Penguatan Literasi Digital Melalui Desain Pembelajaran Matematika SMP dengan Konteks Kearifan Lokal Indonesia Berbantuan Platform Digital - Guruinovatif.id

Diterbitkan 10 Sep 2023

Penguatan Literasi Digital Melalui Desain Pembelajaran Matematika SMP dengan Konteks Kearifan Lokal Indonesia Berbantuan Platform Digital

Inovasi pembelajaran dapat dilakukan dengan eksplorasi budaya dan kearifan lokal melalui desain pembelajaran berbasis Pendekatan Matematika Realistik Indonesia berbantuan platform digital untuk menumbuhkan minat belajar, pemahaman konsep, dan penguatan literasi digital.

Metode Mengajar

1398x
Bagikan

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Matematika di sekolah tidak hanya berkaitan dengan berhitung saja, tetapi juga memfasilitasi untuk pengembangan daya pikir (Fajar, Sunardi, & Yudianto, 2018) dan penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari seperti berdagang, perbankan, astronomi, teknik, dan lain sebagainya. 

Walaupun banyak manfaat dalam belajar matematika, mayoritas peserta didik menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit, membosankan, dan tidak ada hubungannya dalam kehidupan nyata. Hal ini terjadi karena tidak ada keterlibatan secara aktif dari peserta didik dalam pembelajaran matematika secara kontekstual. Selain itu, guru yang mengajar dengan metode teacher-centered dan langsung mengarah pada formal matematika akan menambah kebosanan, kebingungan, dan kesulitan dalam belajar matematika. Padahal, matematika sebenarnya dapat dikoneksikan dengan kehidupan sehari-hari bahkan memiliki hubungan dengan kearifan lokal yaitu budaya yang dapat dijadikan sumber belajar (Putri, 2017). Hal inilah yang akan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Metode teacher-centered yang masih diterapkan oleh guru perlu ada pembaharuan dan diarahkan pada metode student-centered yang memfasilitasi peserta didik ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran setiap pertemuannya. Pembaharuan inilah yang perlu dilakukan oleh guru dengan mengikuti berbagai pelatihan untuk menambah referensi metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pelatihan ini dilaksanakan secara offline maupun online dengan memanfaatkan platform digital.

Guru dapat mengikuti berbagai pelatihan dengan platform digital seperti pelatihan pemanfaatan youtubemicrosoft 365, dan google workspace untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, efektif, dan bermakna. Contoh pelatihan yang bisa diikuti adalah pelatihan yang diadakan oleh #GuruInovatif. Berbagai platform digital membantu guru lebih kreatif, inovatif, dan tentunya berpusat pada peserta didik dalam setiap aktivitas pembelajaran. 

Tidak hanya untuk tempat berlatih saja, platform digital dapat digunakan guru untuk memfasilitasi pembelajaran menarik bagi peserta didik. Apalagi dengan perkembangan teknologi pada era sekarang memungkinkan pembelajaran yang menyenangkan dengan memanfaatkan fitur-fitur yang ada. Pemanfaatan platform digital dalam pembelajaran dapat menjadi sumber belajar dan penguatan literasi digital. Berdasarkan CNBC Indonesia dalam artikelnya yang bertajuk “Paling Rendah di ASEAN, Tingkat Literasi Digital RI Cuma 62%” (https://www.cnbcindonesia.com/tech/20230214171553-37-413790/paling-rendah-di-asean-tingkat-literasi-digital-ri-cuma-62), Indeks literasi digital Indonesia terendah di ASEAN dengan angka 62%. Salah satu cara untuk penguatan literasi digital adalah dari young generations melalui pembelajaran di sekolah.

Dalam penjelasan itulah, diperlukan inovasi pembelajaran matematika yang memfasilitasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran secara kontekstual, meningkatkan minat belajar, dan pemanfaatan platform digital sebagai sarana pembelajaran yang menarik dan penguatan literasi digital. Inovasi pembelajaran yang dimaksud adalah Pembelajaran Matematika menggunakan konteks kearifan lokal Indonesia terutama Jawa Tengah berbantuan platform digital. Inovasi pembelajaran yang telah dilakukan yaitu Pembelajaran Materi Garis dan Sudut menggunakan konteks Rumah Adat Joglo, Materi Peluang menggunakan konteks Permainan Ular Naga, dan Materi Himpunan menggunakan konteks Tradisi Sedekah Laut yang ketiga pembelajaran tersebut dikemas dan dipadukan dengan pemanfaatan berbagai platform digital seperti youtube, google workspace, dan app inventor.

 

Pembelajaran Matematika dengan Konteks Kearifan Lokal berbantuan Platform Digital.

Inovasi pembelajaran ini menerapkan salah satu pendekatan pembelajaran yaitu PMRI (Pendekatan Matematika Realistik Indonesia). PMRI merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan matematika dengan kehidupan sehari-hari. PMRI dimulai dengan memvisualisasikan konteks yang digunakan menuju ke bentuk formal matematika. Konteks dalam PMRI digunakan sebagai titik awal pembelajaran dan sumber belajar. 

Pemilihan konteks dalam PMRI dapat menggunakan benda-benda konkret, kearifan lokal dan budaya, atau sesuatu yang dapat dibayangkan oleh peserta didik. Contoh konteks kearifan lokal yang dapat digunakan adalah tradisi dan kebiasaan masyarakat (Aisyah, 2020), permainan tradisional (Nursyahidah, 2014), rumah adat (Widyawati & Putri, 2016), bangunan bersejarah (Fachrurozi, 2018), dan lain sebagainya. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, pembelajaran berbasis PMRI dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik (Nursyahidah, 2018, 2020), meningkatkan pemahaman konsep (Fitri & Prahmana, 2018) dan upaya pelestarian kearifan lokal.

 

Implementasi Pembelajaran Matematika dengan Konteks Kearifan Lokal berbantuan Platform Digital

Penerapan pembelajaran matematika berkonteks kearifan lokal (Materi Garis dan Sudut menggunakan konteks Rumah Adat Joglo, Materi Peluang menggunakan konteks Permainan Ular Naga, dan Materi Himpunan menggunakan konteks Tradisi Sedekah Laut) dimulai dengan eksplorasi video atau informasi konteks yang bisa diakses pada platform digital seperti google dan youtube.

Gambar 1. Eksplorasi Konteks

Kegiatan eksplorasi konteks ini digunakan untuk mengetahui fakta-fakta tentang konteks yang digunakan, mengetahui keterkaitan antara konteks dan topik yang dipelajari, serta menemukan konsep-konsep materi pada konteks. Guru memberikan pengarahan melalui Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk kegiatan eksplorasi konteks sehingga apa yang diharapkan dapat terpenuhi. Sebagai contoh: Pada LKPD “Eksplorasi Rumah adat joglo untuk belajar garis dan sudut” terdapat pertanyaan, â€œApakah keunikan dari rumah joglo?”“Apakah kalian bisa menemukan garis dan sudut disana?”, “Bagaimana sudut terbentuk dari Rumah Joglo?” Dengan pertanyaan seperti itu, peserta didik akan antusias untuk mencari jawaban dengan mengeksplorasi berbagai platform digital. Mengakses google, youtube, tiktok, dan lain-lain mencari tahu apa saja informasi yang dibutuhkan terkait konteks. Aktivitas awal inilah yang diperlukan agar peserta didik terlibat aktif dan antusias dalam belajar matematika dan dalam waktu yang bersamaan melatih literasi digital peserta didik. Peserta didik diajarkan memanfaatkan media digital secara bijak seperti pemanfaatan alat komunikasi dan jaringan internet untuk belajar dengan sumber-sumber yang dapat dipercaya dengan pengawasan oleh guru. Selain itu, eksplorasi ini melatih peserta didik untuk berpikir kritis dan analitis mengenai informasi-informasi yang didapatkan. Lebih dari itu, salah satu kegiatan literasi digital ini mengarahkan peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan, menyajikan informasi, dan mengkomunikasikannya. Hal ini berhubungan dengan langkah pembelajaran selanjutnya.

Kegiatan selanjutnya setelah mengeksplorasi konteks adalah mengkonstruksi pengetahuan dari hasil eksplorasi menuju ke formal matematika. Peserta didik mengerjakan lembar kerja yang telah disediakan untuk mencoba menuliskan hasil eksplorasi ke dalam bentuk formal matematika. Sebagai contoh, pada lembar kerja memuat pertanyaan “Bagaimana bentuk sudut yang kalian temukan pada rumah joglo?”, “Coba gambarkan sudut yang kalian temukan dan selidiki besar sudutnya?“ Coba bandingkan dua sudut yang kalian temukan pada rumah joglo?”. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan mengarahkan peserta didik untuk berpikir dari kontekstual ke bentuk formal matematika sehingga mereka memahami konsep matematika yang akan dicapai. Kegiatan ini dapat memfasilitasi pemahaman utuh peserta didik terhadap konsep matematis. Peserta didik akan senantiasa ingat proses pemahaman konsep tersebut dan tidak hanya fokus pada rumus-rumus yang mudah sekali dilupakan.

