Situasi dan kondisi seperti panasnya hari, ramainya lingkungan luar, rasa mengantuk ataupun lapar menjadi tantangan bagi para guru karena hal tersebut dapat membuat siswa kehilangan fokusnya dalam belajar. Tidak hanya fokusnya, namun siswa dapat juga kehilangan ketertarikannya dalam belajar. Sebagai seorang guru, tentu akan menyampaikan pembelajaran kepada siswanya dengan komunikasi verbal agar dapat menjelaskan secara detail bab yang ingin dibahas. Para siswa pun sepatutnya akan berusaha mendengarkan penjelasan tersebut. Namun mengapa terkadang justru suara guru menjelaskan menjadi cerita dongeng bagi para siswa yang membuatnya mengantuk?
Situasi kelas yang membosankan, cuaca yang terik, dan suara-suara keributan di luar kelas dapat menganggu konsentrasi siswa dalam memahami materi ajar. Situasi dapat semakin diperparah dengan kondisi perut yang kosong, mengantuk, dan permasalahan lainnya. Hal-hal tersebut dapat menghilangkan ketertarikan peserta didik mengikuti pembelajaran. Di satu sisi, metode penyampaian materi yang Bapak/Ibu gunakan juga dapat berpengaruh kepada siswa. Apabila sampai pada titik jenuh maka materi ajar yang disampaikan hanya akan menjadi dongeng tidur ternyaman bagi mereka. Oleh karena itu, Anda harus mencari ide dan terobosan baru agar siswa dapat lebih tertarik pada materi aja yang disampaikan.
Gambar siswa mengantuk (Sumber: Canva) Nah! Salah satu solusi yang dapat Bapak/Ibu terapkan adalah komunikasi non verbal. Sebuah metode yang digunakan dengan memanfaatkan bahasa tubuh atau body language .
Mengenal Manfaat Pembelajaran dengan Bahasa Tubuh Body language atau bahasa tubuh adalah bentuk penyampaian pesan yang diikuti gerakan tubuh seperti gerak tangan, ekspresi wajah, maupun kontak mata. Pada kehidupan sehari-hari, bahasa tubuh dapat membantu seseorang untuk berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, bahasa tubuh juga dapat mempermudah penjelasan materi, mempertegas definisi teori, dan membuat pembelajaran lebih menarik. Hal tersebut tentu juga kita rasakan saat berkomunikasi dengan lawan bicara yang menggunakan bahasa tubuh. Lalu apa sih sebenarnya manfaat dari bahasa tubuh bagi guru yang berkomunikasi dengan siswa?
Ilustrasi guru menggunakan bahasa tubuh saat mengajar (Sumber: Canva) 1. Membangun imajinasi siswa Pemanfaatan bahasa tubuh pada penjelasan verbal akan membantu siswa membayangkan kata yang Bapak/Ibu sampaikan. Contohnya adalah kata besar yang dapat digambarkan dengan membuka tangan dengan lebar, lalu juga perbedaan mimik wajah bahagia, sedih, ataupun marah. Imajinasi yang timbul dapat diingat oleh peserta didik bahwa bahasa tubuh tersebut merupakan pemaknaan dari salah satu kata.
2. Menunjukkan ketertarikan atau semangat kepada siswanya Saat menggunakan bahasa tubuh, semangat Bapak/Ibu dalam menyampaikan suatu hal akan dirasakan juga oleh peserta didik. Para siswa secara tidak langsung menjadi penasaran terhadap apa yang dilakukan oleh Anda, selaku guru di kelas. Contohnya seperti bertepuk tangan sebagai bentuk apresiasi kepada siswa. Dengan melakukan hal tersebut, siswa pun dapat merasa senang dan tidak segan untuk melakukan interaksi selama pembelajaran.
3. Membangun ketertarikan siswa Kebosanan atau rasa mengantuk yang siswa rasakan mungkin saja dapat hilang karena cara yang Bapak/Ibu gunakan. Apabila hanya metode pembelajaran satu arah, siswa akan kesulitan menerima dan mengingat materi yang disampaikan. Namun, dengan melakukan bahasa tubuh itulah yang akhirnya dapat membantu siswa untuk memahami materi dan dapat tertarik pada apa yang disampaikan. Melalui hal tersbeut, tidak menutup kemungkinan bahwa siswa akan malas belajar karena bingung atau tidak memahami materi yang ia pelajari.
4. Mengurangi tenaga yang dikeluarkan guru Dalam mengajar peserta didik, tentu akan ada saat dimana Bapak/Ibu harus menjawab berbagai argumentasi atau bahkan bersikap tegas. Dengan menggunakan bahasa tubuh, Anda dapat menyampaikan informasi tanpa melakukan komunikasi verbal yang mungkin dapat menyita tenaga seperti berteriak pada saat kelas ramai. Contohnya adalah pada saat ada siswa yang menjawab atau berpendapat, Bapak/Ibu dapat memberikan respon mengangguk sebagai persetujuan ataupun menggeleng sebagai sebuah penolakan disertai dengan ekspresi/mimik wajah yang mendukung. Contoh lain adalah pada saat menertibkan siswa yang ramai di kelas, Anda dapat meletakkan jarinya pada bibir sebagai tanda perintah bagi siswanya untuk tenang dan turut disertai dengan ekspresi yang mendukung.
5. Menginspirasi siswa untuk mengekspresikan diri Saat melihat Bapak/Ibu mengajar menggunakan bahasa tubuh, tidak menutup kemungkinan bahwa para siswa akan melakukan hal yang sama. Guru dapat membiasakan siswanya untuk juga menggambarkan sesuatu dengan bahasa tubuh apabila siswa kesusahan dalam menjelaskan. Dengan begitu, perlahan siswa juga dapat merasakan bahwa ia dapat lebih baik dalam mengekspresikan dirinya saat menyampaikan sesuatu.
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan mengenai penggunaan komunikasi non-verbal bahasa tubuh dalam pembelajaran. Semoga informasi yang kami sampaikan dapat menambah wawasan serta pengetahuan Bapak/Ibu baik dalam kegiatan mengajar atau pengembangan diri. Kami berusaha memberikan yang terbaik agar guru Indonesia semakin menjadi guru yang terbaik bagi seluruh siswanya.
Ingin mendapatkan berbagai tips lainnya untuk meningkatkan kompetensi Bapak/Ibu? Ikuti In House Training yang merupakan program pelatihan yang diselenggarakan untuk suatu instansi atau lembaga pendidikan. Dengan mengikuti program In House Training maka sekolah akan memiliki guru yang memiliki kompetensi serta pengetahuan yang memumpuni, sehingga siswa akan terdorong untuk dapat belajar dan berkembang dengan lebih baik. Untuk info lebih lanjut mengenai program ini, silahkan klik banner dibawah ya .
Penulis: Elienai Berta Ayunda Jodi Penyunting: Yandi Chidlir