KREATIVITAS TANPA BATAS MENJADI GURU DI BATAS NEGERI
Niken Eka Priyani, S.Pd.
SDN 29 Idai, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat
Email: niken29idai@gmail.com
Seorang guru di batas negeri tentunya mempunyai tantangan tersendiri dalam usaha untuk mencerdaskan anak negeri walaupun di dalam keterbatasan yang ada. Saya adalah guru di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) yang bertugas di SDN 29 Idai yang terletak di Desa Idai Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat. Bumi Senentang merupakan sebutan untuk Kabupaten Sintang di Pulau Borneo ini. Tahun 2017 merupakan awal mula saya sebagai CPNS ditempatkan oleh Pusat untuk mengabdi di Pulau Borneo Bumi Senentang ini dan sekarang sudah memasuki tahun yang kelima. Sebelum saya bertugas di Kalimantan Barat, saya pernah mengabdi di daerah pelosok negeri pada tahun 2011 di Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur tepatnya di SMP Negeri 7 Satarmese Barat. Di NTT ini merupakan pengabdian karena kontrak pemerintah untuk program SM-3T (Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal) selama 1 tahun. Berbagai tantangan serta rintangan banyak saya hadapi saat pertama terjun di daerah 3T dengan belum adanya listrik, sinyal yang sulit maupun akses ke perkotaan yang jauh merupakan salah satu keterbatasan yang dihadapi, namun tidak membuat saya menjadi terbatas. Di era globalisasi serta digitalisasi saat ini tentunya perkembangan Pendidikan semakin pesat sehingga di daerah 3T diharapkan jangan sampai tertinggal oleh arus teknologi yang semakin berkembang.
Guru diharapkan harus tetap kreatif serta inovatif dalam menghadapi teknologi saat ini terutama di bidang pendidikan. Seperti pengalaman saat saya sekarang mengabdi di SDN 29 Idai dengan berbagai kendala yang dihadapi tidak menyurutkan semangat saya dalam pengabdian dan nasionalisme untuk mendidik siswa karena telah memahami bahwa tugas guru adalah mencerdaskan tunas bangsa walaupun sekolah berada di pelosoknegeri. Keinginan untuk mengembangkan, memanfaatkan, dan mengoptimalkan perangkat gawai menjadisebuah media pembelajaran yang dapat digunakansiswa untuk memahamiLiterasi Numerasi, LiterasiBaca-Tulis dan LiterasiTeknologi mendorong saya untuk mengembangkan sebuah aplikasi yang dapat digunakan secara offline di perangkat gawai guru ataupun gawai orang tua siswa. Pembelajaran Matematika yang dirasakan sulit oleh siswa perlu menjadi perhatian terlebih lagi literasi numerasi saat ini menjadi tolok ukur keberhasilan siswa dan guru. Matematika akan menarik bagi siswa apabila guru mampu membuat pembelajaran matematika yang mudah dipahami,menyenangkan dan menarikbagi siswa, sehingga saya memanfaatkan Edugame menarik berbasis budaya dayak untuk meningkatkan hasil literasi numerasi dan literasi baca tulis siswa melalui Edugame ini.
Gambar 1. Tampilan Aplikasi Edugame berbasis budaya dayak
Gambaran singkat tentang produk Edugame Berbasis Budaya Dayak yaitu merupakan jenis produk inovasi pembelajaran berbentuk Aplikasi Berbasis Android. Aplikasi ini dapat diinstal pada perangkat smartphon e maupun tablet yang berbasis Android. Adapun rincian detail produk Edugame Berbasis Budaya Dayak yaitu:
Edugame Berbasis Budaya Dayak adalah aplikasi game edukasi yang dibuat menggunakan aplikasi pembuatan game yang dikembangkan oleh Quickappninja.com, dimana konten creator / developer game dapat mengembangkan game sendiri sesuai keinginannya. Desain Gambar pada Edugame Berbasis Budaya Dayak, menggunakan aplikasi canva dimana aplikasi ini digunakan untuk membuat berbagai gambar/atribut/icon yang selanjutnya diunggah dalam Quickappninja.com untuk membuat game aplikasi Edugame Berbasis Budaya Dayak. Quickappninja.com menyediakan file ekstraksi berupa aplikasi yang dapat didownload oleh developer / konten creator secara gratis tanpa membayar, bahkan menyediakan bantuan untuk menginterkoneksikan game yang dibuat dengan google play , untuk dapat disebarluaskan secara online oleh google. File ekstrakaplikasi sangat compatible dengan perangkat smartphone berbasis android. Saya menggunakan Edugame Berbasis Budaya Dayak ini sebagai inovasi untuk membantu siswa berlatih literasi numerasi, literasi baca-tulis dan literasi digital,karena aplikasi Edugame Berbasis Budaya Dayak yang telah terinstal dapat digunakan secara offline , keunggulan tersebut sangat cocok bagi daerah Terluar,Tertinggal dan Terdepan(3T) yang sulit sinyal/jaringan internet dan listrik. Interaktivitas yang tinggi pada Edugame , diperoleh melalui kegiatan merangkai kata menjadi sebuah jawaban, sehingga siswa memahami literasi baca-tulis. Siswa juga belajar operasi hitung (matematika) baik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, serta membuat soal cerita yang menyerupai soal-soal AKM pun dapat dilakukan. Kelebihan dari Aplikasi Edugame berbasis budaya dayak antara lain: 1) file dapat diinstal pada perangkat smartphone Android; 2) Aplikasi dapat bekerja tanpa menggunakan koneksi internet (offline ) pada perangkat smartphone Android; 3) dapat digunakan untuk melatih pemahaman operasi hitung bilangan baik penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian menggunakan gambar yang menarik dan mudah dipahami; 4) siswa harus menuliskan jawabanyang berupa kata-kata maupun angka, sehingga dapat mengasah literasi numerasi dan literasi baca-tulisnya; 5) soal-soal dapat dibuat dengan menarik karena dapat memadukan konsep budaya dayak ke dalam aplikasi game menggunakan quickappninja.com.
Implementasi dalam pembelajaran di SDN 29 Idai dilakukan dengan menginstal aplikasi Edugame pada perangkat smartphone guru yang selanjutnya guru meminta siswa untuk menggunakan aplikasi tersebut menggunakan perangkat smartphone guru baik selama jam sekolah maupun di luar sekolah ketika guru berkunjung ke rumah siswa. Guru memandu siswa dalam memahami fitur-fitur atau tombol pada aplikasi Edugame . Pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk mendukung pemanfaatan aplikasi Edugame Berbasis Budaya Dayak yaitu menggunakan pendekatan Joyfull Learning .
Gambar2. Pelaksanaan penggunaan aplikasi Edugame
Gambar 3. Kunjungan guru ke rumah siswa mengenalkan aplikasi
Seorang guru yang inovatif tentunya tidak akan menyerah dengan keterbatasan yang ada justru dijadikan tantangan dan motivasi tersendiri dalam pengabdian di batas negeri. Seperti pengalaman yang telah saya lakukan, dimana akan terus berusaha berkreasi dan berinovais terutama dalam pembelajaran sehingga menjadikan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan seperti pada pembelajaran Joyful Learning tidak hanya dilakukan di kelas akan tetapi juga dilakukan di luar kelas. Guru melihat komentar dan respon siswa dan merasakan bahwa pembelajaran menjadi lebih menarik, nyaman, dan mengasyikkan. Pembelajaran yang dilakukan dengan membuat tatangan berupa game untuk menyelesaikan soal matematika yang menarik dan menyenangkan akan dapat membantu dalam menyeimbangkan kerja otak kiri dan juga otak kanan agar dapat berkembang secara maksimal dimana pembelajaran Joyful Learning dapat mempercepat penguasaan dan pemahaman materi pelajaran sehingga dapat mempersingkat waktu belajar.Materi matematika yang dianggap sulit dikemas dengan menggabungkan konsep budaya dayak yang sering ditemui sehari-hari dan dibuat dalam sebuah aplikasiedugame ini. Hal tersebutdilakukan untuk membuatkonsep matematika menjadilebih mudah, sederhana, dan lebih bermakna sehingga tidakmenimbulkan kejenuhan saat belajar serta siswa juga menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran. Setelah pemanfaatan Edugame berbasis budaya dayak ini ternyata ketuntasan belajar siswa juga meningkat dan ke depannya tetap akan terus dikembangkan sehingga menjadi sebuah terobosan baru untuk diaplikasikan di daerah 3T di era digitalisasi saat ini. Salam dari batas negeri dan tetap semangat untuk berinovasi.