masih terbatas.
  4. Kepercayaan diri dan kompetensi guru dalam menggunakan TIK dalam proses pembelajaran masih kurang.

Berdasarkan penyebab dari permasalahan di atas, tantangan yang saya hadapi untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu:

  1. Guru jarang mengimplementasikan model inovatif dalam proses pembelajaran, hal ini dikarenakan proses persiapan yang membutuhkan waktu cukup lama.
  2. Peserta didik tidak terbiasa menerima pembelajaran dengan model inovatif. Sehingga dalam pelaksanaannya, terkadang ada peserta didik yang kebingungan dengan tahapan-tahapan yang ada.
  3. Bahan ajar dan instrumen yang disiapkan belum dapat melatihkan keterampilan berpikir matematis peserta didik.
  4. Kemampuan mengidentifikasi informasi-informasi penting di dalam soal cerita dan memanfaatkan algoritma dalam memecahkan soal matematika, serta kemampuan memahami instruksi dalam mengerjakan LKPD yang dimiliki peserta didik masih kurang baik.
  5. Peserta didik belum terampil dan tidak terbiasa menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran.

Beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah peserta didik dari kelas 8B yang terdiri dari 21 siswa, kepala sekolah, wakasek kurikulum dan rekan-rekan guru, serta 2 teman sejawat yang membantu untuk memvideokan proses pembelajaran. Video diambil setiap rencana aksi dan dilakukan pengeditan menjadi 15 menit. Tahap pengeditan dilakukan oleh saya dengan menggunakan aplikasi Filmora dan mengunggahnya kedalam youtube.

 

AKSI

Langkah dan strategi yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah:

  • Pemilihan model pembelajaran yang inovatif.

Strategi yang dilakukan dalam memilih model pembelajaran yang inovatif yaitu dengan melakukan kajian literatur dan kajian hasil wawancara serta memperhatikan tujuan yang akan dicapai dan memahami karakteristik peserta didik dan karakteristik materi pembelajaran. Adapun model pembelajaran yang dipilih yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Model PBL dipilih karena dibutuhkan model pembelajaran yang berkaitan dengan konteks permasalahan nyata/sehari-hari. Tahapan-tahapan yang ada dalam model PBL pun dapat memfasilitasi peserta didik untuk melatih keterampilan berpikir matematisnya, khususnya kemampuan literasi matematis, karena permasalahan-permasalahan yang disajikan dalam tahap orientasi masalah berkaitan dengan permasalahan sehari-hari. Lalu peserta didik akan bekerja secara berkelompok untuk melakukan penyelidikan dalam memecahkan permasalahan yang ada. Pada tahap ini bagaimana kemampuan 4C dilatihkan dimulai dari kolaborasi ketika bekerja secara berkelompok, berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, hingga kemampuan komunikasi ketika menyajikan hasil karya diskusi kelompok di depan kelas.

  • Penyusunan bahan ajar dan instrumen pembelajaran yang dapat melatihkan keterampilan literasi matematis.

Strategi yang digunakan dalam menyusun bahan ajar yang dapat melatihkan keterampilan literasi matematis yaitu dengan menggunakan strategi SQRQCQ (Survey, Question, Read, Question, Compute, Question) yang tertuang di dalam LKPD. Tujuan strategi SQRQCQ adalah untuk meningkatkan isi bacaan matematis peserta didik, melatih peserta didik agar terbiasa memahami soal cerita matematis dan pola pemahamannya, serta agar peserta didik mampu mempertahankan pemahaman yang telah dimilikinya dalam jangka waktu yang lebih lama.

Permasalahan yang disajikan di dalam LKPD merupakan permasalahan-permasalahan kontekstual atau yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam LKPD rencana aksi 1, permasalahan yang disajikan yaitu tentang “Si Unyil”. Bagaimana menentukan letak koordinat tanaman yang berada di kebun Pak Ogah dan letak koordinat tempat-tempat yang berada di sekitar Tugu Marlin Pangandaran. Sedangkan dalam LKPD rencana aksi 2, permasalahan yang disajikan mengenai tarif ojek online yang ada di Pangandaran, yaitu MangOjek.

Instrumen yang disusun dalam proses pembelajaran rencana aksi 1 dan rencana aksi 2, yaitu mengukur kemampuan literasi matematis dan disposisi matematis peserta didik. Instrumen kemampuan literasi matematis disusun berdasarkan indikator dari proses matematika yang dikeluarkan oleh OECD. Soal-soal yang disajikan merupakan soal-soal berpikir tingkat tinggi (HOTS) dengan stimulus yang dapat mengukur kemampuan literasi matematis peserta didik. Sedangkan instrumen kemampuan disposisi matematis disusun menggunakan angket disposisi dan juga hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung.

  • Penggunaan media dan teknologi dalam proses pembelajaran.

Strategi yang dilakukan dalam menggunakan media dan teknologi dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan media interaktif yang dapat menarik minat peserta didik untuk memiliki pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran rencana aksi 1 dan rencana aksi 2 digunakan media pembelajaran berupa tayangan PPT interaktif.

Dalam proses penyelidikan masalah ketika diskusi kelompok, peserta didik melaksanakan pembelajaran dengan berbantuan teknologi yaitu menggunakan tablet yang disediakan sekolah untuk digunakan secara berkelompok. Khusus di proses pembelajaran rencana aksi 2, peserta didik dapat mengakses ponsel pintarnya masing-masing untuk membuka bahan ajar dan LKPD yang tersedia secara online. Bahan ajar disajikan dalam bentuk flipbook, sedangkan LKPD disajikan dalam bentuk liveworksheet. Semua dapat diakses di dalam satu tautan yang sama (menggunakan linktr.ee) dengan memasukan link yang ada ataupun menggunakan scan barcode. Dalam tahapan refleksi pembelajaran di rencana aksi 2, peserta didik melaksanakan refleksi pembelajaran dengan mengakses mentimeter.

 

REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK

Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang telah dilakukan yaitu hasil yang dirasakan sangat positif. Hal ini dapat dilihat dari:

  1. Pemilihan model pembelajaran inovatif yaitu model Problem Based Learning (PBL) dengan strategi SQRQCQ dan aktifitas pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sangat membantu dalam meningkatkan partisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran dan mampu menghasilkan kemampuan literasi matematis dengan lebih baik dalam memahami bacaan dan soal cerita matematis.
  2. Peserta didik memiliki minat dan rasa ingin tahu serta sikap menghargai aplikasi matematika yang lebih baik. Hal ini dikarenakan setiap awal pembelajaran selalu disampaikan manfaat kontekstual dari materi yang akan dipelajari. Pemberian motivasi yang disampaikan di awal dan akhir pembelajaran pun membuat peserta didik paham bahwa matematika dapat membantu memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, serta ice breaking yang diberikan membuat pembelajaran lebih menyenangkan sehingga menumbuhkan minat peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.

Keberhasilan dari kegiatan yang telah dilakukan adalah peserta didik menjadi lebih aktif, bersemangat, percaya diri, dan mampu mengidentifikasi serta memahami isi bacaan matematis karena terbiasa menghadapi permasalahan-permasalahan yang bersifat kontekstual yang diselesaikan secara berkelompok sehingga didapatkan berbagai sudut pandang yang berbeda dan dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di dalam forum untuk mendapatkan penguatan dari kelompok yang lain.

Faktor utama dari keberhasilan strategi yang dilakukan, yaitu kompetensi guru dalam memahami tujuan yang akan dicapai, serta memahami karakteristik peserta didik dan karakteristik materi pelajaran yang akan disampaikan. Bagaimana guru dapat mengelola sebuah proses pembelajaran terutama dalam hal pemilihan model pembelajaran yang inovatif, penyusunan bahan ajar dan instrumen yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikirnya serta media pembelajaran yang akan digunakan, dimana semua tersebut dikembangkan dalam RPP yang telah dibuat.

Pembelajaran yang saya dapatkan dari keseluruhan proses yang telah dilakukan yaitu guru harus mau lebih dulu belajar dibanding peserta didik. Dalam hal ini belajar bagaimana memahami model-model pembelajaran inovatif yang dapat menyiapkan peserta didik agar siap pada zamannya nanti. Karena cara belajar yang kita dapatkan dulu tentu sudah tidak relevan lagi jika kita ajarkan kembali ke peserta didik kita saat ini. Guru harus lebih kreatif dan inovatif memilih model dan media pembelajaran agar pembelajaran menjadi mudah, asik, seru, menantang dan menyenangkan sehingga dapat mengaktifkan peserta didik dalam pembelajaran yang nantinya berdampak pada peningkatan hasil belajarnya.

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Pembelajaran Diferensiasi Yang Menarik Dengan Media Literasi Digital Visual
10 Ucapan Hari Kebangkitan Nasional Penuh Makna untuk Guru!
2 min
Mengenal dan Menerapkan Teori Labelling dalam Menciptakan Lingkungan Belajar yang Menyenangkan
3 min
15 Kalimat Afirmasi Positif yang Dapat Diucapkan kepada Anak dan Siswa
2 min
Guru Sebagai Navigator: Arahkan Murid Untuk Penggunaan Teknologi Digital yang Lebih Bermakna dan "Purposeful"

GUSTI DARMA

Aug 26, 2023
5 min
Mengisi Tangki Cinta Anak
5 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar