Cerita Guru
Siswa Merdeka dengan Karakternya
Suasana sekolah tidak membosankan bagi anak – anak yang menikmati lingkungan belajarnya, rasa kebersamaan selalu muncul ketika ada teman – temannya yang tentunya mempunyai pola pikir yang sama. Lingkungan belajar menjadi motivasi untuk penerapan sistem belajar yang membuat anak – anak nyaman, menunjukkan bakatnya, merespon dengan cara yang baik dan terdidik, serta penerapan sopan santun menjadi poin penting dalam pertumbuhan untuk anak seusianya. Anak – anak jenjang SD masih sangat polos, dunia bahagianya memang sangat diperhatikan sejak dini dalam tumbuh kembangnya. Ruang lingkup kebebasan anak – anak boleh dibebaskan dengan faktor – faktor yang masih diterapkan guru atau Pendidik agar potensinya mencakup kategori berprestasi, bermain sambil belajar, serta menggali bakat anak – anak agar mereka lebih percaya diri. Kebahagiaan anak – anak akan terlihat dari raut wajahnya yang polos, senyuman yang tulus dan percaya bahwa guru adalah kesayangannya jika berada di sekolah. Tak sungkan anak – anak akan mengekspresikan karakternya sesuai tingkah laku mereka ketika mendekati guru atau Pendidik yang disukainya.Cukup sederhana namun menarik untuk diceritakan, anak – anak masuk ke Perpustakaan pada saat jam istirahat. Kisah ini diambil dari SD Negeri 003 Kundur Utara di salah satu Sekolah Dasar di Pulau Kundur Kabupaten Karimun Propinsi Kepulauan Riau. Saat itu beberapa siswa kelas 3 dan 4 antusias untuk membaca buku di Perpustakaan. Mulai dari memilih buku yang ingin dibacanya, ada yang masih bolak – balik buku, bahkan ada juga yang hanya lihat temannya membaca buku kemudian membaca buku yang sama dengan temannya. Namun tanpa disadari anak – anak tidak membaca di meja yang disediakan oleh pihak Perpustakaan, bahkan anak – anak menikmati dengan caranya sendiri ketika kebiasaan di rumah masing – masing. Anak – anak memilih untuk membaca dengan menggunakan bantal, bantal tersebut ia gunakan untuk meletakkan buku bacaan atau bantal berfungsi untuk mengganjal atau ditindih bagian dada mereka dengan posisi telungkup. Rasa nyaman tentunya menjadi sebuah kebiasaan yang sudah lama dilakukan atau diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Banyak dampak positif yang menjadi rasa nyaman itu faktor akan hadirnya sebuah kebahagiaan, tenang, dan menyenangkan. Jika membahas di lingkungan sekolah, dengan viralnya kurikulum merdeka, siswa atau anak – anak harus menunjukkan inovasi dan aktif dalam dunia pembelajaran yang dilaksanakan. Guru atau Pendidik sebagai fasilitator, kemudian anak – anak diminta untuk aktif, kreatif, inovatif, maupun responsif. Kebebasan yang dibebaskan untuk anak – anak adalah rasa nyaman untuk mereka melakukan hal – hal aktif, salah satunya memilih belajar tanpa meja namun menggunakan bantal antara posisi duduk lesehan maupun posisi dada telungkup. Penerapan yang dilakukan anak – anak atas apa yang dilakukannya adalah hal yang sangat mendukung dengan pola pikirnya menjadikan rasa nyaman dalam belajar, karena nyaman itu merdeka, merdeka itu bebas. Bebas dimaksudkan disini adalah masih berhubungan dengan hal – hal dan perbuatan positif yang masih dalam pengawasan guru maupun Pendidik. Demikian juga fasilitas dari pihak sekolah agar mendapatkan rasa nyaman untuk anak – anak di lingkungan sekolah, salah satunya Perpustakaan SD Negeri 003 Kundur Utara memberikan pelayanan dan kenyaman untuk pengunjung yang membaca buku dengan mayoritas anak – anak. Tempat yang disediakan sekolah untuk menjadi penyemangat anak – anak dalam belajar jika di kelas mendapatkan rasa nyaman dengan menggunakan meja dan kursi, sedangkan di Perpustakaan mendapatkan kenyamanan dengan duduk lesehan maupun dengan menggunakan meja dan bantal. Tidak perlu menjadikan perbedaan dan perbandingan dalam sebuah kenyamanan, pada dasarnya sama dan tidak menimbulkan rasa jenuh namun meningkatkan suasana yang menyenangkan. Bagamana pun tetap dalam pengawasan dari pihak guru atau Pendidik kepada anak – anak dalam melakukan sikap atau posisi yang mereka lakukan, diantaranya pemberitahuan sikap yang benar ketika duduk dan jarak antara mata dengan tulisan yang dibaca. Kesimpulannya adalah anak – anak memberikan motivasi dalam sistem untuk mendapatkan kenyamanan, dan kenyamanan menjadi inspirasi agar tercipta merdeka belajar. Pelaksanaan kurikulum merdeka belajar menjadikan rasa nyaman dan memberikan contoh yang sangat baik agar anak – anak mendapatkan pembelajaran dengan ceria, juga menghasilkan rasa tanggung jawab atas rasa nyaman tersebut. Rasa nyaman itu muncul karena ada kemauan, dan kemauan berhasil karena kemampuan. Semoga bermanfaat artikel singkat ini, salam untuk Guru Inovatif seluruh Indonesia.