Gambar 2. Mengerjakan LKPD (Konstruksi Pengetahuan)

Pembelajaran ini lebih menarik dengan penggunaan media pembelajaran yang dibuat oleh guru berbantuan aplikasi pendukung MIT APP Inventor. Media pembelajaran ini berisi konteks kearifan lokal yang digunakan, konsep materi, latihan soal, dan kuis. Tidak lupa dalam media pembelajaran, guru mencantumkan berbagai sumber belajar yang kredibel dan bisa diakses peserta didik dengan aman. Peserta didik dapat mengakses media pembelajaran tersebut dengan cara mengunduh dari tautan yang dibagikan guru. Mereka dapat mengeksplorasi media pembelajaran tersebut dan menguji pemahaman terhadap materi melalui kuis. Bagi guru, pembuatan media ini merupakan bentuk penguatan literasi digital yaitu pemanfaatan platform digital untuk belajar dan mengajar. Mengajak peserta didik untuk memanfaatkan platform digital dengan bijak, memperhatikan sumber belajar, dan saling berkomunikasi. 

Gambar 3. Pembuatan Media Ajar App Inventor

Gambar 4. Penggunaan Media Ajar App Inventor

Pembuatan media pembelajaran ini, tentu saja tidak mudah. Sebagai guru, belajar adalah suatu keharusan. Guru yang kreatif, inovatif, dan menggunakan banyak strategi pembelajaran berasal dari guru yang mau belajar melalui pelatihan-pelatihan yang kemudian ber-sertifikasi guru. Setelah sukses mengikuti pelatihan dan penerapan pada pembelajaran, langkah selanjutnya adalah mengajak guru lain dalam kegiatan In House Training untuk ikut serta dalam best-practice ini. 

Semangat Guru Hebat dan Inovatif!!!!

Dari semua penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa inovasi pembelajaran dapat dilakukan dengan eksplorasi budaya dan kearifan lokal melalui desain pembelajaran berbasis Pendekatan Matematika Realistik Indonesia. Pembelajaran berbasis budaya dan pemanfaatan teknologi dapat meningkatkan minat peserta didik, meningkatkan pemahaman konsep dan secara bersamaan dapat meningkatkan literasi digital peserta didik dan guru dengan pemanfaatan platform digital dengan bijak.

 

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, F., Nursyahidah, F., & Kusumaningsih, W. (2020, October). Designing online class learning of sine rule using ramadhan tradition context. In Journal of Physics: Conference Series (Vol. 1663, No. 1, p. 012067). IOP Publishing.

Fahrurozi, A., Maesaroh, S., Suwanto, I., & Nursyahidah, F. (2018). Developing Learning Trajectory Based Instruction of the Congruence for Ninth Grade Using Central Java Historical Building. JRAMathEdu (Journal of Research and Advances in Mathematics Education)3(2), 78-85.

Fajar, F. A., Sunardi, S., & Yudianto, E. (2018). ETNOMATEMATIKA PEMBUATAN KERAJINAN TANGAN ANYAMAN BAMBU MASYARAKAT OSING DI DESA GINTANGAN BANYUWANGI SEBAGAI BAHAN AJAR GEOMETRI. KadikmA9(3), 97-108.

Fitri, N. L., & Prahmana, R. C. I. (2018). Pembelajaran luas segiempat untuk peserta didik kelas VII menggunakan Reallotment Activities. Jurnal Review Pembelajaran Matematika3(1), 18-28.

Nursyahidah, F. dkk. (2014). Instructional Design of Subtraction Using PMRI Approach Based On Traditional Game. Proceeding the 2nd SEA-DR. ISBN No. 978-602-17465-1-6. Palembang. 

Nursyahidah, F., Saputro, B. A., & Rubowo, M. R. (2018). Supporting second grade lower secondary school students’ understanding of linear equation system in two variables using ethnomathematics. IOP Conf. Ser. Inter. Cof. On Math., Sci, and Edu983, 012119. 

Nursyahidah, F., Saputro, B. A., Albab, I. U., & Aisyah, F. (2020). Pengembangan Learning Trajectory Based Instruction Materi Kerucut Menggunakan Konteks Megono Gunungan. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika9(1), 47-58.

Putri, L. I. (2017). Eksplorasi etnomatematika kesenian rebana sebagai sumber belajar matematika pada jenjang MI. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar4(1).

Widyawati, W., & Putri, R. I. I. (2016). Desain Pembelajaran Sudut Menggunakan Konteks Rumah Limas di Kelas VII. JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran)2(2), 437-448.



Penulis : Hartono


Penyunting: Putra

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Penerapan Heutagogi dalam Pembelajaran: Kelebihan, Tantangan, dan Manfaatnya bagi Tenaga Pengajar dan Peserta Didik
3 min
Tips Menjadi Guru Generasi Alpha
GI Class #88: Dream Goal Teacher 2024 “Semester Baru, Semangat Baru”
4 min
Pentingnya Menggunakan Animasi Dalam Pembelajaran di Tahun 2024
3 min
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Pembelajaran Pendekatan Deduktif
4 min
Berbagai Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi
3 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar