Perkembangan teknologi begitu tak terbendung arusnya. Segala kemudahan diberikan untuk konsumen dalam mengetahui informasi dan berkomunikasi di media sosial. Tak dipungkiri hampir setiap orang sudah memegang smartphone di genggamannya. Setiap hari mereka dapat menghabiskan waktunya hingga berjam-jam dalam sehari untuk menggunakan media sosial. Mulai dari untuk pekerjaan hingga hiburan semata. Platfom media sosial saat ini begitu beragam mulai dari aplikasi foto hingga video, yang dapat membuat penggunanya semakin asik dengan dunia maya hingga mengesampingkan dunia nyata. Terlalu asik scroll dan menonton video hingga memberikan sebuah apresiasi melalui komentar yang beragam. Komentar yang baik, inspiratif dan menyenangkan tentu akan memberikan reaksi yang positif bagi konten kreator. Namun tidak jarang malahan konten kreator mendapatkan komentar yang negatif, tentunya akan berdampak pada proses pembuatan konten selanjutnya.
Pada kehidupan nyata setiap manusia telah diberikan aturan-aturan yang dijadikan dasar/pedoman dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Tak hanya dunia nyata, di dunia maya atau media sosial juga memiliki aturan yang harus dipatuhi agar dapat menjalin hubungan yang harmonis dan tidak menimbulkan ketersinggungan antar pengguna media sosial. Atas dasar tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) telah membuat program Gerakan Literasi Digital Nasional (GLDN).
Empat buku utama dari program GLDN disebut empat pilar literasi digital. Disebut sebagai pilar karena buku ini yang akan menjadi dasar utama dalam bermedia sosial agar tertib dan nyaman. Adapun buku tersebut adalah cakap bermedia sosial, budaya bermedia sosial, etis bermedia sosial, dan aman bermedia sosial. Buku literasi digital dapat di akses melalui laman : literasidigital.id sebagai situs resmi yang dimiliki KOMINFO. Selain empat buku utama, ada berbagi buku lainnya yang memuat mengenai literasi digital. Empat buku sebagai pilar literasi digital begitu penting, selain untuk mendukung program dari pemerintah, namun juga dapat digunakan sebagai acuan agar kita sebagai pengguna media sosial aktif dapat terhindar dari hal yang merugikan diri kita sendiri.
Perkembangan era digital tentu harus di sadari oleh masyarakat baik pendidik dan peserta didik. Bagi peserta didik (siswa) tentu dapat lebih bijaksana dalam menggunakan media sosial ini agar tidak mudah diberikan informasi bohong hingga penipuan. Sedangkan bagi seorang pendidik (guru) yang menggunakan media sosial hingga teknologi dalam pembelajaran tentu sangat membantu. Selain dalam pembelajaran juga dapat digunakan untuk media pelatihan guru baik pribadi hingga memberikan pembelajaran kepada guru lain (guru penggerak), digunakan untuk meningkatkan kompetensi pendidik melalui sertifikasi guru hingga guru dapat menjadi pelatih bagi perusahaan yang memerlukan pemahaman mengenai suatu ilmu atau pemberian materi dari jarak jauh dengan daring (pelatihan in house training). Tentu hal tersebut dapat dilakukan ketika sudah memiliki pondasi awal dalam berliterasi digital. Empat pilar literasi digital hadir untuk memperluas wawasan dan membercakap dalam bermedia sosial hingga pemanfaatannya.
Sumber : literasidigital.id
(Buku utama literasi digital).
Penyunting: Putra