Seorang murid sedang menceritakan tentang tanamannya di depan teman-temannya dan guru. (Sumber gambar : SMP BP TAHFIDZ AT TAUBAH)
Pada abad ke-21 ini, teknologi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dan hal tersebut dapat dilihat dengan adanya gadget yang telah terintegrasi dalam kehidupan manusia. Setiap orang sudah mempunyai gadget seperti HP, laptop, tablet, dll yang digunakan untuk membantu mereka dalam aktivitas kesehariannya. Tetapi, justru gadget seringkali disalahgunakan secara berlebihan oleh anak-anak untuk bermain game dan orang dewasa untuk bermain sosial media. Menurut Ahli Adiksi Perilaku dr. Kristiana Siste pada 2 Oktober 2021, hasil dari survey yang ia kemukakan dari 19,3 persen remaja dan 14,4 persen dewasa muda kecanduan internet. Dampaknya, perkembangan sosial dan emosional anak terganggu sehingga menjadi pribadi yang tertutup, memiliki gangguan tidur, pudarnya kreativitas dalam diri, dan lebih terancam cyberbullying.
Seiring berjalannya waktu, tingkat literasi di Indonesia sangatlah rendah. Hal tersebut terbukti melalui survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2018, bahwa Indonesia menduduki tingkat ke 74 dari 79 negara. Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengaku prihatin atas Indeks Literasi Indonesia yang kian memburuk dari tahun ke tahun. Adanya tingkat literasi yang rendah dipengaruhi dengan adanya kebiasaan yang serba instan. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari orang Indonesia yang biasanya hanya membaca sinopsis suatu cerita buku daripada membaca keseluruhan buku tersebut. Dengan rendahnya tingkat literasi ini, membuat warga Indonesia dengan gampangnya terjerumus untuk mempercayai berita hoax. Menurut Kepala Editor Trans Media Titin Rosmari, hal ini terjadi karena masyarakat tidak memverifikasi kembali berita yang dibaca dan menyebarkan berita tersebut secara langsung.
Literasi Digital merupakan keterampilan seperti membaca dan menulis dengan memanfaatkan media digital. Pada masa sekarang, literasi digital sering kita lihat di internet (seperti ebook) dan perpustakaan. Manfaat literasi sendiri dapat dirasakan oleh para siswa hingga para guru. Dengan literasi digital, siswa dapat merasa lebih percaya diri untuk mengutarakan pendapat mereka terkait suatu hal dikarenakan dalam literasi digital, para siswa menambahkan ilmu dan informasi yang nanti dapat dijadikan sebagai “bukti” bahwa apa yang mereka bicarakan berdasarkan pada suatu informasi yang sudah ada dan terbukti. Dari adanya pengutaraan pendapat tersebut, siswa belajar untuk menyelesaikan masalah dengan baik dan benar sekaligus belajar untuk berkomunikasi. Literasi digital juga dapat bermanfaat pada tenaga satuan pendidikan yang bertugas untuk mendidik para murid-muridnya. Dengan adanya pengembangan literasi digital, para guru mendapat banyak inspirasi dan sumber untuk mengembangkan dan mengetahui potensi para siswa dalam aktivitas belajar dan mengajar.
Rendahnya tingkat literasi digital ini masih dapat diperbaiki dengan mengembangkan kembali literasi digital. Keinginan untuk berliterasi digital ini dapat dimulai dari sekolah atas bimbingan para tenaga kependidikan yang ada. Para guru dapat memulai dari mendorong penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran dan membaca. Guru dapat menerapkan teknologi dalam metode pengajarannya, antara lain dengan menggunakan video edukatif, kuis online, simulasi, dan permainan agar murid-murid dapat menjadi lebih aktif dalam berliterasi digital di dalam kelas. Penggunaan teknologi ini harus diselingi dengan mematuhi etika digital untuk mengetahui batasan penggunaan teknologi.
Literasi digital sangat berdampak bagi generasi-generasi kedepannya. Dibutuhkannya peningkatan kualitas tidak hanya dalam literasi namun juga aspek-aspek kehidupan lainnya. Tidak hanya literasi digital dapat dilakukan bagi semua kalangan yang dapat membaca, namun juga membuka wawasan pengetahuan umum maupun yang lebih mendalam pada bidang-bidang tertentu.
Sumber:
- Debora, Yantina. Literasi Rendah Sebabkan Masyarakat Mudah Percaya Hoax, 1Mei 2017, https://tirto.id/literasi-rendah-sebabkan-masyarakat-mudah-percaya-hoax-cnQa. Diakses pada tanggal 25 August 2023.
- Lembaga Islam Terpadu Thariq Bin Ziyad. PISA Dan Sistem Pendidikan Indonesia. Tahukah Kamu Apa Itu PISA ?, LPIT Thariq Bin Ziyad, 25 October 2022, https://thariq.sch.id/pisa-dan-sistem-pendidikan-indonesia-tahukah-kamu-apa-itu-pisa/. Diakses pada tanggal 25 Agustus 2023.
- Akmal, Muhammad.]Kurangnya Literasi di Indonesia, 17 Desember 2022, https://kumparan.com/muhammad-akmal-1671002666930664381/kurangnya-literasi-di-indonesia-1zRD3UhcGVe. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2023.
- Arifin, Bustanol. “Pentingnya Literasi Digital dalam Pendidikan.” Guruinovatif.id, 19 August 2023, https://guruinovatif.id/artikel/pentingnya-literasi-digital-dalam-pendidikan. Diakses pada tanggal 10 September 2023.
Penyunting: Putra