Pembelajaran berdiferensiasi saat ini sedang ramai dibahas. Sebenarnya pembelajaran berdiferensasi bukan sebuah topik baru di dalam dunia pendidikan. Sudah banyak media yang membahas pembelajaran ini, karena memang pembelajaran ini sangat berpihak dengan peserta didik dan sesuai dengan pembelajaran paradigma baru yang diterapkan saat ini. Pembelajaran berdiferensiasi memiliki berbagai ciri-ciri, yaitu lingkungan belajar mengajak siswa untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang jelas, penilaian berkelanjutan, guru tanggap atau tanggap terhadap kebutuhan belajar siswa, dan pengelolaan kelas efektif. Contoh kelas yang menggunakan pembelajaran berdiferensiasi adalah guru menggunakan metode yang berbeda dalam pembelajaran sehingga siswa dapat menggunakan isi kurikulum. Guru juga menyediakan berbagai kegiatan yang berguna bagi siswa untuk memahami dan memperoleh informasi atau gagasan. Guru memberikan pilihan yang berbeda bagi siswa untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari. Contoh kelas yang tidak menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah ketika guru lebih banyak mendikte secara sukarela. Guru tidak memahami minat dan keinginan siswa. Tidak semua kebutuhan belajar siswa terpenuhi, karena jika guru menggunakan metode yang baik dalam pembelajaran, guru tidak menawarkan berbagai kegiatan dan pilihan yang berbeda.
Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran ini dapat berdampak positif bagi siswa. Dampak positif ini sangat bermanfaat untuk memicu critical thinking siswa. Tentunya hal tersebut sebagai penunjang guru agar siswa dapat terpenuhi kebutuhannya serta meningkatkan minat dan bakatnya yang akan membantu siswa lebih mudah dalam memahami materi karena rasa tertarik yang tinggi. Dari segi sisi positif inilah yang membuat guru tertarik untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Namun, kenyataan di lapangan tentu tidak mulus ada berbagai tantangan yang menghambat penerapan pembelajaran ini, yaitu:
1. Penyesuaian kebutuhan belajar siswa
Mengidentifikasi dan memahami kebutuhan belajar siswa yang berbeda di setiap kelas bisa jadi sulit. Setiap siswa memiliki gaya belajar, tingkat pemahaman dan minat yang berbeda.
2. Sumber daya terbatas
Terkadang sumber daya yang tersedia di kelas seperti waktu, ruang dan bahan ajar terbatas. Mungkin sulit untuk mengelola pembelajaran yang beragam dari setiap siswa dalam batasan sumber daya ini.
3. Kurikulum terbatas
Kurikulum tetap dapat mengikat guru dalam batasan materi dan metode pengajaran tertentu. Pembelajaran yang dibedakan seringkali membutuhkan fleksibilitas dalam kurikulum untuk memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kebutuhan mereka.
4. Pengujian dan evaluasi
Mungkin sulit untuk menilai kemajuan siswa yang berbeda dalam konteks pembelajaran yang berbeda. Untuk memastikan penilaian yang adil dan objektif, metode penilaian yang mempertimbangkan perbedaan individu harus dikembangkan.
5. Keterampilan manajemen kelas
Memimpin kelas siswa dengan beragam kebutuhan belajar dapat memerlukan keterampilan manajemen kelas yang efektif. Guru harus menemukan keseimbangan antara memberikan perhatian individu kepada siswa dan menjaga ketertiban umum di kelas
6. Tantangan psikologis
Beberapa siswa mungkin merasa frustrasi atau marah ketika mereka merasa bahwa pembelajaran yang berbeda mengungkapkan perbedaan kemampuan mereka dibandingkan dengan teman sekelasnya. Guru harus menciptakan lingkungan inklusif yang mendukung dan mendorong perkembangan setiap siswa.
Solusi dalam Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi
Untuk mengatasi kendala ini, penting bagi guru untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan belajar siswa dan mengembangkan strategi yang efektif untuk desain, implementasi, dan evaluasi pembelajaran yang berbeda. Berkolaborasi dengan guru lain dan administrator sekolah, serta mencari sumber daya tambahan, juga dapat membantu mengatasi kendala tersebut. Guru mendukung siswa sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda sehingga tidak dapat diperlakukan sama. Dalam melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, guru harus memikirkan tindakan yang bermakna yang akan diambil kemudian, karena pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti belajar memberikan perlakuan atau kegiatan yang berbeda kepada setiap siswa, dan belajar menjodohkan siswa yang pandai dan kurang pandai secara terpisah. Agar pembelajaran berdiferensiasi dapat dilaksanakan di kelas, guru harus melakukan hal-hal berikut:
1. Pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek
Kemauan belajar, minat belajar dan profil belajar siswa (dapat dilakukan melalui wawancara, observasi atau survei, dll.).
2. Desain pembelajaran yang berbeda berdasarkan hasil survei
Menawarkan pilihan yang berbeda dalam hal strategi, materi dan metode pembelajaran.
3. Mengevaluasi dan merenungkan apa yang telah kami pelajari
Memetakan kebutuhan pembelajaran adalah kunci utama kita untuk menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil survei tidak akurat, rencana pembelajaran dan kegiatan yang dibuat dan implementasikan juga tidak akurat. Untuk memetakan kebutuhan belajar siswa, juga membutuhkan informasi yang akurat dari siswa, orang tua/wali dan orang-orang di sekitar mereka.
Pembelajaran berdiferensiasi saat ini menjadi pilihan terbaik untuk berbagai sekolah di Indonesia. Akan tetapi, kenyataannya sekolah-sekolah yang kurang dalam pemanfaatan sumber daya alam atau sumber daya manusia ini tentu mengalami kesulitan dalam menerapkannya. Jadi tidak semua sekolah dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi karena adanya berbagai keterbatasan itu. Pemerintah perlu memeratakan potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia untuk memfasilitasi pembelajaran berdiferensiasi agar bisa terlaksana di sekolah-sekolah yang masih kesulitan untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Mengingat perlunya kemajuan dalam dunia pendidikan ini harus seimbang dengan teknologi, sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang perlu terpenuhi.
Penyunting: Putra