MENJADI GURU INOVATIF DI ZAMAN MILENIAL Oleh : Annisa Nurul Azizah, S.Pd Bismillahirrahmanirrahim⦠Assalamuâalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Perkenalkan saya Annisa Nurul Azizah, saya adalah seorang guru di Madrasah Ibtidaiyah di salah satu sekolah di kabupaten Tasikmalaya
Apa yang kalian bayangkan ketika mendengar kata âGuruâ ? Pastinya yang terbayangkan dari kata guru adalah seorang yang banyak ilmu, seorang tenaga pendidik profesional yang mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih, memberikan penilaian serta melakukan evaluasi kepada peserta didik. Menurut Mulyasa â Guru adalah seseorang yang memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta mampu mewujudkan tujuan pendidikan nasionalâ. Menjadi guru adalah panggilan hati dalam menjalankan amanah, bukan hanya sekedar profesi, sesuai dengan kata GURU yang digugu dan ditiru. Tugas dari seorang guru bukanlah hanya sebatas mengajar, tidak juga hanya sebatas meneruskan ilmu tetapi seorang guru harus mampu meneruskan, mengembangkan nilai-nilai kehidupan kepada peserta didiknya dan juga harus mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didiknya. Semboyan bapak pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara : â Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayaniâ yang artinya didepan menjadi teladan, di tengah memberi semangat dan dibelakang memberi dorongan. Di zaman Milenial seperti sekarang ini tantangan di dalam pendidikan menjadi lebih berat. Mengapa? Karena menuntut seorang guru harus benar-benar mampu menyiapkan berbagai hal agar dapat mencetak peserta didik yang lebih berkompeten di masa sekarang dan masa mendatang. Di zaman ini banyak sekali berbagai sumber belajar yang bisa peserta didik peroleh bukan dari seorang guru, misalnya dari aplikasi digital peserta didik bisa membuka situs seperti Google, youtube dan lain lain, dari aplikasi itu peserta didik bisa belajar banyak materi pelajaran, kumpulan soal-soal dan lain-lain. Tetapi secanggih apapun aplikasi digital / teknologi tidak akan pernah bisa menggantikan peran dari seorang guru, karena proses pembelajaran akan terjadi tatkala terdapat hubungan timbal balik antara peserta didik dan lingkungannya. Dari aplikasi digital / teknologi peserta didik hanya mendapatkan transfer of knowladge dan dari guru peserta didik akan mendapatkan Transfer of knowladge dan Transfer of value. Transfer of knowladge adalah mentransfer ilmu pengetahuan dan pemahaman dimana peserta didik dapat memperolehnya dari teknologi digital dan juga dari guru, sedangkan Transfer of value adalah mentransfer nilai nilai moral dan kebaikan, peserta didik hanya bisa memperolehnya dari seorang guru karena harus ada proses timbal balik, interaksi dua arah yang melibatkan segi psikologis. Teknologi hanya sebagai alat bantu untuk guru dalam mengajar. Dan mengajar, mendidik dan menanamkan nilai-nilai kebaikan adalah peran dari seorang guru.
gambar 1. pembelajaran menggunakan media Guru di Zaman milenial harus memiliki kompetensi dan memiliki strategi yang tepat agar mampu di terima oleh gen Y dan gen Z , yakni sebagai berikut : 1. Melek Teknologi Pentingnya melek teknologi di zaman milenial bagi dunia pendidikan berfungsi untuk menambah informasi, meningkatkan kemampuan belajar, dan membuat materi pembelajaran lebih menarik sehingga minat belajar peserta didik lebih meningkat. Kemampuan menggunakan android, laptop perlu lebih di maksimalkan dengan tujuan untuk membuat model pembelajaran lebih menarik, inovatif dan menyenangkan. Karena peserta didik biasanya lebih tertarik dengan media pembelajaran yang ditayangkan melalui LCD Proyektor atau media lain.
2. Menjadikan murid sebagai sahabat Untuk menghadapi generasi milenial ini seorang guru tidak bisa menyamakan dengan generasi generasi sebelumnya, janganlah menjadi seorang guru yang menakutkan tetapi jadilah guru yang memposisikan sebagai teman / sahabat peserta didiknya karena Menjadi sahabat dan teman berdiskusi akan menciptakan atmosfer nyaman bagi kedua belah pihak. Juga bisa mendorong peserta didik untuk berkreasi dan mengembangkan bakat serta ilmu pengetahuannya. Menjadi sahabat bisa mendorong pribadi peserta didik agar mandiri dan tangguh dalam menghadapi setiap permasalahan dalam pembelajaran dan akan mampu menciptakan atmosfer belajar yang hangat, mengasikan, membangkitkan kepercayaan dan membangkitkan semangat peserta didik. Sebagai seorang yang berperan sebagai pengajar sekaligus sahabat untuk peserta didiknya, guru menjadi sosok yang dinantikan peserta didik karena kebijaksanaannya dalam menghadapi setiap masalah. Menjadi sahabat adalah upaya guru dalam membangun kepercayaan peserta didik, dan kepercayaan itulah yang membuat rasa nyaman sehingga seorang peserta didik tidak malu untuk menceritakan masalah yang sedang mereka hadapi dalam proses pembelajaran.
