Pembelajaran berdiferensiasi dapat dikatakan sebagai wujud nyata memanusiakan manusia. Upaya mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi tentunya tidak sekedar menerima keadaan peserta didik apa adanya, tapi juga turut mengeksplor dan memfasilitasi potensinya. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam modulnya menyebutkan dalam pembelajaran berdiferensiasi, empat aspek yang ada dalam kendali guru adalah konten, proses, produk dan lingkungan belajar. Dalam diferensiasi produk, tentunya harus dikerjakan oleh peserta didik sesuai dengan kesiapan, minat dan profil belajar peserta didik (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, 2021). Bentuk diferensiasi produk dalam pembelajaran juga bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa jauh perkembangan atau capaian belajar yang diperoleh atau biasa disebut dengan asesmen (Yulianto & Iryani, 2023).
Proses asesmen ini seringkali disertai dengan kecemasan dan panik peserta didik. Dalam beberapa kesempatan, tingkat kecemasan siswa dapat memberikan kontribusi positif kepada hasil belajar siswa (Apriani, Aryani & Saman, 2021). Sehingga dibutuhkan asesmen yang menantang sekaligus sesuai dengan kesiapan peserta didik. Dengan menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) yang dikolaborasikan dengan pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL), media Tear Up the Matter mencoba membebaskan kognitif siswa dalam proses asesmen yang menantang.
Dalam proses asesmen pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV) di kelas X PPLG 3 SMK N 8 Semarang, media Tear Up the Matter didesain sebagai asesmen formatif dengan konsep permainan kompetisi antar tim. Bentuk permainannya cukup sederhana, peserta didik hanya cukup menyobek soal yang diinginkan sesuai dengan kemampuan pribadi peserta didik. Dengan model kooperatif, peserta didik dikumpulkan dalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari tingkat kognitif yang berragam dari rendah sampai tinggi. Penyusunan kelompok ini didasarkan pada tujuan supaya tingkat kognitif yang lebih tinggi dapat membimbing tingkat kognitif yang ada dibawahnya serta menanamkan profil karakter gotong royong.
Baca juga:
Teams Games Tournament (TGT), Metode Mengajar dengan Suasana Permainan
Asesmen yang disusun telah sesuai dengan kesesuaian asesmen yang mempertimbangkan tahapan perkembangan peserta didik, karakteristik lingkungan, dan kemampuan peserta didik. Pada cuplikan soal berikut, dapat dianalisis kesesuaian tersebut.
Gambar 2. Contoh Soal
Dalam mempertimbangkan tahapan kognitif peserta didik dan kemampuannya, soal yang disajikan beragam mulai dari mudah, sedang dan sukar berdasar poin yang terpampang pada soal. Dengan keterangan tersebut, peserta didik dapat mengonfirmasi kemampuan pribadinya tanpa merasa terintervensi sehingga tidak minder ataupun kesusahan berlebih, Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan prediksi tingkat kemampuan kognitif pada diagnostik sebelumnya tidak sesuai pada kegiatan ini. Ada beberapa siswa dengan prediksi rendah mengambil soal tingkat tinggi yang ternyata dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam menyesuaikan karakteristik lingkungan, soal SPLDV & SPLTV yang disajikan dalam bentuk cerita mencoba untuk melibatkan peserta didik. Seluruh tokoh cerita yang tersaji menggunakan nama peserta didik pada kelas X PPLG 3. Dalam penyusunan soal ini terintegrasi revisi oleh AI pada fitur terbaru Quizziz. Dengan begitu, peserta didik akan merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran seutuhnya meskipun hanya dalam eksistensi nama semata.
Baca juga:
Pembelajaran yang Seru dan Menyenangkan dengan Game Edukasi Quizizz
Selain mempertimbangkan kesesuaian di atas, format asesmen disini juga memberikan ruang untuk umpan balik sesuai dengan preferensi dan keahlian individu. Dalam proses asesmen tersebut peserta didik dilarang untuk menggunakan bantuan gadget sehingga tidak bisa mengakses bantuan selain dari teman sebaya dan juga pendidik di kelas. Hal ini dapat menjadi ruang umpan balik bagi peserta didik untuk menyampaikan pertanyaan, argumen dan juga konfirmasi penyelesaian masalah yang dihadapinya. Umpan balik ini menunjukkan tingkat pemahaman dan pola berpikir peserta didik yang kemudian ditanggapi dalam bentuk petunjuk singkat sehingga dapat diselesaikan secara mandiri.
Penelitian serupa yang telah mengintegrasikan pendekatan diferensiasi dalam model TGT menghasilkan data bahwa peserta didik selama proses pembelajaran menunjukkan terciptanya ruang belajar yang aman dan nyaman (Kartika, 2024). Rasa aman dan nyaman peserta didik tidak selalu lahir dari kelembutan tanpa tekanan, tetapi juga bisa dalam kompetisi dengan rasa persaingan antar teman. Selain itu, TGT terintegrasi pembelajaran diferensiasi juga dapat meningkatkan psikososial peserta didik. Hasil penelitian terkait menunjukan hasil treatment pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan sikap kerjasama yang signifikan (Istiqlalia & Sugiyanti, 2024).
Meskipun hanya memfasilitasi diferensiasi pembelajaran berdasar kesiapan belajar siswa, media Tear Up The Matter dapat dikembangkan dan dilengkapi dalam bentuk diferensiasi lainnya. Seperti latar belakang peserta didik dengan mengintegrasikan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT). Hasil akhir penilaian ini berupa penilaian individu dan kelompok yang dapat disesuaikan dengan rubrik yang sesuai.
Daftar Pustaka
Apriani, F. A. (2021). Hubungan Antara Kecemasan Belajar, Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan selama Study From Home di Kabupaten Bantaeng. Pinisi Journal Education Vol.1 No.2, 100.
Harry Yulianto, I. (2023). Pendampingan Asesmen Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Merdeka pada SMAN 13 Takalar. To Maega Jurnal Pengabdian Masyarakat, 489.
Indah Istiqlalia, S. (2024). Penerapan Pendekatan Berdiferensiasi Menggunakan Model Team Game Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Peserta Didik pada Mata Pelajaran IPAS Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 36314-36320.
Kartika, S. K. (2024). Pendekatan Pembelajaran Berdiferensiasi melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada Mata Pelajaran PKN . The Journal of Innovation and Teacher Professionalism Vol.3 No.1, 142.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. (2021). Prinsip Pengembangan Pembelajaran Berdiferensiasi. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi .
Biodata Penulis
Meili Ekawati, S.Pd
Halo! Salam kenal saya Mahasiswa PPG bagi Calon Guru 2024 di LPTK Universitas Islam Sultan Agung.
Sebagai calon pendidik professional, pemahaman tentang peserta didik tentunya harus paripurna Dimana menempatkan subyek dalam scenario pembelajaran dan implementasinya. Dapat dikontak melalu whatsapp 0851-4119-2539 atau Instagram Meil_se
Penyunting: Putra