Farrosah Hanun Yuliawan namanya. Ocha adalah nama panggilan akrabnya. Dia adalah salah satu anak didikku yang cukup pandai di sekolah tempat aku mengajar, yaitu sekolah swasta setingkat Sekolah Dasar yang memang favorit di kota tempat tinggalku. Daerah yang terkenal dengan makanan khasnya yaitu pecel, Madiun namanya. Foto: Saya (Rochmah Nur Azizah, S.Ud) dan Ocha bersama Kontingen Porseni MI Kota Madiun Tingkat provinsi Jawa Timur, Februari 2022
Ocha adalah siswi kelas VI. Selain pandai di kelasnya dia juga senang mengikuti lomba- lomba, di antaranya adalah lomba bercerita, lomba baca puisi, lomba pidato dan lain lain. Suatu ketika Ocha mengeluh kepada saya, bahwa setiap usahanya dalam mengikuti perlombaan selalu saja mengalami kegagalan sehingga membuat dia putus asa. Rasa keputus asaan itu dia lampiaskan dengan mengunci diri di dalam kamar dan tidak mau makan. Ocha yang biasanya periang menjadi anak yang pemurung. Hal itu membuat ayah dan bundanya kebingungan. Hingga pada suatu hari sang bunda datang dan menemui saya di sekolah. Beliau menceritakan keadaan anaknya dan tidak mampu menyembunyikan kesedihannya.
Keesokan harinya saya berkunjung ke kediaman keluarga Ocha. Ocha nampak murung dan tidak bersemangat. Apalagi sang bundanya nampak cemas dan bingung. Saya sapa Ocha dan bundanya dengan salam kehangatan. Saya berikan Ocha sebuah bingkisan yang telah saya kemas sedemikian rupa sehingga nampak indah dan menarik. Dengan mengucap terima kasih kepada saya, lalu dia masuk ke dalam kamarnya. Setengah jam kemudian Ocha datang dan menghampiri saya seraya menekankan kalimat bahwa dia akan memulai mengikuti lomba-lomba. Dan dia juga mengatakan bahwa dia akan selalu berusaha dengan sungguh- sungguh agar bisa mencapai kemenangan. Melihat anaknya yangmulai menampakkan kegembiraan sang bunda bertanya- tanya dalam hatinya dan menanyakan kepada saya apa yang membuat anaknya jadi senang dan tidak murung lagi. Ternyata, di dalam kamarnya tadi Ocha cepat- cepat membuka bingkisan yang saya berikan. Di dalam bingkisan itu adalah sebuah buku diary yang pada halaman pertamanya sengaja saya tulis cerita motivasi.
Cerita motivasi itu tentang seorang ilmuwan yang bernama Thomas Alva Edison. Sebelum mencapai keberhasilan dia telah mengalami berkali- kali kegagalan. Meskipun sering kali gagal, Thomas Alva Edison tidak pernah berputus asa bahkan dia semakin sungguh- sungguh dalam usahanya untuk terus melakukan percobaan- percobaan dalam penelitiannya. Sampai pada akhirnya Thomas Alva Edison mencapai kesuksesan dalam menemukan lampu pertama kali.
Menyaksikan anak kesayangannya tidak murung lagi sang bunda menyampaikan rasa senangnya. Tidak lupa saya memberikan banyak nasihat dan kata semangat untuk tetap berjuang. Alhasil baru- baru ini Ocha berhasil menyabet juara 2 PORSENI (Pekan Olahraga dan Seni) tingkat Jawa Timur dalam lomba Pidato Bahasa Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama wilayah Jawa Timur Tahun 2022 di Tulungagung. Sebelumnya Ocha juga memenangkan perlombaan bercerita anak dan lomba tahfizh tingkat Nasional.
Saya ikut merasa bangga atas segala kesuksesan yang telah diraih Ocha. Semoga semangat dan jiwa sungguh- sungguh akan selalu terpatri di setiap langkah Ocha sampai dewasa nanti hingga membuahkan hasil yang memuaskan dan mampu meraih segala cita- citanya.