3. Menjadi Role Model Menurut Wikipedia Role model adalah seorang yang memberikan teladan dan berperilaku yang bisa dicontoh oleh orang lain. Guru adalah seorang Public figure jadi penampilan, bahasa, tatakrama harus selalu dijaga. Karena seorang Public figure mempunyai pengaruh yang luar biasa, dijadikan sebagai contoh yang baik dan selalu menjadi pusat perhatian. Jadi seorang guru harus bisa menjadi pemimpin peserta didik yang baik agar mampu menghadapi tantangan generasi milenial sehingga bisa melahirkan generasi yang cerdas, sopan dan berkarakter.
4. Gaya, model dan metode mengajar Setiap generasi memiliki keunikan tersendiri, setiap peserta didik memiliki kemampuannya tersendiri contohnya: -Gaya belajar peserta didik visual : menerima, memproses dan mempertahankan informasi melalui penglihatan atau dengan membuat citra mental. Anak-anak ini berpikir melalui membaca dan menulis, atau gambar, grafik dan peta. Pelajar visual sangat menyukai kerapian dan teratur. -Gaya belajar peserta didik auditori : di mana peserta didik lebih cepat menyerap informasi melalui apa yang ia dengarkan -Gaya belajar peserta didik Kinestetik : pembelajar melalui pendekatan fisik dan aktif menjelajahi dunia fisik di sekitar mereka. Mereka mungkin merasa sulit untuk duduk diam dalam jangka waktu yang lama dan mungkin menjadi terganggu dengan kebutuhan mereka akan aktivitas dan eksplorasi. Banyak keuntungan yang bisa kita peroleh dari mengenali dan memahami gaya belajar Peserta didik, antara lain: ~ Memaksimalkan potensi belajar Peserta didik, ~ Memahami cara belajar terbaik, ~ Mengurangi frustrasi dan tingkat stres Peserta didik, ~ Mengembangkan strategi pembelajaran untuk efisien dan efektif, ~ Meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri, ~ Mempelajari cara terbaik menggunakan keunggulan otak, ~Mendapatkan wawasan kekuatan dan kelemahan diri, ~Mempelajari bagaimana menikmati belajar dengan lebih mendalam, ~ Mengembangkan motivasi untuk terus belajar, ~ Memaksimalkan kemampuan dan keterampilan diri, dan ~ Meningkatkan produktifitas kerja otak. Dalam proses pembelajaran di kelas guru harus mampu mengembangkan model pembelajaran yang variatif jangan monoton hanya dengan ceramah saja. Dan setiap peserta didik mempunyai gaya yang berbeda-beda, tidak diperkenankan bagi seorang guru untuk mengajar menngunakan gaya yang disukai, jika terlalu dipaksakan maka kualitas generasi di masa mendatang akan menurun.
5. Kreatif dan Inovatif Jadilah guru yang selalu banyak inovasi, harus selalu banyak belajar mengenai hal-hal yang sedamg menjadi trend di kalangan para siswa, selalu mengembangkan berbagai hal sesuai dengan tuntutan zaman, mampu membuat perubahan demi menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan berbagai model, media maupun metode yang berbeda. Guru inovatif mampu menjadi inspirasi bagi peserta didik maupun lingkungannya, entah melalui tutur bahasa, pembawaan, etika, karya, cara mengajar, semangat atau cara guru dalam berinteraksi dalam memberikan respons peserta didiknya. Guru kreatif akan selalu berusaha memperbaharui ilmu pengetahuan dan keahliannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, selalu berusaha menemukan potensi yang dimikiki peserta didiknya, produktif karena selalu menemukan bahan untuk pembelajaran dan membuat siswa menjadi lebih semangat dan tidak mudah cepat bosan. Cara menjadi guru kreatif dan inovatif : Mencoba hal-hal baru Riset / penelitian Model pembelajaran Menggunakan teknologi dan informasi
Menjadi seorang Pendidik hendaknya mencintai pelajar sebagaimana mencintai dirinya⦠Pendidik hendaknya memperhatikan kemaslahatan pelajar dan bergaul dengan pelajar seolah-olah bergaul dengan anak kandungnya yang paling mulia, yaitu (bergaul dengan) sikap lemah lembut, penuh kasih sayang, berbuat baik, bersabar atas kekasaran pelajar, kekurangan pelajar yang nyaris tidak bisa dihindari oleh setiap insan, serta buruknya tata krama pelajar pada suatu waktu tertentu.â (K.H. Hasyim Asyâari, Adabul âAlim wal Mutaâallim, 2017: 92)
gambar 2 refleksi gambar 3 Salam Guru Inovatif