âIt should not surprise anyone to know that one of the most consistent findings in educational research demonstrates that the more times student spend engaged during instruction, the more they learnâ (Gettinger & Ball)
Dalam pembelajaran, pernah tidak Bapak/Ibu memperhatikan bahwa peserta didik tidak antusias dan tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran? Pandangan mereka selalu terpecah pada suara-suara dan objek di luar kelas. Kalau Bapak/Ibu pernah merasakan hal tersebut, itu artinya peserta didik sedang merasa tidak terlibat dalam proses belajarnya, atau tingkat student engagement- nya rendah.
Apa itu student engagement? apakah itu penting? hal apa saja yang mendasarinya? simak penjelasan berikut!
Apa itu Student Engagement? Secara general, student engagement dipahami sebagai kegiatan seorang peserta didik dalam keterlibatannya di dalam kelas. Lebih kompleks, Reeve (2005) memberikan definisi bahwa student engagement merupakan intensitas tingkah laku, kualitas emosi, dan usaha pribadi dari keterlibatan peserta didik secara aktif dalam aktivitas pembelajaran. Dalam tataran yang lebih rigid, Fredericks (2004) menyebutkan bahwa student engagement terdiri dari tiga dimensi, yaitu behavioral engagement, emotional engagement, dan cognitive engagement . Pertama, Behavioral engagement mengarah pada tingkat partisipasi dan keterlibatan peserta didik dalam kelas. Kedua, emotional engagement melingkupi reaksi positif dan negatif terhadap guru, peserta didik lain, dan aktivitas lainnya. Terakhir, cognitive engagement meliputi keinginan untuk mengerahkan usaha untuk dapat memahami ide yang kompleks dan menguasai keterampilan yang sulit.
Belajar Membaca (Sumber: Canva) Meningkatkan student engagement merupakan upaya yang ditempuh tenaga pendidik untuk mengatasi kebosanan dan kejenuhan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, Bapak/Ibu perlu mencari trobosan dalam setiap pembelajaran agar peserta didik menjadi antusias dalam setiap pembelajaran.
Bapak/Ibu tidak perlu bingung, berikut kami sampaikan beberapa upaya meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran. Simak penjelasan sampai akhir ya!
Bagaimana Cara Membuat Peserta Didik Terlibat di Kelas? Sebelum mengetahui bagaimana cara membuat peserta didik terlibat di kelas, ada beberapa faktor yang mempengaruhi student engagement menurut Cabrera, dkk (2009),yaitu tingkat tantangan akademis; hubungan peserta didik dan sekolah; proses pembelejaran yang aktif dan kolaboratif; pengayaan pengalaman pendidikan; dan lingkungan sekolah yang mendukung. Kelima faktor tersebut dapat dijadikan acuan untuk menyusun strategi Bapak/Ibu dalam pembelajaran.
Ada banyak cara yang dapat Bapak/Ibu lakukan untuk membuat peserta didik ter-engage di kelas. Berikut kami usulkan beberapa metode bagaimana melibatkan peserta didik dalam pembelajaran.
1. Memulai Kelas dengan Jokes dan Teka Teki Sederhana Sebagai langkah awal untuk membuat suasana kelas, Bapak/Ibu dapat memulai pembelajaran dengan teka-teki sederhana. Sapalah peserta didik dengan ceria, tanyakan kabar mereka, kesibukkan mereka, dan perasaan mereka pada hari itu. Bentuklah kedekatan emosional agar peserta didik merasa dekat dengan Bapak/Ibu sekalian. Setelah itu, bentuklah suasana yang interaktif dengan membangun jokes-jokes dan teka-teki tertentu. Berikanlah apresiasi kepada peserta didik yang berani menjawab pertanyaan.
Guru memberikan Teka-Teki untuk Membentuk Suasana Pembelajaran yang Interaktif (Sumber: Canva) Langkah tersebut merupakan metode pembelajaran dua arah yang dapat Bapak/Ibu terapkan. Selain menunjukan ciri khas Bapak/Ibu kepada peserta didik, suasana kelas yang menyenangkan dapat membuat peserta didik antusias dan fokus dalam pembelajaran.
2. Membahas Peristiwa Terkini dan Isu-Isu Viral di Media Sosial Masifnya penggunaan media sosial oleh peserta didik dapat dimanfaatkan oleh Bapak/Ibu dalam pembelajaran. Mintalah satu/dua peserta didik untuk menyampaikan berita-berita viral lalu mintalah pandangan mereka terhadap fenomena tersebut. Tentu saja Bapak/Ibu harus selektif dalam memilih topik pembicaraan agar tidak ke luar dari bingkai pembelajaran.
Memberikan ruang untuk peserta didik menyampaikan pandangannya dapat membuat mereka berpikir kritis terhadap sesuatu. Selain itu, Bapak/Ibu juga dapat lebih memahami ketertarikan, minat, dan potensi yang mereka miliki berdasarkan argumen-argumennya.
3. Memulai Pembelajaran dengan Pertanyaan-Pertanyaan Walaupun metode ini kurang disenangi oleh peserta didik, namun pada dasarnya mengawali kelas dengan pertanyaan-pertanyaan umum perihal materi ajar dapat menjadi salah satu metode paling efektif dalam upaya meningkatkan keterlibatan peserta didik. Dengan mengetahui istilah-istilah penting dalam materi ajar, secara tidak langsung dapat dijadikan tolok ukur Bapak/Ibu dalam melihat kesiapan mereka dalam pembelajaran.
Guru Memberikan Pertanyaan kepada Peserta Didik (Sumber: Canva) Sebagai upaya untuk mengatasi suasana kelas yang tegang, Bapak/Ibu dapat menyampaikan kepada peserta didik terlebih dahulu untuk mempersiapkan diri di pertemuan selanjutnya. Selain melatih kedisiplinan mereka, hal tersebut juga dapat mempermudah Bapak/Ibu dalam menjelaskan materi ajar agar lebih komprehensif.
4. Memvariasikan Metode Pembelajaran secara Individu dan Kelompok Salah satu faktor peserta didik merasa dirinya tidak terlibat di dalam kelas disebabkan karena tidak adanya gaya pembelajaran (learning style ) oleh Bapak/Ibu. Kelas yang monoton akan membuat suasana pembelajaran menjadi mencekam. Peserta didik tidak memiliki dorongan lebih untuk melakukan sesuatu karena keterbatasan yang mereka miliki.
Untuk mengatasi situasi tersebut, Bapak/Ibu dapat menggunakan metode pembelajaran secara individu dan kelompok, seperti flipped learning , STAD , dan Picture X Picture . Dengan adanya variasi yang berbeda di setiap pertemuan, peserta didik menjadi antusias dalam pembelajaran. Namun, Bapak/Ibu juga harus senantiasa mengontrol suasana kelas agar selalu kondusif selama berlangsungnya aktivitas pembelajaran.
5. Melakukan Demonstrasi Tentang Materi Ajar Metode demonstrasi sebenarnya merupakan metode yang sangat interaktif untuk mempermudah pembelajaran. Namun, metode ini tidak lebih fleksibel dari cara-cara yang lain karena penerapannya sangat kondisional dengan materi ajar. Namun, Bapak/Ibu dapat memakai metode demonstrasi dalam melakukan simulasi untuk materi ajar tertentu.
Demonstrasi Globe kepada Peserta Didik (Sumber: Canva) Bapak/Ibu dapat memanfaatkan benda-benda, peta, dan presentasi dalam penyampaian materi. Mintalah mereka untuk membantu Bapak/Ibu menyusun benda-benda tertentu sembari menjelaskan kegunaannya. Dengan demikian, peserta didik tidak hanya terlibat secara teoritis tetapi juga dapat mengetahui secara langsung penerapannya. Oleh karena itu, metode ini sangat cocok untuk membuat peserta didik ter-engage di dalam pembelajaran.
Itulah beberapa upaya untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran. Masih banyak metode lainnya yang dapat Bapak/Ibu terapkan dalam pembelajaran. Namun, perlu diingat bahwa tidak ada satu metode pun yang terbaik untuk semua orang, namun memulai kelas dengan aktivitas yang dapat melibatkan peserta didik perlu Bapak/Ibu lakukan. Kelas yang nyaman dan interakitf akan menciptakan peserta didik yang kritis, inovatif, dan cerdas. Semua hal tersebut merupakan landasan dasar terwujudnya bangsa yang cerdas dan bermartabat. Maju terus pendidikan Indonesia!
Owh ya! salah satu langkah yang dapat Bapak/Ibu lakukan untuk meningkatkan kemampuan dan pengenahuan dalam pembelajaran adalah dengan menjadi Member Premium GuruInovatif. Selain harganya yang sangat bersahabat, fitur-fitur dan event yang ditawarkan juga relevan dengan kebutuhan Bapak/Ibu dalam pembelajaran. Oleh karena itu, jangan ragu, jangan segan, klink Link Pendaftaran sekarang juga! Selamat belajar bersama-sama!