Batik merupakan warisan kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia, tidak hanya indah dipandang oleh mata melainkan juga menyimpan potensi besar dalam dunia pendidikan. Salah satu motif batik yang khas serta penuh makna diantaranya motif batik kawung dan megamendung. Melalui pendekatan pembelajaran CRT, kita dapat mengkolaborasikan keindahan motif kawung dengan konsep matematika sederhana seperti mengenal bilangan satu hingga sepuluh dan pelajaran budi pekerti. makin penasaran kan? Yuk, baca lebih seksama!
Apa itu Pendekatan CRT?
Pendekatan CRT atau pendekatan Culturally Responsive Teaching merupakan pendekatan pembelajaran berbasis budaya lokal diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran berlangsung. Hal ini sejalan dengan pendapat Geneva Gay dalam buku Culturally Responsive Teaching: Theory, Research, and Practice menyatakan bahwa pendekatan yang mengakui jika budaya merupakan bagian integral dari identitas seseorang peserta didik dan bahwa budaya dapat menjadikan kekuatan yang positif didalam proses pembelajaran berlangsung.
Motif Batik Kawung dan Megamendung: Lebih dari sekedar pola
Motif batik ini bentuknya menyerupai buah kawung, namun memiliki makna filosofis yang mendalam yang perlu diajarkan kepada peserta didik. Makna filosofis yang terdapat pada kedua motif batik tersebut bisa dikaitkan dengan pembelajaran budi pekerti. Interpretasi secara umum terkait makna filosofis batik kawung dan batik megamendung yang sering dijumpai yakni menghargai orang lain, guru menyampaikan kepada peserta didik untuk menghargai teman teman lain maupun orang lain. Kemudian, menjaga ketenangan yang dimaksud adalah menjaga ketenangan selama melakukan tindakan atau aktvitas mengerucut saat proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, tetap semangat dalam konteks semangat belajar mencari ilmu sebanyak mungkin.
Motif batik kawung dan megamendung bukan sekedar motif kain biasa melainkan mengandung nilai-nilai luhur yang bisa dijadikan landasan pedoman hidup. Dengan memanfaatkan kekayaan budaya bangsa, kita dapat membentuk generasi muda yang berakhlak mulia dan berkarakter.
Aktivitas pembelajaran yang menarik
Berikut ini contoh aktivitas pembelajaran yang dapat dilaksanakan dengan menggabungkan motif batik dan bilangan satu hingga sepuluh diantaranya
- Permainan menghitung: Guru menyediakan flashcard motif batik kawung dan megamendung, kemudian peserta didik berlomba menghitung jumlah motif batik kawung pada setiap flashcard.
- Membuat pola batik sederhana: Guru menyediakan lembar kerja peserta didik atau LKPD, kemudian peserta didik membuat pola batik sederhana dengan menggunakan motif batik kawung/megamendung dan bilangan 1-10.
Manfaat pendekatan CRT dengan motif batik kawung dan motif megamendung
Manfaat-manfaat yang diperoleh oleh guru dan peserta didik antara lain yaitu :
Dengan menggunakan media yang menarik seperti mengintegrasikan batik kedalam proses pembelajaran, peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar sehingga menimbulkan pembelajaran yang menyenangkan.
Peserta didik diajak untuk menghargai dan melestarikan warisan budaya Indonesia, yaitu batik.
Makna filosofis sebagai pembelajaran budi pekerti atau pembelajaran karakter kepada peserta didik dan membantu pendidikan di Indonesia mengembangkan karakter baik.
Melalui aktivitas yang konkret, peserta didik dapat mudah memahami konsep bilangan.
Kesimpulan
Dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT), kita dapat mengintegrasikan keindahan batik ke dalam pembelajaran matematika dan budi pekerti. CRT mengakui bahwa budaya adalah bagian penting dari diri kita. Dengan demikian, pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. Melalui aktivitas kreatif dan kolaboratif, peserta didik tidak hanya belajar tentang bilangan, tetapi juga tentang nilai-nilai luhur yang membentuk generasi mulia dan berkarakter.
Penyunting: Putra