Dalam proses belajar di kelas, keaktifan siswa sangatlah diharapkan oleh guru. Karena hal ini menandakan bahwa siswa antusias terhadap materi yang diajarkan oleh gurunya. Salah satu metode yang cukup umum untuk memantik keaktifan siswa di kelas adalah dengan menerapkan metode diskusi. Diskusi menjadi metode yang dapat diterapkan pada jenjang pendidikan manapun dan mata pelajaran apapun.
Mengapa metode diskusi menjadi salah satu metode yang umum digunakan oleh guru dalam memantik keaktifan siswa di kelas? Simak penjelasannya dalam artikel ini.
Menjaga Keantusiasan Siswa dengan Metode Diskusi Menerapkan metode pembelajaran yang menarik dapat membuat siswa semakin tertarik dan menumbuhkan rasa keingintahuan sekaligus minat untuk mempelajari materi tersebut. Sudah seharusnya guru sekarang memikirkan cara untuk menarik fokus perhatian siswa, karena hal ini memegang peranan penting dalam proses serta hasil belajar siswa.
Ada beberapa ciri metode belajar yang baik menurut Puji Santoso (2009), yakni:
Mengundang rasa ingin tahu siswa;
Menantang siswa untuk belajar;
Mengaktifkan mental, fisik, dan psikis siswa;
Memudahkan guru;
Mengembangkan kreativitas siswa; dan
Mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
Baca juga:Mengenal Pertanyaan Pemantik, Solusi untuk Memicu Keingintahuan serta Partisipasi Siswa dalam Pembelajaran
Oleh karena itu, pemilihan metode pembelajaran sangat berperan penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Seorang guru sudah seharusnya lebih dahulu menentukan dan memilih metode apa yang sesuai untuk digunakan sesuai dengan kondisi dan situasi siswa di kelas. Untuk memancing siswa mengemukakan ide dan argumentasinya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, menerapkan metode diskusi merupakan salah satu cara untuk memicu keaktifan siswa.
Diskusi merupakan percakapan yang berisikan pertukaran pendapat, memunculkan ide-ide serta pendapat yang dilakukan oleh beberapa individu yang tergabung dalam kelompok untuk mencari kebenaran atau penyelesaian masalah. Metode ini juga menjadi cara untuk memunculkan serta melatih keberanian dan rasa kepercayaan diri setiap individu. Sehingga, kejenuhan dalam proses belajar dapat berkurang dan memunculkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alvi dan Agung (2020), penataan kursi, meja, dan ruang kelas dapat berpengaruh dalam menunjang kegiatan pembelajaran, terutama metode diskusi. Karena memiliki pengaruh dalam 4 hal berikut:
Aksesibilitas : memudahkan siswa menjangkau sumber belajar yang tersedia;
Mobilitas: berpengaruh pada kemudahan siswa bergerak ke bagian lain di dalam kelas;
Interaksi: memudahkan interaksi antara guru dan siswa maupun antar siswa;
Variasi kerja siswa: kerjasama dalam menyelesaikan tugas secara perorangan, berpasangan atau berkelompok.
Metode diskusi dapat meningkatkan kaktifan hingga menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam kegiatan belajar (Gambar: Canva/Odua Images) 3 Hal yang Perlu Diperhatikan Guru dalam Membentuk Kelompok Diskusi Banyak bentuk kegiatan diskusi yang dapat guru gunakan di dalam kelas. Umumnya kegiatan diskusi dilakukan dengan cara membagi siswa ke dalam kelompok diskusi yang berisikan beberapa orang. Anda dapat menyesuaikan pelaksanaan diskusi di kelas dengan mempertimbangkan tugas yang akan diberikan kepada siswa. Semakin spesifik tugasnya, maka semakin besar kemungkinan siswa berhasil dalam mengerjakannya. Oleh karena itu, guru perlu memerhatikan 3 hal ini ini:
1. Jumlah anggota dalam satu kelompok diskusi Jumlah anggota yang ideal dalam satu kelompok sekitar 2-6 individu. Membentuk kelompok diskusi dengan anggota yang lebih sedikit (2-3 individu) lebih dianjurkan untuk menyelesaikan tugas yang sederhana. Selain itu, kelompok dengan anggota yang lebih sedikit, cenderung mendorong siswa untuk lebih aktif berbicara. Sedangkan kelompok yang terdiri dari 4-6 orang, lebih baik untuk menyelesaikan tugas yang lebih kompleks dan membutuhkan banyak ide.
Baca juga:Meningkatkan Partisipasi Siswa dengan Metode Pembelajaran Jigsaw
2. Peran siswa dalam kelompok Penunjukkan siswa secara acak untuk membentuk satu kelompok akan menghindari masalah dengan teman dalam jangka pendek. Namun, jika guru memutuskan kelompok tersebut akan bertahan dalam jangka yang panjang, mungkin Anda dapat mempertimbangkan keterampilan tertentu yang harus merata dalam semua kelompok (misalnya cakap dalam meriset atau pandai dalam menulis).
3. Durasi pertemuan kelompok diskusi Guru juga harus memberitahu apakah kelompok diskusi yang telah terbentuk hanya untuk satu kali pertemuan atau selama satu semester. Hal ini berkaitan dengan poin sebelumnya, karena jika kelompok diskusi tersebut berlangsung dalam jangka yang lama, dapat melatih keterampilan kolaborasi dan memperkuat interaksi antat anggota kelompok, namun tidak menutup kemungkinan antar satu anggota akan bosan atau lelah berinteraksi dengan anggota kelompoknya.
Jika guru sudah menetapkan pembagian kelompok diskusi, maka Anda harus memosisikan diri sebagai fasilitator diskusi. Seharusnya guru lebih banyak memberikan gagasan atau pertanyaan pemantik untuk siswa diskusikan.
Lalu, bagaimana cara mendalami kebingungan siswa serta cara berkomunikasi agar semua kelompok mendapatkan informasi yang sama? Temukan jawabannya dalam webinar nasional yang akan membahas mengenai cara menyiapkan diskusi yang interaktif berikut ini!
Saya ingin daftar webinar ini
Referensi: Analisis Penerapan Penggunaan Metode Diskusi dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SD Discussions Penerapan Diskusi Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen
Penulis: Eka | Penyunting: Putra