Di masa revolusi industri 4.0, penting untuk melatih budaya literasi digital bagi guru maupun siswa demi meningkatkan mutu pendidikan. Ada banyak situs web dan aplikasi yang memungkinkan guru dan siswa berkreasi dan berkolaborasi. Terlebih lagi, selama pandemi COVID-19 dunia pendidikan menjadi sektor yang paling terdampak. Perubahan dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) membuat seluruh guru dan siswa harus membiasakan diri menggunakan teknologi. Pada era digitalisasi saat ini teknologi berkembang sangat pesat. Guru dan siswa sangat perlu mengetahui cara memanfaatkan teknologi dengan baik. Mengapa penting untuk melek digital? Mari kita lihat bagaimana hal ini dapat membantu guru dan siswa di masa revolusi industri 4.0!
Apa itu Literasi Digital
Literasi digital berarti mengetahui cara menggunakan teknologi untuk mencari informasi. Pemanfaatan literasi digital melalui platform digital dalam pembelajaran memberikan dampak yang signifikan.
Dampak Literasi Digital Bagi Guru dan Siswa
Dampak literasi digital terhadap guru antara lain:
- Mampu mencari sumber informasi yang kredibel dan relevan;
- Mampu memanfaatkan media digital sebagai alat komunikasi dalam proses pembelajaran;
- Mampu membedakan informasi yang sesuai fakta atau hoaks mengingat semakin berkembang pesatnya informasi yang beredar di dunia maya;
- Efektif menyampaikan materi dan tugas kepada siswa di masa pasca pandemi menggunakan Google Classroom, Google Meet, Zoom, dan aplikasi pembelajaran lainnya;
- Membuka peluang bagi guru untuk lebih produktif dalam menciptakan inovasi terkait perangkat pembelajaran digital.
Literasi digital juga dapat membawa dampak negatif bagi diri siswa sendiri maupun orang lain jika disalahgunakan. Misalnya semakin merebaknya informasi hoaks dan cyberbullying yang dapat menyebabkan gangguan kecemasan, dan lain sebagainya. Namun literasi digital juga memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat terlebih khusus bagi para generasi muda atau siswa sebagai berikut:
- Sebagai media menambah wawasan;
- Mampu meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa;
- Menumbuh kembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.
Upaya Melatih Budaya Literasi Digital
Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam melatih budaya literasi digital yaitu A-GLD (Aplikasi Gerakan Literasi Digital), GLS (Gerakan Literasi Siswa), aplikasi dari pemerintah, IHT (In House Training) dan sebagainya. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah membuat aplikasi khusus bernama Gerakan Literasi Digital (A-GLD) untuk membantu meningkatkan kemampuan literasi guru dari sekolah negeri dan swasta yang memiliki tunjangan profesi guru (TPG). Aplikasi ini digunakan untuk melacak semua kegiatan yang dilakukan guru untuk mengembangkan keprofesionalisme sebagai pendidik melalui program sertifikasi guru.
Sementara itu, ada program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang diperuntukkan bagi siswa. Salah satu kegiatan GLS seperti membiasakan siswa membaca 10 menit sebelum pembelajaran. Budaya membaca ini jika dilakulan secara kontinu dan berkelanjutan diharapkan mampu menumbuhkan semangat berliterasi siswa.
Pada aplikasi dari pemerintah tersedia berbagai fitur untuk mengembangkan kemampuan pedagogik, sosial, dan profesional guru. Salah satunya fitur pelatihan mandiri. Guru-guru yang mengikuti kegiatan pelatihan mandiri hingga mampu menyelesaikan tugas dengan baik maka berhak mendapatkan sertifikat pelatihan dari Kemendikbudristek. Tidak hanya itu, guru juga dapat mengasah kemampuan berliterasi digital dengan mengikuti In House Training yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan, Lembaga Pendidikan Negeri maupun Swasta. Nah, sobat guru biasa mengikuti kegiatan yang mana untuk melatih budaya literasi digital di sekolah?
Penyunting: Putra