Pembelajaran Berdiferensiasi Sebagai Salah Satu Strategi untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Siswa - Guruinovatif.id

Diterbitkan 31 Mei 2024

Pembelajaran Berdiferensiasi Sebagai Salah Satu Strategi untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Siswa

Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi yang dimiliki. Maka, pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi pengembangan kompetensi tersebut, lewat pengimplementasian Kumer oleh satuan pendidikan.

Dunia Pendidikan

Meilina Rahakbauw, S.Pd

Kunjungi Profile
1564x
Bagikan

Pendidikan atau edukasi adalah usaha dasar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak, ilmu hidup, pengetahuan umum serta keterampilan yang diperlukan dirinya untuk masyarakat yang  berlandaskan undang-undang. Namun, usaha-usaha untuk mewujudkan suasana belajar yang terencana bukan hal yang mudah, karena kenyataan seperti yang kita ketahui bersama bahwa dunia pendidikan di Indonesia dari sepuluh hingga lima belas tahun terakhir sampai pada saat ini sedang diperhadapkan dengan berbagai masalah. 

Dilansir dari sebuah artikel yang dimuat di KOMPAS bahwa Forum Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan (Fortadik) menggelar rapat kerja di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Jakarta, pada Jumat (19/01/2024). Adapun tema yang diusung dalam raker tersebut adalah "Membangun Sinergitas Jelang Transisi Pemerintahan". Raker Fortadik 2024 juga dihadiri para humas mitra, seperti Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek, kemudian Direktorat Jenderal (Ditjen) Kemdikbud Ristek, diantaranya Ditjen Pendidikan Vokasi, Ditjen Dikti, Ditjen GTK, Ditjen Paud Dikdasmen, Ditjen Kebudayaan, dan Badan Bahasa. Ketua Fortadik Syarief Oebaidillah mengatakan, tujuan Raker Fortadik 2024 adalah mempererat silaturahmi dan kolaborasi dengan para mitra terkait."Selain itu, raker juga ditujukan untuk merancang program Fortadik ke depannya," kata dia. Selanjutnya, Fortadik juga mengulas sejumlah catatan kritis atas capaian bidang pendidikan dan kebudayaan di dalam raker. 

Selain itu, jika kita mengingat kembali pada tahun 2020 masalah dalam dunia pendidikan malah semakin diperparah dengan adanya COVID 19 yang melumpuhkan segala aktivitas. Melansir MB Gerakan Dairi Merdeka Belajar, Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa 70% siswa berusia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum dalam memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.

Skor PISA ini tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam sepuluh hingga lima belas tahun terakhir, studi tersebut juga memperlihatkan adanya kesenjangan besar antar wilayah dan antar kelompok sosial-ekonomi dalam hal kualitas belajar. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi COVID-19. Maka, untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikbudristek melakukan penyederhanaan kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) pada masa pademi. Hasilnya, dari 31,5% sekolah yang menggunakan kurikulum darurat menunjukkan, penggunaan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi).

Pembelajaran Berdiferensiasi sebagai Wadah Inovasi dan Sinergi untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Siswa
Gambar: https://merdekabelajar.dairikab.go.id

Dari informasi di atas, sangat jelas bahwa dengan menggunakan kurikulum darurat atau yang dikenal dengan kurikulum merdeka dapat mengurangi dampak dari COVID 19 dalam bidang pendidikan. Melansir GuruInovatif.id, kurikulum merdeka adalah metode pembelajaran yang mendorong bakat dan minat yang dimiliki oleh murid. Kurikulum yang diresmikan oleh kemendikbudristek pada bulan Februari 2022, ini merupakan kurikulum pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Dalam kurikukulum ini pula, guru memiliki keleluasan untuk memilih berbagai perangkat ajar agar pembelajaran dapat menyesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat murid. 

Selain untuk menguatkan profil pelajar pancasila, kurikulum merdeka memiliki beberapa tujuan, yaitu menciptakan pendidikan yang menyenangkan, mengejar ketertinggalan pembelajaran, dan mengembangkan potensi murid. Kurikulum merdeka memiliki banyak keunggulan antara lain; sederhana tapi lebih fokus, lebih merdeka, dan lebih interaktif. Maka, dengan demikian dapat dikatakan bahwa kurikulum merdeka merupakan salah satu kunci pemenuhan kebutuhan-kebutuhan belajar siswa. Kurikulum merdeka juga merupakan bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, kurikulum merdeka yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter serta kompetensi peserta didik. Namun, apakah dengan hanya mengimplementasikan kurikulum merdeka, maka masalah dalam dunia pendidikan dapat teratasi.

Berangkat dari raker yang diselenggarakan Fortadik memberikan beberapa catatan kritis tentang isu-isu di dunia pendidikan saat ini, seperti kemampuan literasi siswa berdasarkan rapor pendidikan 2023 berada dalam kategori sedang dan pengembangan keterampilan guru.  Dari isu tersebut, dapat disimpulkan bahwa dunia pendidikan membutuhkan berbagai inovasi dan sinergi untuk mengatasi hal tersebut. Andaikan masalah tersebut belum diatasi, maka kebutuhan siswa akan belajar pun belum dapat terpenuhi dengan baik. 

Jika dicermati isu atau masalah yang disampaikan oleh Fortadik, sebenarnya tidak terlepas dari adanya peran penting satuan pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Karena seperti yang kita ketahui bahwa pembelajaran merupakan proses kegiatan yang melibatkan guru, siswa, metode, lingkungan, media, serta sarana, dan prasarana yang semuanya saling berkaitan satu sama lain untuk mencapai sebuah tujuan. Tujuannya adalah pembelajaran yang telah disusun dalam rencana pembelajaran sebelumnya, namun kenyataan seperti yang kita ketahui bahwa proses pembelajaran sering kali berjalan tidak sesuai yang diharapkan, karena begitu banyaknya kebutuhan belajar siswa yang harus dipenuhi. Oleh sebab itu, guru diharuskan mampu menyusun model pembelajaran yang benar-benar disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan di kelas. Lantas, apa saja yang termasuk dalam kebutuhan belajar siswa.

Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain; kesiapan belajar , minat, bakat, dan profil belajar, dengan ke empat kebutuhan belajar tersebut. Maka, bukan saja membutuhkan peran seorang guru, melainkan adanya peran dari para stekholder sekolah untuk dapat membantu tercapainya pemenuhan kebutuhan belajar siswa, maka diperlukan berbagai macam inovasi dan sinergi yang harus dilakukan oleh setiap warga sekolah. Kemudian, bagaimana cara warga sekolah dapat memenuhinya? Kebutuhan-kebutuhan belajar dapat dipenuhi oleh warga sekolah terkhususnya guru dan kepala sekolah dengan menggunakan berbagai cara dalam bentuk penggunaan metode atau model-model pembelajaran, penggunaan berbagai aplikasi pendukung pembelajaran, sampai pada peran perpustakaan, serta adanya dukungan dari komunitas-komunitas pembelajaran di sekolah, guru secara pribadi dengan sadar perlu melakukan pengembangan diri melalui berbagai pelatihan.

Oleh sebab itu, dari berbagai usaha yang dilakukan perlu adanya satu bentuk pembelajaran yang dapat mengintegrasikan seluruh kebutuhan peserta didik, satu cara yang dapat mengintegrasikan seluruh kebutuhan siswa, yaitu melalui pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang dikembangkan untuk merespon kebutuhan murid dalam belajar yang bisa berbeda-beda, meliputi kesiapan belajar, minat, potensi, atau gaya belajarnya. Maka, dengan mengimplementasikan kurikulum merdeka dan mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi, alhasil seluruh kebutuhan belajar siswa dapat terpenuhi. 

Penyunting: Putra

7

0

Komentar (7)

Bernadus Renmaur

Jun 02, 2024

Sangat menginspirasi dan kedepanya harus lebih baik lagi

Udien Madhaytona

May 31, 2024

Artikel ini sangat berguna bagi para pengajar untuk dapat melakukan pembelajaran yg lebih baik lagi kedepannya bagi siswa siswinya

Meilina Rahakbauw, S.Pd

May 31, 2024

Terima kasih Pak

Balas

Oldry Ronald Leunupun

May 31, 2024

Artikel ini membahas pentingnya pembelajaran berdiferensiasi dan kurikulum merdeka dalam mengatasi tantangan pendidikan di Indonesia pasca-pandemi, dengan menyesuaikan metode pengajaran sesuai kebutuhan siswa, memberikan fleksibilitas guru, dan mendorong inovasi serta adaptasi pendidikan melalui sinergi stakeholder dan pengembangan diri guru. Luar biasa dan sangat menginspirasi, sukses selalu buat penulis. 🙏

Meilina Rahakbauw, S.Pd

May 31, 2024

Amin. Terima kasih Mr. Oldri. Sukses untukmu juga

Balas

Lihat Komentar Lainnya

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Lost and Found Box Inovasi dalam Kurikulum Merdeka
Kecerdasan Buatan sebagai Inovasi dalam Pendidikan: Peluang dan Tantangan untuk Masa Depan.
Filter Bubble, Echo Chamber, dan Transformasi Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Era Media Sosial

SAURI PERADHAYANA

Aug 30, 2023
1 min
Menghadapi Tantangan dalam Mengajar Anak Tunagrahita: Dukungan Individual dan Kolaborasi
4 min
Menuju Indonesia Maju dengan Kurikulum Merdeka

NAWAWI EFENDI

May 29, 2023
1 min
Sinergi Student Agency dan Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Rissa A. Agustina

May 31, 2024
4 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar