Memenuhi Kebutuhan Belajar Peserta Didik Di Lembaga Berkembang Dengan Inovasi Sederhana dan Bersinergi Bersama - Guruinovatif.id

Diterbitkan 28 Mei 2024

Memenuhi Kebutuhan Belajar Peserta Didik Di Lembaga Berkembang Dengan Inovasi Sederhana dan Bersinergi Bersama

Lembaga pendidikan yang masih berkembang memiliki perjuangan tersendiri dalam memenuhi kebutuhan peserta didiknya. Tantangan dari segi pembiayaan, kualitas sumber daya orang tua, kualitas kompetensin guru menjadi PR bersama agar target pendidikan dapat tercapai secara optimal

Berita

Yesi Arinta, S. Si, Gr.

Kunjungi Profile
568x
Bagikan

Pendidikan dan sumber daya manusia yang berkualitas menjadi tonggak utama dalam tercapainya visi Indonesia Emas 2045. Tanpa pendidikan dan sumber daya manusia yang berkualitas boleh jadi terwujudnya ”Negara Nusantara Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan” berakhir jauh dari panggang. Terdapat korelasi yang sangat erat antara pendidikan dan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan yang berkualitas menjadi wahana yang efektif untuk  melahirkan generasi unggul bangsa yang mampu berdaya saing global. 

Kompetensi yang dimiliki peserta didik sebagai objek pendidikan menjadi tolak ukur keberhasilan dari suatu sistem pendidikan. Jika mengacu pada pendidikan abad-21, dalam mewujudkan misi Indonesia Emas 2045, secara garis besar negara membutuhkan hadirnya generasi yang memiliki kecakapan pengetahuan, keterampilan sikap dan penguasaan terhadap teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Hal ini didukung dengan diberlakukannya kurikulum merdeka yang bersifat fleksibel, hanya berfokus pada materi essensial, pengembangan karakter peserta didik serta lebih banyak waktu dalam mengembangkan kompetensi peserta didik. Melalui kurikulum merdeka, diharapkan terbentuk enam karakter pelajar pancasila yakni beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, Gotong royong, kreatif, bernalar kritis dan mandiri.

Seorang pendidik selaku subjek yang berhadapan langsung dengan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, perlu mengenali kebutuhan belajar peserta didik melalui kegiatan identifikasi agar proses dan pencapaian tujuan pembelajaran dapat optimal. Hal ini dikarenakan setiap orang cenderung memiliki kebutuhan belajar yang berbeda. Terpenuhinya kebutuhan belajar peserta didik merupakan upaya dalam mencetak generasi yang mampu menjawab tantangan abad-21. Kebutuhan belajar peserta didik secara umum dapat bedakan menjadi :

  1. Kebutuhan belajar berdasarkan gaya belajar peserta didik

Gaya belajar erat kaitannya dengan kemampuan dalam menyerap informasi. Dengan mengidentifikan gaya belajar peserta didik, akan memudahkan pendidik dalam merancang pembelajaran yang dapat mengakomodir semua siswa. Ada 3 jenis gaya belajar yaitu visual, auditorial dan kinestetik. 

Contoh kebutuhan belajar bagi peserta didik dengan gaya belajar visual yaitu bentuk grafis seperti slide, film, gambar ilustrasi, kartu gambar, grafik, table dan segala sesuatu yang bisa dilihat dan diamati oleh mata. Contoh kebutuhan belajar dengan gaya belajar auditorial misalnya berupa rekaman, tutor sebaya, diskusi, music dan segala sesuatu yang sifatnya bisa didengar. Contoh kebutuhan belajar bagi peserta didik dengan gaya belajar kinestetik adalah alat peraga, laboratorium, bermain sambil belajar, fakta lingkungan, demonstrasi, drama/simulasi konsep.

2. Kebutuhan belajar terhadap sarana penunjang kompetensi keterampilan

Saat ini prestasi di bidang akademik bukan lagi menjadi target utama dalam keberhasilan pendidikan. Hadirnya kurikulum merdeka memberi angin segar bagi lembaga pendidikan dalam menyusun program unggulan yang disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dan kebutuhan masyarakat. 

Layaknya sekolah vokasi, saat ini mulai bermunculan istilah sekolah/madrasah kewirausahaan, sekolah/madrasah berbasis IT, sekolah/madrasah tahfidz dan lain sebagainya.

Madrasah Aliyah Al Hayatul Islamiyah misalnya, memiliki beberapa program unggulan diantaranya :

  1. Keterampilan di bidang agama berupa program pembiasaan ibadah mulai dari doa pagi sebelum masuk kelas, sholat dhuha dan duhur berjamaah, kegiatan kultum secara terjadwal untuk melatih rasa percaya diri dan kemampuan public speaking, memimpin ngaji 1 lembar Qur’an secara terjadwal, kelas khusus tahfidz, dan program I Love Qur’an (ILQ) sebagai wadah untuk mempelajari Al Qur’an secara instens dan menghafal Al Qur’an. 

Penanaman keterampilan di bidang agama seperti ini membutuhkan ruang ibadah, tempat wudhu, peralatan sound system, guru khusus pengajar Qur’an dan tahfidz, serta pengadaan Al Qur’an

2. Keterampilan hidup berupa program di bidang kewirausahaan yang diselenggarakan setiap hari Sabtu. Program ini  meliputi beraneka ragam pelatihan keterampilan hidup yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha, bakat minat peserta didik yang diselenggarakan secara terjadwal dan bekerja sama dengan pemilik usaha yang ada di sekitar dan guru sebagai pemateri.

