ISLTF #56 : Literasi Era Digital: Pentingnya Literasi Menulis bagi Guru di Era Digital - Guruinovatif.id

Diterbitkan 31 Okt 2023

ISLTF #56 : Literasi Era Digital: Pentingnya Literasi Menulis bagi Guru di Era Digital

Literasi menulis dan digital merupakan kemampuan kita dalam menghasilkan kalimat yang efektif, kreatif dan memiliki tujuan dengan memanfaatkan teknologi untuk berbagi informasi tersebut. Simak selengkapnya melalui artikel berikut.

Pelatihan Guru

Event Guru Inovatif

Kunjungi Profile
1780x
Bagikan

Telah dilaksanakan Innovation School Leaders and Teachers Forum (ISLTF) #56 pada tanggal 29 Oktober 2023 bersama dengan Galih Smarapradhipa yang merupakan seorang Editor Bahasa at Harian Kompas (Kompas.id) dan Danang Bagus Yudhistira, S.SI., M.Sc. yang merupakan seorang Hafecs Senior Trainer. Topik utama yang dibahas dalam event ini terkait Literasi Era Digital: Pentingnya Literasi Menulis bagi Guru di Era Digital.

Bagaimana Digital Mempengaruhi Cara Kita Berbicara dan Menulis

ISLTF #56 : Literasi Era Digital: Pentingnya Literasi Menulis bagi Guru di Era Digital

Dalam evolusi komunikasi manusia, kita telah melalui empat tahap yang dimulai dengan bahasa isyarat, berlanjut ke bahasa lisan, dan kemudian terjadi proses tafsir dan penerjemahan bahasa. Namun, dengan kemajuan digital, cara kita berbicara dan menulis telah mengalami perubahan signifikan. Dengan teknologi digital, komunikasi telah menjadi lebih luas dan cepat, memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan orang yang berada jauh tanpa harus bertemu secara langsung. Tulisan yang dulunya dibatasi oleh media kertas dapat dengan mudah dibagi melalui internet, email, atau media sosial. Bahasa dan tulisan kita disimbolkan oleh karakter digital, mengubah cara kita berbicara dan menulis.

Namun, perubahan ini juga memunculkan tantangan baru, seperti risiko informasi yang salah atau tidak akurat. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana perkembangan digital memengaruhi cara kita berbicara dan menulis, serta bagaimana kita dapat memanfaatkannya dengan bijak. Selanjutnya, simak bagaimana digital mempengaruhi cara bahasa mempengaruhi cara berpikir kita.

Bahasa Mempengaruhi Cara Berpikir Kita

Bahasa bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga membentuk kerangka pikiran dan persepsi kita terhadap dunia. Contohnya, di Indonesia, kita cenderung memberi asosiasi jenis kelamin (gender) pada kata-kata dan objek tertentu, seperti matahari dan bulan. Bahkan dalam bahasa, kita melihat adanya konotasinya sebagai maskulin atau feminin. Sebagai contoh, matahari sering diasosiasikan dengan kesan maskulin, sedangkan bulan sering dianggap kesannya feminin. Namun, penting untuk diingat bahwa konotasi ini bervariasi berdasarkan budaya dan bahasa yang digunakan. Di Jerman, misalnya, bulan bisa dianggap maskulin.

Hal ini juga dapat ditemukan dalam penggambaran karakter laki-laki dan perempuan dalam karya seni atau media. Bahasa memengaruhi cara kita menggambarkan dan memahami karakter-karakter ini. Misalnya, dalam beberapa konteks, bulan bisa dihubungkan dengan kesan maskulin, sementara di tempat lain, bisa jadi berbeda.Pentingnya memahami bahwa bahasa mempengaruhi cara berpikir kita adalah kunci untuk literasi era digital. Saat kita berbicara, menulis, atau berkomunikasi dalam lingkungan digital, pemahaman yang mendalam tentang bagaimana bahasa memengaruhi cara kita berpikir akan membantu kita menjadi komunikator yang lebih efektif dan bijak di era digital. Pemahaman tentang bagaimana bahasa memengaruhi cara kita berpikir akan memberikan dasar yang kuat untuk membahas pentingnya literasi menulis di era digital.

Mengapa Menulis Penting?

ISLTF #56 : Literasi Era Digital: Pentingnya Literasi Menulis bagi Guru di Era Digital

Literasi menulis bukan hanya sekadar kemampuan teknis untuk menyusun kata-kata. Namun juga mencakup sejumlah elemen yang jauh lebih dalam dan signifikan. Bagi seorang guru di era digital, kemampuan menulis tidak hanya menjadi alat untuk mengajar, tetapi juga alat untuk refleksi, komunikasi yang efektif, dan penyimpanan warisan pengalaman. Berikut 3 poin mengapa menulis begitu penting dalam peran seorang guru di era ini.

1. Kekuatan Refleksi dan Pemahaman Diri

Menulis adalah cara yang kuat untuk merenung dan memahami diri sendiri. Ketika guru dapat mengekspresikan pemikiran mereka secara tertulis, mereka dapat merenungkan pengalaman mereka dalam mengajar, memahami apa yang telah berhasil, dan mengidentifikasi area yang perlu perbaikan. Hal ini membantu guru menjadi lebih sadar tentang metode pengajaran mereka dan memungkinkan mereka untuk terus berkembang.

2. Komunikasi yang Lebih Efektif

Literasi menulis memungkinkan guru untuk berkomunikasi secara lebih efektif dengan siswa, guru lainnya, dan orang tua. Guru yang mampu menulis dengan jelas dan persuasif dapat menyampaikan informasi dengan baik kepada berbagai pihak. Mereka dapat merencanakan pelajaran dengan baik, memberikan respon yang bermanfaat kepada siswa, dan berkolaborasi dengan guru lainnya.

