Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) disebutkan bahwa sistem pembelajaran di sekolah dapat diselenggarakan sesuai dengan kondisi, kekhasan potensi serta keragaman yang ada di masing-masing daerah, termasuk kondisi peserta didik.
Sebagai bangsa yang memiliki beragam suku, agama, hingga budaya, masyarakat Indonesia memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Untuk mengakomodir semua perbedaan ini, maka layanan pendidikan yang tepat diterapkan adalah dengan menerapkan diferensiasi pembelajaran. Sehingga, seorang guru atau pendidik perlu memerhatikan perbedaan para peserta didik dan memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya.
Memenuhi Kebutuhan Peserta Didik dengan Pembelajaran Berdiferensiasi
Tiap-tiap peserta didik yang datang ke sekolah, tentunya memiliki perbedaan latar belakang yang cukup kompleks. Perbedaan tersebut dapat melingkupi:
Terkadang, hal-hal inilah yang luput guru amati, sehingga dalam kegiatan belajar guru cenderung menyampaikan materi pelajaran dan memberikan penilaian atau asesmen dengan satu cara saja untuk seluruh siswa. Hasil pembelajaran yang diperoleh pun menjadi kurang maksimal.
Seorang ilmuan ternama, Albert Einstein pernah mengatakan, “Semua orang adalah jenius, namun jika Anda memandang seekor ikan berdasarkan kemampuan untuk memanjat pohon, ikan itu akan merasa bodoh selamanya karena tidak bisa memanjatnya.”
Baca juga:
Gunakan 3 Aplikasi Asesmen Diagnostik Ini untuk Tingkatkan Kualitas Pembelajaran di Kelas
Hal ini menunjukkan bahwa setiap individu memiliki potensi dan bakat yang berbeda-beda. Inilah fakta yang harus disadari oleh guru agar tidak menyamaratakan kemampuan siswanya.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan cara guru untuk memenuhi kebutuhan setiap peserta didik dalam kegiatan belajar, dimana peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya masing-masing. Sehingga, pengalaman belajar yang dirasakan peserta didik tidak dihinggapi rasa frustasi dan merasa gagal.
3 Aspek dalam Pembelajaran Berdiferensiasi
Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru harus memahami dan menyadari bahwa cara, metode, bahkan strategi yang dilakukan dalam mempelajari suatu bahan pelajaran tidak hanya satu macam saja.
Pembelajaran berdiferensiasi memiliki 3 aspek yang perlu guru pahami agar dapat menyusun bahan pelajaran, kegiatan belajar, tugas, dan asesmen yang sesuai dengan kesiapan peserta didiknya. Ketiga aspek tersebut adalah:
aspek konten yang mau diajarkan,
aspek proses atau kegiatan-kegiatan bermakna yang akan dilakukan oleh peserta didik di kelas, dan
asesmen berupa pembuatan produk yang dilakukan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran di akhir kegiatan belajar.
Ilustrasi penerapan pembelajaran berdiferensiasi di kelas (Gambar: Pexels/Katerina Holmes)5 Prinsip Dasar Pembelajaran Berdiferensiasi
Tomlinson (2013), menjelaskan ada 5 prinsip dasar yang berkaitan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1. Lingkungan belajar
Lingkungan belajar yang dimaksud meliputi lingkungan fisik sekolah dan kelas dimana peserta didik menghabiskan waktunya dalam belajar di sekolah. Prinsip ini mengharuskan guru untuk cermat memperhatikan kenyamanan dan keamanan peserta didik di dalam kelas.
Karena hal ini berpengaruh pada situasi dan kondisi yang dirasakan peserta didik saat belajar dan berinteraksi dengan peserta didik lainnya maupun gurunya.
2. Kurikulum berkualitas
Kurikulum seharusnya dapat membimbing peserta didik untuk memahami materi yang diajarkan, bukan hanya seberapa banyak peserta didik dapat menghafal materi yang diberikan. Sehingga, di dalam kurikulum yang diterapkan, harus memiliki tujuan yang jelas, agar guru dapat tahu apa yang akan dituju di akhir pembelajaran.
Hal lain yang perlu diperhatikan guru adalah bagaimana kurikulum dapat menantang semua peserta didiknya, baik siswa yng kemampuannya di atas rata-rata, yang sedang, maupun di bawah rata-rata. Dengan kata lain, kurikulum juga bersifat teaching up atau tidak ada satupun siswa yang tertinggal atau berhenti dalam pengajaran.
3. Asesmen berkualitas dan berkelanjutan
Guru juga memerlukan asesmen yang berkualitas dan berkelanjutan, agar dapat mengetahui semua perkembangan siswa-siswanya. Guru dapat melakukan asesmen awal terlebih dahulu untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami bahan atau materi pelajaran yang akan dipelajari. Cara ini juga dapat mengukur tingkat kesiapan siswa terhadap tujuan pembelajaran.
Baca juga:
Tear Up The Matter Media Asesmen Pembelajaran Berdiferensiasi yang Membebaskan Kognitif Siswa
Setelah itu, guru dapat melanjutkan kegiatan pembelajaran seperti yang sudah direncanakan. Kemudian, guru perlu melakukan asesmen formatif untuk mengetahui apakah masih ada materi yang belum jelas, sulit dipahami oleh para siswa.
Di akhir pembelajaran, guru dapat melakukan evaluasi akhir seperti meminta peserta didik membuat produk tertentu seperti video, poster, maket, dan lain-lain yang masih relevan dengan materi.
4. Pengajaran responsif
Maksud dari pengajaran responsif ini adalah guru menggunakan hasil dari asesmen formatif yang telah dilakukan untuk mengubah pengajarannya sesuai dengan kebutuhan para peserta didik yang ada di kelasnya. Guru dapat memodifikasi rencana pembelajaran yang sudah dibuat dengan kondisi dan situasi lapangan berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan sebelumnya.
5. Kepemimpinan dan rutinitas kelas
Kepemimpinan yang dimaksud adalah bagaimana guru dapat memimpin peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dalam iklim pembelajaran dan situasi yang kondusif. Hal ini dapat diraih melalui kesepakatan bersama ketika di kelas.
Sedangkan rutinitas dapat mengacu pada keterampilan guru dalam mengelola atau mengatur kelasnya dengan baik melalui prosedur dan rutinitas di kelas yang dijalankan peserta didik setiap hari, agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Seiring perkembangan zaman, pembelajaran berdiferensiasi memiliki banyak cara untuk menerapkannya di kelas. Salah cara tersebut adalah menggunakan media pembelajaran yang relevan dengan prinsip pembelajaran ini. Apa saja macam-macam media pembelajaran berdiferensiasi yang bisa digunakan guru di kelas? Temukan jawabannya dengan mengikuti workshop nasional berikut ini!
Klik untuk daftar workshop ini
Referensi:
Prinsip Pengembangan Pembelajaran Berdiferensiasi (Differentiated Instruction)
Teori Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pengaruhnya dalam Mengidentifikasi Gaya Belajar Peserta Didik Sekolah Dasar
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Penulis: Eka | Penyunting: Putra