Penanaman keterampilan ini membutuhkan ruang, biaya bahan yang dibutuhkan, inventaris peralatan.

3. Keterampilan di bidang ilmu teknologi dan komunikasi (TIK), berupa ekstrakurikuler videografi, pembelajaran multimedia dan ilmu komputer. Tentunya dalam hal ini, dibutuhkan seperangkat komputer maupun laptop sebagai sarana penunjang. 

Keterampilan dalam menyelesaikan masalah juga menjadi topik hangat dalam dunia pendidikan karena keterampilan pemecahan masalah (problem soliving) merupakan kemampuan dasar seseorang dalam menyelesaikan masalah yang melibatkan pemikiran kritis, logis dan sistematis. Kemampuan menyelesaikan masalah sangat dibutuhkan dalam dunia kerja. 

Dalam hal ini dibutuhkan hadirnya pendidik yang mampu memberikan stimulus dalam pengembangan kemampuan menyelesaikan masalah mulai dari tahap mengamati hingga menganalisis dan menarik kesimpulan.

Bagi lembaga pendidikan swasta, banyak faktor yang mempengaruhi dalam terpenuhinya kebutuhan belajar peserta didik, diantaranya pendanaan dan kualitas sumber daya orang tua dan peserta didik itu sendiri. 

Pendanaan bagi lembaga swasta dengan kategori biaya pendidikan yang tinggi bisa teratasi secara mandiri. Namun bagi lembaga pendidikan swasta yang berdiri disekitar masyarakat dengan ekonomi rendah tentu harus pandai mensiasati pemenuhan kebutuhan belajar peserta didik agar target pembelajaran bisa terpenuhi misalnya dengan berinovasi dalam media pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekitar, penerapan teknologi tepat guna, dan sejenisnya.

Keberadaan lembaga pendidikan swasta seperti ini menjadi wadah pemerataan pendidikan di Indonesia karena mereka yang tidak mampu dan tidak diterima untuk mengenyam pendidikan di negeri maupun sekolah swasta bonafit mempunyai kesempatan untuk mendapat haknya sebagai warga negara di bidang pendidikan.

Kualitas sumber daya orang tua dan peserta didik baik di lembaga pendidikan negeri maupun swasta juga menjadi tantangan tersendiri khususnya dalam hal mengubah mind set terhadap pentingnya proses dan profesionalisme dalam pendidikan karena ijazah bukan sekedar tujuan akhir.

Begitu kompleks dan beragamnya kebutuhan belajar peserta didik lengkap dengan permasalahan di dalamnya tentu tidak mudah dalam memenuhi kebutuhan belajar tanpa adanya sinergi yang kuat diantara elemen pendidikan yakni :

  1. pemerintah sebagai sutradara menduduki peran yang sangat krusial dalam program pendidikan, pengembangan kurikulum, fungsi kepengawasan, penjamin mutu, pemberian beasiswa dan anggaran.

Dalam upaya pemerataan pendidikan, pemerintah perlu turun ke bawah melihat secara langsung kondisi lembaga pendidikan dan memposisikan diri sebagai sahabat yang bersedia mendengar keluh kesah dan membantu memberi solusi dalam permasalahan yang dialami dalam penyelenggaraan pendidikan bukan sebagai penilai namun sebagai pemberi solusi.

Dengan demikian pemerintah bisa menentukan kebijakan yang tepat bagi pemerataan pendidikan sesuai dengan amanat konstitusi UUD 1945 pasal 31 bahwa pemerintah berkewajiban memberikan pendidikan bagi setiap warga negara.

  1. Sekolah/ Madrasah sebagai panggung pendidikan, perlu diperhatikan infrastruktur / sarana dan prasana yang dibutuhkan di dalamnya dalam menjalankan program yang telah ditentukan. Tentu hal ini menjadi menjadi tanggung jawab bersama.

  2. Guru sebagai subjek pendidikan memiliki peran yang krusial dalam penanaman kompetensi dan karakter melalui proses mendidik dan mengajar. Guru harus senantiasa belajar dan belajar, mengembangkan kompetensi baik melalui pelatihan, KKG (Kelompok kerja guru) atau MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) maupun studi lanjut

  3. Peran siswa sebagai objek pendidikan menjadi tolak ukur keberhasilan dalam sistem pendidikan, membutuhkan dukungan penuh dari orang tua yang sejatinya menjadi pengemban amanah tertinggi terhadap pendidikan anak sesuai Al Qur’an surah An Nisa’ ayat 9. 

Kiprah seluruh lapisan masyarakat dalam dunia pendidikan juga sangat dibutuhkan terlebih bagi sekolah atau madrasah swasta yang secara mandiri menghidupi keberlangsungan pendidikan di dalamnya. Kiprah masyarakat dalam dunia pendidikan bisa berupa sumbangsih tenaga, pemikiran maupun materi demi kemajuan lembaga pendidikan yang ada disekitarnya.


Penyunting: Putra

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Literasi Sebagai Langkah Pemulihan Ekonomi
54 sec
IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
1 min
In pursuit of effective edutech, this startup ensures SEA teachers don’t get left behind
4 min
Aturan Penggunaan Seragam Sekolah 2024! Apakah ada Perubahan?
3 min
Freemium dari Guruinovatif.id, Program Penunjang Produktifitas dan Profesionalisme Guru!
1 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar