Masyarakat Jepang secara luas telah dikenal dunia sebagai bangsa yang sangat disiplin di berbagai bidang. Hal ini kerap membuat kita penasaran, apa rahasia sehingga seluruh elemen masyarakatnya tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang disiplin? Karena dengan kedisiplinan tersebut dapat mengantarkan bangsa Jepang menjadi salah satu negara maju yang diakui dunia.
Kali ini kami akan membahas sedikit rahasia cara bangsa Jepang menumbuhkan kedisiplinan pada generasi mudanya. Sehingga kita juga dapat mengambil hikmahnya dan membimbing generasi muda bangsa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Jadi, simak artikel ini sampai akhir ya!
Pentingnya Pendidikan dari Orang Tua saat Anak Masih Belia Menurut penelitian perbandingan teknik membesarkan anak yang dipublikasikan oleh Kansas Association for Infant Mental Health, warga di Jepang menumbuhkan kelekatan, empati, serta harmoni kepada anak sejak kecil. Hal ini tak lepas dari keyakinan orang tua, bahwa anak akan meniru perilaku yang orang tuanya lakukan.
Oleh karena itu, sejak dulu bangsa Jepang memiliki budaya disiplin dalam kesehariannya. Mungkin kita belum lupa kejadian viral ketika suporter Jepang membersihkan sampah di stadion setelah tim nasional (timnas) Jepang melawan Jerman pada pertandingan Piala Dunia 2022 yang lalu. Ternyata warga Jepang menerapkan prinsip 5S dalam kehidupan mereka.
Prinsip 5S dalam Budaya Jepang Sebelum membahas beberapa contoh warga Jepang dalam mendidik generasi mudanya, kami akan membahas terlebih dahulu mengapa kedisiplinan yang ada pada setiap warga Jepang tinggi. Ternyata budaya kedisiplinan pada warga Jepang, tak lepas dari menanamkan prinsip 5S, yakni:
1. Seiri (ringkas) Prinsip pertama yakni “Seiri ” berupa memisahkan barang menjadi dua golongan, yaitu barang yang diperlukan dan yang tidak diperlukan. Barang yang tidak diperlukan, maka akan disingkirkan dari area kerja.
2. Seiton (rapi) Prinsip kedua ini memiliki makna untuk menyimpan barang di tempat yang tepat atau dalam tata letak yang benar, sehingga jika ada keadaan mendadak, akan lebih mudah menemukannya. Tujuan dari prinsip ini juga memiliki makna untuk menghilangkan kegiatan yang tidak perlu, menghilangkan ketidakpastian peletakan barang, dan mengurangi resiko kehilangan atau kesalahan pengambilan barang.
Baca juga:Membentuk Generasi Unggul: Sinergi Peran Guru dan Orang Tua dalam Pendidikan Anak
3. Seiso (bersih) Seiso berarti membersihkan segala sesuatu yang ada di tempat kerja. Sehingga area kerja terlihat rapi dan bersih serta siap untuk digunakan kapanpun.
4. Seiketsu (rawat) Konsep utama prinsip ini adalah memelihara keadaan area kerja yang bersih dan rapi dengan mengikuti 3S yang sebelumnya telah dilaksanakan.
5. Shitsuke (rajin) Seluruh kegiatan 4S pada poin sebelumnya tidak mungkin bertahan lama tanpa membuat semua orang melalkukannya secara berulang-ulang dengan benar dan terus mempertahankannya. Oleh karena itu shitsuke menjadi upaya pembiasaan agar keseluruhan 4S dapat berjalan lancar secara terus-menerus.
Orang tua di Jepang mendidik kedisiplinan pada anak sejak dini (Gambar: Canva/RyanKing999) 5 Cara Bangsa Jepang Mendidik Anak Warga Jepang memiliki keyakinan bahwa pendidikan anak dimulai dari usia dini dan awal-awal masuk taman kanak-kanak serta sekolah dasar. Mereka meyakini bahwa usia-usia ini merupakan usia emas untuk mendidik anak dengan berbagai nilai positif yang penting untuk kehidupan. Warga Jepang mengenalkan serta menanamkan komitmen dan integritas pada anak agar membentuk karakter yang tak hanya mandiri, namun juga memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin.
Beberapa cara yang dilakukan warga Jepang dalam mendidik anak antara lain:
1. Membantu membersihkan lingkungan sekolah Setiap siswa di sekolah membantu menjaga kebersihan lingkungan sekolah secara gotong royong. Guru/wali kelas umumnya membagi siswa-siswa menjadi beberapa tim yang beranggotakan masing-masing berisi 5 hingga 6 siswa dalam satu tim, yang bersama-sama bertugas piket membersihkan kelas. Jadwal piket ini juga akan dirotasi setiap minggunya.
Sehingga anak-anak akan diajari mengenai tanggungjawab dan mendidik agar mandiri dengan belajar bebersih setiap hari.
2. Mengajari tanggungjawab pada barang-barangnya sendiri Anak yang berusia lebih dari 3 tahun di Jepang mulai diajari bagaimana bertanggungjawab pada barang-barang kepunyaan mereka sendiri. Misalnya, ketika dari rumah, anak-anak akan dibiasakan untuk mengatur isi tas yang akan dibawa ke sekolah serta membawa tas mereka sendiri saat berjalan menuju sekolah. Saat pulang dari sekolah, anak-anak bahkan dibiasakan untuk mengeluarkan wadah bekal makan siang dan botol minum, lalu mencucinya sendiri di bak cuci piring.
Hal ini akan mengajarkan bagaimana kita harus bertanggungjawab mengurus barang-barang milik kita pribadi sendiri. Selain itu, kegiatan ini juga menanamkan rasa kemandirian dan kedisiplinan pada anak setiap hari tanpa harus disuruh oleh orang tua.
3. Mengajari berhemat dalam menggunakan sumber daya alam Anak-anak di Jepang juga diajari untuk menghargai sumber daya alam dan tidak membuangnya secara sia-sia, seperti membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya, mematikan kran air atau aliran air, lampu, serta AC ketika tidak digunakan.
Baca juga:15 Kalimat Afirmasi Positif yang Dapat Diucapkan kepada Anak dan Siswa
4. Membangun kedekatan anak dengan ibunya Untuk mengurangi sifat individualis pada anak, orangtua di Jepang membangun kedekatan hubungan antara anak dengan ibunya hingga usia 6 tahun. Dalam tiga tahun pertama kelahiran anak, ibu-ibu di Jepang akan membawa anaknya kemana saja bersama. Sehingga terbentuk jalinan hubungan yang bersifat emosional.
Ketika anak memasuki usia 5 tahun, anak akan diizinkan untuk melakukan apapun yang diinginkan dengan tujuan agar anak dapat mengetahui mana hal yang baik dan buruk untuk dilakukan.
Jika orang tuanya ternyata sibuk bekerja, orang tua wajib meminta bantuan anggota keluarga lainnya seperti kakek dan nenek agar anak juga dekat dengan keluarga yang lainnya. Dengan begitu terjalin hubungan antara anak dengan anggota keluarga yang hangat dan penuh perhatian.
5. Memperhatikan emosi anak Mungkin hal ini merupakan hal yang sepele dilakukan ditelinga kita, namun berbeda dengan para orang tua di Jepang. Mereka sangat menghargai perasaan buah hatinya. Orang tua di Jepang turut mengajarkan agar anak memahami dan menghargai perasaan orang lain, sekalipun itu benda mati.
Kedisiplinan yang ditunjukkan oleh warga Jepang merupakan hasil dari serangkaian proses pendidikan yang dilakukan oleh orang tuanya dari kecil. Hal inilah yang membuat bangsa Jepang menjadi salah satu negara yang maju dan diakui oleh dunia. Mengajarkan anak dari kecil tentang disiplin dan tanggungjawab, akan membuat anak dapat tumbuh menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab.
Sekolah juga memiliki peran dalam membentuk karakter anak. Namun orang tua memiliki andil besar dalam mendidik karakter anak dari kecil. Karena interaksi dalam membangun hubungan dengan anak akan berpengaruh pada perkembangan karakter anak kedepannya. Semoga artikel ini dapat memberikan pencerahan dan menginspirasi Anda.
Referensi: Cara Mendidik Anak Ala Jepang Kenapa Orang Jepang Terkenal Disiplin? Parenting 101: Cara Mengajari Anak Tanggungjawab Ala Jepang Penerapan Konsep "5-S" dalam Dunia Kerja
Penulis: Eka | Penyunting: Putra