Perkembangan teknologi mengubah cara pendidik dan siswa belajar. Kini, pembelajaran tidak sekadar soal memahami materi, tetapi juga bagaimana membentuk pola pikir logis dan kreatif. Salah satu pendekatan yang relevan adalah berpikir komputasional, yaitu kemampuan memecahkan masalah secara sistematis dan efisien.
Menariknya, berpikir komputasional tidak terbatas pada dunia pemrograman. Pendekatan ini dapat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari melalui coding plugged dan unplugged. Keduanya membantu siswa mengasah logika, kreativitas, dan kolaborasi dalam belajar.
Menurut Qonitah et al. 2023, unplugged coding berbasis daily lives mampu meningkatkan kemampuan berpikir anak usia dini. Hal ini berarti pembelajaran yang sederhana pun dapat menumbuhkan keterampilan berpikir komputasional secara alami.
Bagaimana Berpikir Komputasional Membantu dalam Pembelajaran?
Berpikir komputasional melatih siswa mengurai masalah kompleks menjadi langkah-langkah kecil. Pendekatan ini membuat mereka memahami proses berpikir di balik setiap solusi. Tenaga pendidik pun dapat mengarahkan siswa untuk lebih mandiri dan reflektif.
Dalam pembelajaran sains atau matematika, siswa belajar mengenali pola dan membuat strategi penyelesaian. Mereka tidak hanya menjawab soal, tetapi juga memahami logika di baliknya. Hal ini menumbuhkan kemampuan analitis yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, berpikir komputasional menumbuhkan kepercayaan diri. Siswa belajar bahwa setiap masalah bisa dipecahkan dengan berpikir runtut dan kreatif. Hal ini menjadikan proses belajar lebih bermakna dan menyenangkan.
Baca juga:
CSR sebagai Katalis Transformasi Teknologi dalam Dunia Pendidikan
Cara Menerapkan Pola Berpikir Komputasional di Kelas
Pola berpikir komputasional dapat diterapkan melalui metode plugged dan unplugged. Metode plugged melibatkan teknologi, seperti Scratch dan Blockly. Sedangkan unplugged menggunakan permainan dan aktivtias sederhana tanpa komputer.
Merilis fakta dari laman Artificial Intelligence Center Indonesia (AICI), kombinasi keduanya menciptakan keseimbangan antara logika dan kreativitas. Tenaga pendidik dapat menyesuaikan metode sesuai usia, fasilitas, dan konteks kelas. Pembelajaran pun jadi lebih adaptif dan interaktif.
Misalnya, siswa belajar algoritma dengan urutan kegiatan harian atau permainan berpola. Dari situ, mereka belajar berpikir sistematis tanpa tekanan. Aktivitas sederhana bisa menjadi pintu masuk untuk menumbuhkan keterampilan komputasional.
Dengan mengasah kemampuan berpikir komputasional, siswa dapat menjadi lebih mandiri, terampil memecahkan masalah, serta berpikir kreatif dan interaktif dalam belajar (Canva/SergeyNivens)
Mengembangkan Kemampuan Berpikir Komputasional Secara Berkelanjutan
Tenaga pendidik berperan penting dalam menciptakan suasana belajar yang mendorong eksplorasi. Tantangan terbuka dan proyek kolaboratif membantu siswa berpikir kritis dan solutif. Pembelajaran pun beralih dari hafalan ke penalaran.
Baca juga:
Mengenal Taksonomi SOLO dalam Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Secara Bertahap
Tenaga pendidik perlu menjadi fasilitator yang kreatif. Bukan hanya mengajar, tetapi juga menuntun siswa menemukan makna dari setiap kegiatan. Dengan begitu, siswa belajar karena ingin memahami, bukan karena disuruh.
Selain itu, tenaga pendidik perlu terus mengasah diri melalui pelatihan dan komunitas pendidik. Dengan pemahaman yang lebih luas, pendidik bisa menerapkan konsep berpikir komputasional secara kontekstual di kelas.
Dengan memahami dan menerapkan pola berpikir komputasional melalui metode plugged dan unplugged, kita tidak hanya membekali siswa dengan keterampilan teknis. Lebih jauh, kita menjadikan mereka pembelajar yang mampu berpikir sistematis, kreatif, dan mampu berkolaborasi.
Bagaimana pendekatan coding plugged maupun unplugged dapat membuka ruang kreativtias baru dalam pembelajaran? Yuk, temukan jawabannya dengan mengikuti webinar di tautan ini yang membahas strategi menarik terkait hal tersebut!

Daftar workshopnya disini!
Referensi:
Metode Plugged vs Unplugged Coding untuk Anak: Membangun Pondasi Berpikir Komputasional Sejak Dini
Praktik Unplugged Coding Berbasis Daily Lives dalam Meningkatkan Computational Thinking pada Anak Usia Dini
Strategi Pembelajaran Plugged dan Unplugged dalam Koding dan Kecerdasan Artifisial
Penulis: Ican | Penyunting: Putra