LITERASI DIGITAL BERBASIS QURâAN
BAGI SISWA DAN GURU INDONESIA
Oleh: Khairuddin Soleh Harahap, M .H
Guru SMK Penerbangan PBD Medan
Salah satu asbab kemalasan siswa dalam literasi digital ialah kurang kompetennya guru dalam diferensiasi pola ngajarnya. Kecanduan games dan gadget juga membuat kemalasan belajar dan menghafal. Saat ini ponsel sudah menjadi teman akrab bagi kalangan pelajar. Bahkan, tidak sedikit seusia pelajar sudah berhenti, sekolah disebabkan kecanduan dengan handphonenya. Ini menjadi masalah serius yang harus diselesaikan bersama.
Indonesia masih termasuk urutan kedua dari bawah soal literasi dunia , h anya satu orang dari seribu yang rajin membaca. Padahal Indonesia peringkat kelima dunia yang banyak mempunyai g a dget, dan paling aktif komentar d i dunia media sosial . Upaya penguatan literasi digital menjadi satu ikon penting yang dibutuhkan untuk belajar, bekerja, dan menavigasi dunia di era saat ini, agar mengajar menyesuaikan dengan alam dan zaman.
Menghafal Qurâan bukan hanya melalui mushaf saja, melainkan bisa dari gadget smartphone. Demi merangsang perkembangan dunia ke arah yang baik, era modern ini internet menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan, dan itu menjadi sebab pendidikan harus bersifat elastis dan fleksibel, Dalam bahasa Islam - nya, likulli zamani wal makan , yaitu harus mengikuti zaman dan tempat. Sebab zaman cepat berubah dan tempat bisa berpindah .
Pilar penting yang harus dilakukan untuk menjadi literat ialah membaca, memahami dan mengamalkannya. Penerapan literasi digital berbasis Al-Qurâan ingin mewujudkan para pelajar muslim menjadi penghafal Al-Qurâan (minimal 3 juz) dan mengamalkannya. Maka, a da tiga metode gerakan literasi digital berbasis Qurâan untuk siswa dan guru dalam meningkatkan hafalan , di antaranya ialah:
1. Notifikasi Hafalan
Kecanduan literasi akan terbiasa sekalipun tidak di lingkungan sekolah . Kebiasaan berbuah dari apa yang sering kita pikirkan dan lakukan. Platform notifikasi ini, guru akan membuat sebuah pemberitahuan hafalan di handphone siswanya, yang mana notifikasi yang menuntut untuk belajar, membaca dan menghafal. Efektifnya lagi, notifikasi ini harus diberikan setiap dua jam sekali, yang terlihat di layar handphone, bertujuan menambah dan menjaga hafalannya (murajaâah).
Melalui notifikasi ini semakin giat dan banyak yang dapat menyelesaikan hafalan Qurâan-nya, atau setidaknya mengurangi bermain games di handphone. Metode notifikasi ini juga berafilasi dengan orang tua siswa. Orang tua dapat mengawasi hafalan atau murajaâah pada anaknya via smartphone.
Kemanfaatan metode ini juga dapat menangkal dari perilaku maksiat dan pemikiran sesat. Atas dasar inilah, kekuataan literasi digital berbasis Al-Qurâan perlu digalakkan. Semakin sering melihat notifikasi perintah kebaikan, maka kejahatan pun akan semakin jauh dan bahkan berkurang. Karena bagaimanapun, bukankah ponsel pintar tidak seharusnya lebih pintar dari penggunanya?
2. Quiss Games Qurâan
Mayoritas anak paling gemar bermain games di handphone-nya. Pada platform selanjutnya, dibuatlah sebuah games yang isinya bersifat quis Al-Qur'an. Di mana nantinya games tersebut terdapat keilmuan tentang Al-Qurâan, seperti nama surah, asbab an-nuzul , dan makna Al-Qurâan per ayatnya.
Games yang ada di gadget diisi dengan penilaian, di dalam aplikasi/platform Al-Qurâan digital ditemukan fitur games yang sedang trend atau yang disukai anak. Siswa boleh bermain games yang bisa mendidik dengan pelajaran islami. M etode ini menuju ke tingkat yang lebih tinggi , h asilnya akan mampu menunaikan tugas hafalan nya , baik sebagai pengajar maupun pelajar, demi memajukan nilai keilmuan. Nabi bersabda: âKeutamaan ilmu lebih aku cintai daripada keutamaan beribadah.â (Hadits Shahih) .
3. Nobar (Nonton Bareng)
Metode ini dianggap cara paling banyak yang disukai anak, sebab dunia anak suka dengan gambar digital. Otomatis mereka semakin giat literasi digital di mana pun berada. Guru memberikan sebuah video berdurasi pendek (misal kisah turunnya surah Al-Alaq), kemudian siswa dibuat tugas mengambil kesimpulan dan berpikir kritis dari video yang telah ditontonnya.
Kreatifnya guru sangat berpengaruh kepada mutu pendidikan Indonesia. Maka adanya dunia digital adalah kesempatan guru, sebagai akses mempermudah dalam memahami dan menerapkan semua materi di kelas . Sebab, k ita bukan hanya mementingkan secara manual, tetapi harus meng ikuti dengan gaya milenial . J ika kita ingin menyembelih hewan qurban, maka haruslah dengan pisau yang tajam, agar tidak melukai hewan tersebut. Pisau yang tajam adalah pisau yang sering digunakan dan diasah, bukan disimpan begitu saja, sampai berkarat. Semoga ketiga metode ini dapat dialikasikan di digital Qurâan.
Penyunting: Putra