3. Warisan Pengetahuan dan Pengalaman

Menulis adalah cara untuk menyimpan pengetahuan dan pengalaman. Guru dapat mengabadikan praktik pengajaran terbaik, pelajaran yang berhasil, dan pengalaman berharga dalam bentuk tulisan. Ini memungkinkan pengetahuan dan pengalaman mereka menjadi warisan yang dapat dibagikan kepada generasi guru yang akan datang.

Guru dapat mengintegrasikan literasi menulis dalam pembelajaran mereka dan membantu siswa mereka mengembangkan keterampilan menulis yang diperlukan di era digital. Dan dengan pemahaman ini, kita akan melanjutkan ke pembahasan mengenai bagaimana guru dapat mengeksplorasi literasi menulis dalam konteks digital.

Menulis Melalui Media Digital: Dari Artikel ke Proses Menyunting

Guru tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai seseorang yang dapat memanfaatkan platform digital untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka dengan lebih luas. Guru perlu memahami bagaimana menulis artikel dan materi pembelajaran dalam format digital. Ini mencakup penggunaan media seperti blog, situs web sekolah, platform media sosial, dan platform pembelajaran online. Menulis dalam lingkungan digital tidak berhenti pada publikasi. Proses penyuntingan menjadi kunci penting dalam memastikan bahwa konten digital berkualitas tinggi.

Proses penyuntingan dalam menulis melalui media digital merupakan tahap penting dalam memastikan bahwa artikel guru mencapai standar kualitas yang tinggi. Guru tidak hanya harus mampu menciptakan materi pembelajaran yang informatif dan relevan, tetapi juga memastikan bahwa tulisannya bebas dari kesalahan tata bahasa dan informasi yang tidak akurat. Proses penyuntingan melibatkan merapikan struktur kalimat, mengklarifikasi konsep, dan memastikan keseluruhan konten memiliki alur yang jelas dan konsisten.

Dengan pemahaman tentang proses menulis melalui media digital, guru dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan literasi menulis mereka sendiri dan mengajarkan siswa untuk menjadi penulis yang terampil di era digital. Guru dapat menciptakan konten yang berkualitas untuk diberikan kepada siswa dengan menggunakan kalimat efektif yang juga dapat memudahkan bagi siswa dalam memahami materi.

Ciri-ciri Kalimat Efektif dalam membuat Artikel

ISLTF #56 : Literasi Era Digital: Pentingnya Literasi Menulis bagi Guru di Era Digital

Guru memiliki peran penting dalam menyunting dan mengelola konten digital seperti artikel. Untuk menghasilkan artikel yang efektif, ada beberapa ciri-ciri kalimat yang harus diperhatikan.

  1. Pertama, kalimat dalam artikel sebaiknya singkat dan jelas. Dengan kata lain, hindari penggunaan kata-kata yang berlebihan yang dapat membingungkan pembaca.
  2. Kedua, pastikan bahwa setiap kalimat memiliki subjek dan predikat yang jelas, sehingga pembaca dapat memahami siapa yang melakukan tindakan apa.
  3. Ketiga, perhatikan penggunaan tanda baca yang benar, seperti koma, titik, dan tanda kutip. Penggunaan tanda baca yang tepat akan membantu menghindari kebingungan dalam membaca.
  4. Keempat, hindari kalimat-kalimat yang berbelit-belit atau ambigu. Kalimat yang efektif harus langsung menuju pokok permasalahan atau gagasan yang ingin disampaikan.
  5. Kelima, jangan lupa untuk memastikan bahwa ejaan kata dan aturan tata bahasa dipatuhi dengan baik.
  6. Terakhir, artikel yang efektif sebaiknya memiliki kalimat penutup yang kuat dan jelas, yang merangkum pokok permasalahan dan memberikan kesimpulan atau pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca.

Lalu, bagaimana bentuk contoh dari kalimat efektif yang terdapat pada konten digital seperti artikel? Simak pembahasan lebih lengkap melalui sesi rekaman Zoom Meeting pada link berikut yang dapat diakses gratis.

GuruInovatif.id berkomitmen untuk memacu transformasi pendidikan Indonesia melalui pengembangan kompetensi guru dengan membantu guru dan institusi pendidikan bertransformasi lebih cepat dalam proses pengajaran dan pembelajaran ke arah yang lebih baik dan memberikan inspirasi bagi guru dan praktisi pendidikan dalam ranah memperkaya ilmu pengetahuan. Pantau melalui media sosial kami https://www.instagram.com/guruinovatif.id/ untuk mendapatkan informasi webinar dan event terbaru yang tak kalah menarik lainnya. Salam Guru Inovatif!


Penulis: Hilman | Penyunting: Putra

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

GI Class #113 | Pentingnya Kesehatan Mental di Sekolah: Peran Guru dalam Menciptakan Lingkungan Belajar yang Aman dan Mendukung
2 min
GI Class #106 | Transformasi Akses Pendidikan yang Berkualitas melalui Digitalisasi Sekolah
3 min
Mewujudkan Iklim Pendidikan Inklusif dengan Pendekatan Universal Design for Learning (UDL)
4 min
GI Bootcamp #1 | Inovasi AI dan GEMINI untuk Pendidikan Berbasis Teknologi
2 min
GI Class #110 | Panduan Menyusun Rapor P5: Mencatat Perkembangan Siswa dengan Tepat
2 min
Buku adalah Cakrawala Dunia dan Internet adalah Samudra Dunia

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar