Peran Tripusat Pendidikan dalam Menciptakan Pendidikan Inklusif - Guruinovatif.id

Diterbitkan 14 Jun 2024

Peran Tripusat Pendidikan dalam Menciptakan Pendidikan Inklusif

Tripusat pendidikan merupakan konsep kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dan inklusif. Ketahui peran penting pihak-pihak terkait untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik dalam artikel ini!

Entry Level Assessment

Redaksi Guru Inovatif

Kunjungi Profile
618x
Bagikan

“Di dalam hidupnya anak-anak, ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya, yaitu alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemuda” — Ki Hajar Dewantara

Kutipan dari Bapak Pendidikan Indonesia ini menjadi inti konsep tripusat pendidikan. Kutipan ini mengutarakan bahwa hubungan antara orang tua/wali peserta didik, sekolah, dan masyarakat di lingkungan sekolah ternyata berperan dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, aman, serta menyenangkan.

Mengapa tripusat pendidikan ini menjadi hal yang penting untuk diterapkan? Langkah apa yang bisa dilakukan untuk menerapkan tripusat pendidikan ini? Simak penjelasan lebih lanjut mengenai peran tripusat pendidikan dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dalam artikel ini hingga selesai.

Tripusat Pendidikan Merupakan Jalur Pendidikan yang Saling Melengkapi

Tripusat pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan seorang individu manusia yakni, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hal ini tercantum dengan jelas di dalam Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 13 ayat 1:

“Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non-formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya.”

Dalam UU tersebut, dijelaskan pula dengan rinci pengertian ketiga jalur pendidikan tersebut, yakni:

  1. Pendidikan formal terdiri dari atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jenis pendidikan meliputi pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.

  2. Pendidikan nonformal diselenggarakan untuk warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan ini juga berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

  3. Pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegaiatan belajar secara mandiri.

Ketiga pusat pendidikan ini sebenarnya memiliki peranan penting dalam meraih keberhasilan pendidikan. Karena pada dasarnya ketiga pusat pendidikan saling berkaitan dan saling kerjasama satu sama lainnya.

Hal ini dapat tercermin dari orang tua yang melaksanakan kewajibannya dalam mendidik anak di lingkungan keluarga. Namun karena keterbatasan orang tua dalam mendidik anak di rumah, pada akhirnya proses pendidikan diserahkan di sekolah. Kemudian masyarakat akan menjadi fasilitator untuk peserta didik dalam mengaktualisasikan keterampilannya.

Keluarga sebagai Peletak Dasar Pendidikan dan Pembentukan Kepribadian

Mendidik dan mengasuh anak adalah naluri yang berasal dari dalam diri manusia. Setiap orang tua tentu berharap dan berusaha agar anaknya dapat tumbuh dan menjadi sosok yang berhasil dalam menjalani kehidupannya serta dapat berbakti pada agama, nusa, dan bangsa. Kehidupan berkeluarga dapat diibaratkan sebagai suatu bangunan, untuk memelihara bangunan ini dari berbagai bencana atau musibah, maka harus dibangun di atas satu fondasi yang kuat dengan bahan bangunan yang kokoh serta perekat yang lengket.

Peran Tripusat Pendidikan dalam Menciptakan Pendidikan Inklusif
Ilustrasi keluarga berperan dalam pendidikan anak di rumah (Gambar: Canva/Creativa Images)

Orang tua juga turut berperan dalam membentuk sifat kepribadian anak, karena keluarga merupakan sosok panutan pertama yang dilihat, ditiru, dan dicontoh oleh anak. Segala hal yang dilakukan dalam lingkungan keluarga atau orang tua kepada anak, akan menjadi media untuk belajar kebiasaan pada anak yang nantinya berkembang menjadi kepribadian anak di kemudian hari.

Orang tua yang mendampingi dan meluangkan waktu ketika anak memiliki masalah, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat juga menjadi bagian yang vital dalam membentuk karakter anak di masa depan.

Sekolah sebagai Peletak Dasar Pengetahuan Ilmiah dan Pendidikan Moral

Sekolah menjadi “perpanjangan tangan” atau pelengkap dari pendidikan dalam keluarga. Sekolah dapat membantu pendidikan anak melebihi pendidikan yang diajarkan di dalam keluarga, terutama dari segi ilmu pengetahuan. Pendidikan yang diajarkan di sekolah sering disebut sebagai pendidikan formal karena mempunyai dasar, tujuan, isi, metode, dan alat-alat yang disusun secara eksplisit, sistematis, dan terstandarisasi.

Sekolah bisa juga disebut sebagai organisasi yang terikat pada tata aturan formal, memiliki program dan target sasaran yang jelas, serta memiliki struktur pengelolaan yang resmi. Tugas sekolah tidak hanya mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung. Namun juga mempersiapkan anak-anak untuk berkontribusi dalam lingkungan masyarakat di tempat tinggalnya.

Dalam ranah pendidikan moral, sekolah mempunyai peran yang sangat penting dan khusus untuk menciptakan individu yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Apabila mendidik anak dengan kekerasan, bisa jadi hal ini justru akan mencegah perkembangan anak. Selain itu kekerasan dapat menjadi jalan dalam kemalasan, kecurangan, penipuan, hingga kelicikan, karena anak akan mencari segala cara untuk menghindari kekerasan yang mungkin dapat terjadi kepada dirinya. Oleh karena itu, dalam mendidik anak di lingkungan sekolah, guru dianjurkan untuk tidak memperlakukan peserta didiknya dengan kasar, agar tidak menjadi kebiasaan di kemudian hari.

Masyarakat sebagai Wahana Pendidikan Kehidupan Manusia

Pendidikan yang dimaksud adalah interaksi antar manusia yang beragam menyangkut suku, agama, kegiatan kerja, tingkat pendidikan, sosial, ekonomi, dan sebagainya. Karena manusia sejak dari anak-anak hingga dewasa akan terlibat sebagai warga masyarakat bangsanya. Oleh karena itu masyarakat juga memiliki peran yang besar dalam membantu pelaksanaan pendidikan.

Peran Tripusat Pendidikan dalam Menciptakan Pendidikan Inklusif
Ilustrasi peran masyarakat dalam pendidikan anak (Gambar: Canva/sasint)

Setidaknya ada dua kebutuhan pendidikan yang diharapkan dapat diajarkan dari masyarakat, yakni:

  1. Pendidikan sosiokultural yang mendukung proses internalisasi nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat yang bersangkutan.

  2. Wahana atau media perluasan wawasan yang meliputi penguasaan ilmu pengetahuan dan berbagai keterampilan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.

Dalam mewujudkan sinergi tripusat pendidikan, dibutuhkan data-data pendukung agar masing-masing pihak dapat mengetahui dan memahami kondisi peserta didik. Data-data tersebut dapat mencakup kemampuan kognitif hingga psikologi peserta didik. Untuk membantu mendapatkan data-data ini, Guruinovatif.id menghadirkan program asesmen yang dapat diikuti peserta didik di sekolah Anda.

Program asesmen ini disebut Entry Level Assessment atau lebih dikenal dengan ELA. Guruinovatif.id turut berpartisipasi dalam membantu orang tua, guru, sekolah, hingga dinas pendidikan dalam meningkatkan dan mewujudkan pendidikan negeri yang berkualitas dan mampu bersaing secara global. Dengan memberikan solusi yang akurat, cepat, dan mudah, program ini akan membantu memberikan pangkalan data tentang kondisi peserta didik secara lengkap. Hasil data ini kemudian dapat dijadikan acuan untuk menyusun kegiatan sekolah serta layanan pendidikan berkualitas dengan berbasis data yang efisien, efektif serta berkelanjutan.

Sinergi tripusat pendidikan menjadi konsep penting yang perlu diterapkan dalam tumbuh kembang anak. Karena anak mendapatkan wawasan ilmu pengetahuan serta membentuk kepribadian yang diharapkan akan berguna bagi agama, nusa, dan bangsa di masa depan.

Pada hakikatnya, mendidik adalah pemberian tuntunan, bantuan, dan pertolongan kepada anak atau peserta didik. Mendidik juga merupakan dasar pengakuan terhadap seorang individu bahwa ia memiliki potensi untuk berkembang. Oleh karena itu, kerjasama antar tripusat pendidikan menjadi hal yang penting untuk mengarahkan serta mengembangkan seorang anak atau peserta didik dalam menjalani kehidupan dan menghadapi tantangan global.

Mari berpartisipasi dalam mewujudkan sinergi tripusat pendidikan bersama Guruinovatif.id dengan mengajak anak dan peserta didik Anda untuk mengikuti program ELA.
Dapatkan data mengenai kondisi dan kebutuhan pendidikan anak/peserta didik secara mudah, cepat, dan akurat!

Entry Level Assessment dari Guruinovatif.id

Referensi:
Pentingnya Menghidupkan Kembali Tripusat Pendidikan di Lingkungan Sekolah
Tripusat Pendidikan Sebagai Lembaga Pengembangan Teori Pembelajaran bagi Anak
Undang-Undang (UU) No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


Penulis: Eka | Penyunting: Putra

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

GuruInovatif.id Selenggarakan Workshop Entry Level Assessment Bersama Dinas Pendidikan Boyolali
2 min
Sekolah Favorit di Pasuruan Turut Selenggarakan Implementasi ELA Selama 4 Hari!
1 min
Memahami Karakter Peserta Didik sebagai Langkah Mewujudkan Pendidikan yang Berkualitas
5 min
Jelang Dimulainya Tahun Ajaran Baru, Guruinovatif.id Menyelenggarakan Kegiatan Implementasi ELA di MTs Muhammadiyah Wonosari
2 min
Penyelenggaraan Implementasi ELA Kembali Diselenggarakan di Wilayah Jawa Tengah & DIY
1 min
Psikotes Tak Hanya Digunakan sebagai Proses Seleksi Peserta Didik Baru
4 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar