Pada masa lalu, sebagai saya guru sudah aktif dalam literasi di sekolah. Kegiatan literasi yang saya laksanakan adalah:
Menyusun puisi-puisi karya saya dan siswa. Tetapi pada saat itu saya belum menerbitkannya dalam bentuk buku ISBN. Kumpulan puisinya masih tersimpan sampai sekarang. Puisi-puisi tersebut dibuat siswa dalam lembaran-lembaran kertas kemudian mereka warnai dan hias sesuai keinginan mereka. Saya juga menulis drama untuk kegiatan perpisahan kelas 6 setiap tahunnya. Saya aktif menulis di Majalah Media Pendidikan Jawa Timur. Workshop Workshop intern saya lakukan di kelas. Peserta dalam kegiatan workshop intern literasi ini adalah siswa dikelas saya. Adapun materi workshop yang saya berikan adalah: Menulis Dasar (Basic Writing) berupa menulis pentigraf (cerpen tiga paragraph) untuk siswa di kelas saya. Pentigraf kependekan dari "cerpen tiga paragraf". Adalah Dr. Tengsoe Tjahjono sang penggagas pentigraf. Pentigraf lebih dibatasi pada jumlah paragraf (alinea). Seperti kepanjangan dari akronimnya, karya pentigraf harus terdiri atas tiga paragraf-tidak kurang, tidak lebih.
1.Program Membaca Rutin di Kelas Program Membaca Rutin di Kelas adalah strategi intervensi membaca dalam membudayakan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca. Program ini merupakan program yang krusial untuk menjamin terciptanya kebiasaan dan budaya membaca pada siswa
2. Pengembangan Perpustakaan Kelas Yang saya lakukan dalam perpustakaan kelas adalah membuat buku-buku bacaan karya siswa sendiri. Kemudian saya juga mengirimkan surat permohonan kepada tokoh-tokoh pendidikan di Kabupaten Tuban dan alhamdulliah beliau-beliau merespon menyumbangkan buku-buku kepada perpustakaan kelas saya..
Adapun program peningkatan koleksi perpustakaan kelas saya lakukan dengan dua cara, yakni (1) secara internal melalui kegiatan One Student One Book (OSOB) dalam waktu bulan. Buku disini bukan buku hasil beli di toko, tetapi adalah buku hand made karya siswa, dan (2) secara eksternal melalui kegiatan sumbangan buku yang diberikan oleh pemerhati pendidikan yang menyumbang buku-buku untuk kelas saya.
3. Lomba Literasi (Menulis) Lomba literasi dilakukan untuk semakin menumbuhkan kebutuhan membaca-menulis kepada warga sekolah. Lomba literasi saya integrasikan dengan kegiatan sekolah seperti pada pada saat peringatan HUT RI. Lomba diadakan pada lingkup kelas saya saja karena pada saat itu saya masih menjadi seorang guru (lomba antar siswa) Jenis kegiatan lomba literasi yang saya lakukan antara lain: membuat poster sederhana, mengarang cerpen anak, mengarang puisi.
4. Jumpa Penulis dan Bedah Buku Kegiatan jumpa penulis (meet the author) ditujukan untuk memotivasi siswa Gerakan Literasi Sekolah untuk menjadi penulis sukses. Penulis yang dimaksud adalah saya sendiri karena kebetulan saya sudah menerbitkan buku. Dan siswa sangat antusias setiap kali saya membedah buku karya saya..
5. Pemberian Reward Pemberian reward ini dilakukan melalui kegiatan bertajuk Literacy Award, yakni sebuah program pemberian penghargaan kepada siswa yang aktif menulis dan mengumpulkan tulisan-tulisannya pada saya. Sasaran penerima Literacy Award adalah siswa. Reward yang diberikan tentu saja berbagai alat tulis sekolah dengan memakai uang pribadi sendiri dengan harapan siswa-siswa yang lain terpacu untuk rajin menulis.
Sebagai Kepala Sekolah saya sangat pro terhadap kegiatan literasi di sekolah disamping mendukung dan memfasilitasi kegiatan literasi, juga membangun kesadaran tentang pentingnya budaya literasi kepada seluruh guru dan siswa dalam bentuk pembinaan, sosialisasi, atau melaksanakan workshop GLS.
Sebagai Kepala Sekolah, saya sangat mendukung gerakan literasi di sekolah. Kegiatan saya yang berhubungan dengan literasi sekolah sudah sangat banyak, diantaranya adalah:
1.Bedah Karya berupa sebuah Novel dengan judul Maafkan Aku Firman hasil karya saya sendiri. Di bulan Januari 2020 saya mengadakan acara bedah novel di sekolah. Acara bedah novel kali ini saya laksanakan dengan mengusung novel karya saya sendiri yang berjudul Maafkan Aku Firman. harapan besar saya kepada siswa sekolah saya akan muncul generasi penulis baru, terutama di SDN Glagahsari. Karena menurut saya, keterampilan menulis merupakan kecerdasan yang istimewa.
Tujuan saya mengadakan bedah karya berupa novel karya saya sendiri adalah agar para siswa dan guru, berani dan mau menulis, Hal itu dilakukan agar literasi di SDN Glagahsari Kecamatan Soko Tuban ini tumbuh subur. Sehingga lewat diskusi publik intern di sekolah seperti ini, saya rasa cara yang pas untuk mencapai tujuan itu.
Paling tidak setelah mengikuti bedah novel itu, guru dan siswa semangat menulis dari pribadi sendiri. Kegiatan bedah buku ini adalah yang pertama. Tujuan utama saya mengadakan bedah buku ini agar pengetahuan siswa bertambah. Saya juga berharap para peserta didik di SDN Glagahsari Kecamatan Soko Tuban mampu menulis untuk menumbuhkan literasi.
Harapan saya semoga para peserta didik setelah mengikuti bedah buku menjadi semangat dan termotivasi dalam gerakan menulis. Keterampilan menulis adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari diri siswa. Sedangkan melahirkan sebuah tulisan itu merupakan bukti dari keterampilan siswa. Target saya semoga kedepan siswa mampu menuangkan isi pemikiran dalam sebuah tulisan
2. Pelatihan pada masa pandemic Covid-19 dengan memberikan materi Life Skill Kepada Siswa Dan Warga âPembuatan Keripik Daun Jambu Biji Merahâ Sebagai Produk Unggulan Desa Dan SDN Glagahsari Kecamatan Soko Kabupaten Tuban.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban Bapak Drs. Nur Khamid, M.Pd Mendukung Produk Unggulan Keripik Daun Jambu Merah SDN Glagahsari Kec. Soko Kab Tuban (Foto diambil sebelum pandemi Covid-19)
Pelaksanaan kegiatan tersebut mendapat dukungan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban dalam hal ini Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban Bapak Drs. Nur Khamid, M.Pd. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban mendukung program kewirausahaan ini karena dengan kegiatan pendidikan lifeskill ini dapat mengasah keterampilan para siswa dengan membuat dan menciptakan produk yang sesuai dengan minat dan daya beli dan meningkatkan daya inovasi dan kreatifitas siswa melalui pembuatan keripik daun jambu merah.
Tujuan pendidikan lifeskill yang dilaksanakan SDN Glagahsari berusaha mewujudkan SDM yang unggul. SDM yang unggul adalah yang memiliki daya saing tinggi, inovatif, kreatif, dan mampu menghadapi segala tantangan yang ada melalui proses pendidikan yang kreatif di sekolah. Proses pendidikan yang kreatif inilah yang menghasilkan generasi yang kreatif, dinamis, dan inovatif yang mampu mengembangkan potensi ekonomi kreatif menjadi industri kreatif.
Desa Glagahsari sejak dulu terkenal sebagai desa penghasil buah belimbing dan jambu merah, penduduk desa Glagahsari mayoritas bermata pencaharian sebagai petani buah belimbing dan jambu merah tersebut, desa Glagahsari memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai desa wisata agar bisa meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mengangkat dan mepromosikan hasil pertanian (buah belimbing dan jambu biji merah).
Melihat hal tersebut, saya sebagai Kepala Sekolah melihat potensi tersebut dalam kaitan dengan kewirausahaan sekolah karena selama ini penduduk hanya memanfaatkan panen buah saja untuk peningkatan ekonominya. Oleh karena itu, sekolah berinisiatif membuat peluang usaha yang diharapkan mampu meningkatkan pendapatan warga Desa Glagahsari melalui kegiatan lifeskill kepada siswa berupa pembuatan keripik daun jambu merah. Daun jambu merah sangat melimpah di lingkungan sekitar SDN Glagahsari. Bekerjasama dengan pihak Pemerintah Desa (Kepala Desa),sekolah mendapatkan bahan baku pembuatan keripik daun Jambu Merah dari warga sekitar sekolah.
Kepala Desa Glagahsari mendukung program unggulan SDN Glagahsari berupa keripik daun jambu merah Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Soko ( Forkopimca) yang terdiri dari Camat Soko, Drs. Sudarto, Kapolsek Soko, AKP Noersento, Danramil Kapten Hendy membuka acara pembekalan Life Skil pembuatan keripik daun jambu merah yang bertempat di SDN Glagahsari,Kamis (6/08/2020).
Hadir dalam acara pembekalan Life Skil pembuatan keripik daun jambu Merah
diantaranya Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Soko ( Forkopimca) yang terdiri dari Camat Soko, Drs. Sudarto, Kapolsek Soko, AKP Noersento, Danramil Kapten Hendy, koordinator wilayah pendidikan Kecamatan Soko, Arifin kabri,
Kades Glagahsari, Ketua Komite SDN Glagahsari.
Jajaran Forkopimca Kecamatan Soko siap mendukung pemasaran keripik daun jambu merah di beberapa sektor wisata yang ada di Kecamatan Soko seperti agro park Klumpit maupun di tempat-tempat wisata dan pasar tradisional yang ada di kecamatan Soko. Camat juga mengapresiasi Kepala SDN Glagahsari yang sudah memberikan terobosan dan ide yang sangat bagus yaitu pengolahan keripik daun jambu merah ini.
Sementara itu, Kades Glagahsari, Mujiono siap mendukung adanya potensi baru yang di gagas oleh Kepala SDN Glagahsari beserta jajaran dewan Guru yang sudah memberikan inisiasi dan kreativitas keripik daun jambu merah. Semoga dengan adanya keripik daun jambu merah yang di gagas oleh Kepala SDN Glagahsari bisa membawa dampak perekonomian yang baik di desanya.
3.Pelatihan membuat buku handmade karya siswa melalui video pembelajaran yang dikirim di grup kelas untuk dilaksanakan oleh seluruh siswa SDN Glagahsari selama pembelajaran jarak jauh masa Pandemi Covid-19. Dalam kondisi Pandemi Covid-19 SDN Glagahsari memiliki cara unik dalam proses pembelajaran Daring yaitu dengan memanfaatkan kertas bekas dan di sulap menjadi bahan baca/ jurnal siswa yang di beri nama Handmade.
Saya selaku Kepala SDN Glagahsari ide muncul membuat handmade dari idenya langsung yang melihat potensi Siswa dan melihat kekurangan sarana prasarana di wilayah tersebut terutama signal yang tidak bisa maksimal saat pembelajaran Daring.
Dari kegiatan literasi sekolah tersebut, Kepala Sekolah memfokuskan pada inovasi pembuatan buku bacaan handmade siswa dalam satu sekolah untuk kemudian buku-buku karya tangan siswa tersebut dijadikan sebagai perpustakaan kelas yang diletakkan di teras kelas.
Hasil pembuatan buku handmade siswa yang Kepala Sekolah kemukakan diatas berbentuk buku-buku bacaan yang dibuat dan ditulis oleh seluruh siswa. Buku-buku karangan siswa bermacam-macam jenisnya, ada buku ekor naga (buku yang disambung dari halaman awal sampai akhir berbentuk panjang, Kepala Sekolah menamainya buku ekor ular naga),ada buku dengan bentuk slide kalender bekas (kalender bekas di pergunakan sebagai media untuk menempelkan karangan hasil karya siswa),ada juga buku berbentuk scrapbook sederhana.
Dengan membuat buku bacaan handmade karya siswa sendiri telah menumbuhkan daya imajinasi anak didik, dan juga menumbuhkan kreatifitas yang luar biasa bagus dari para siswa. Karena siswa terbiasa menulis semua yang ada dipikirannya dan imajinasinya.
Dengan bermacam-macamnya jenis buku tersebut, siswa menjadi sangat antusias untuk membuat buku bacaan handmade hasil pemikiran dan imajinasi mereka. Anak didik juga semakin semangat dalam melaksanakan kegiatan literasi di sekolah karena mereka bisa saling membaca buku karangan teman-temannya.
Rencana keberlanjutan yang Kepala Sekolah harapkan adalah akan terus melatih siswa untuk menulis berbagai topik bacaan yang beraneka macam. Bisa cerpen pengalaman pribadi, bisa berbentuk puisi, dan juga kliping tentang berbagai macam tema dalam pembelajarannya.
Buku bacaan handame karya anak akan semakin banyak karena pada setiap pembelajaran Bahasa Indonesia siswa akan diarahkan untuk membuat karangan dan kemudian disusun menjadi sebuh buku sederhana sesuai dengan imajinasi mereka, sehingga menambah khasanah perpustakaan sekolah. Pada akhirnya sekolah memiliki banyak sekali buku karya siswa, karena seluruh siswa kelas 1 sampai dengan kelas 6 berlomba-lomba menulis sesuai apa yang ada dalam pikiran dan imajinasinya.
Berikut adalah alat bahan dan cara membuat buku perpustakaan handmade anak didik di SDN Glagahsari Kecamatan Soko Kabupaten Tuban.
Alat dan bahan:
Kertas buffalo 2 warna, warna hijau dan pink, atau sesuai selera. Lem. Lakban. Spidol warna warni untuk menulis. Gunting. Pisau cutter. Penggaris. Pensil, untuk menandai bagian yang harus dipotong agar lebih rapi Setelah semua alat dan bahan sudah dipersiapkan langkah-langkah pembuatan buku handmade siswa adalah sebagai berikut:
Siswa membuat kerangka karangan cerita yang akan dijadikan cerita dalam buku cerita handmadenya. Siswa membuat karangan dibuku tulis berdasarkan kerangka karangan yang telah mereka buat. Siswa menuliskan karangan yang telah dibuat pada kertas buffalo warna pink dengan menggunakan spidol warna warni. Kertas buffalo yang di tulisi karangan dibentuk bermacam-macam untuk kemudian digunting sesuai selera anak. Kemudian karangan di buffalo tersebut di lem dengan potongan kertas karton agar menjadi bentuk 3D baru kemudian di lem lagi ke kertas buffalo warna hijau sebagai dasar buku cerita handamade. Setelah cerita lengkap, buku di jilid dengan menggunakan lakban. Nantinya Handmade juga akan di manfaatkan langsung oleh pihak sekolah yang di kombinasikan dengan teras perpustakaan yang saya gagas sebagai Kepala SDN Glagahsari, Semoga hasil kreativitas siswa ini nantinya juga bisa mendapatkan apresiasi baik dari dinas pendidikan maupun masyarakat sekitar.
4. Mengadakan pameran buka handmade karya siswa intern dihadiri pihak terkait dengan mematuhi protokoler kesehatan Kegiatan utama dalam persiapan pelaksaaan pameran buku handmade karya siswa ini adalah menyiapkan dan memilih karya serta menyiapkan perlengkapan pameran. Pemilihan karya yang akan dipamerkan dilakukan setelah karya terkumpul berupa buku hasil karya siswa. Pada kesempatan ini Kepala Sekolah beserta dewan guru menampilkan semua hasil karya siswa dalam membuat buku bacaan karyanya masing-masing.
Jenis karya yang dipamerkan adalah buku bacaan hasil karya siswa yang Kepala Sekolah namakan buku âEkor Uar Nagaâ.
Buku Ekor Ular Naga Hasil Karya Siswa
Pameran Buku Handmade Karya Siswa SDN Glagahsari Kecamatan Soko Kabupaten Tuban Jawa Timur
Pameran Buku Bacaan Handmade Karya Siswa merupakan kegiatan memperlihatkan Buku Bacaan Handmade Karya Siswa yang dihasilkan siswa selama masa pandemic belajar di rumah kepada orang banyak. Melalui pameran, seorang siswa bisa memperkenalkan karya-karya mereka kepada masyarakat di lingkungan sekolah ataupun masyarakat umum untuk dilihat, dinilai, dikagumi, atau dikritik.
Kegiatan Pameran Buku Bacaan Handmade Karya Siswa sangat penting bagi siswa karena mampu memberikan manfaat besar bagi mereka. Manfaat Pameran Buku Bacaan Handmade Karya Siswa antara lain:
Siswa mampu menunjukkan apresiasi melalui kreativitas di Bidang Literasi Pameran dapat digunakan sebagai media apresiasi karena di dalamnya menampilkan berbagai jenis Buku Bacaan Handmade Karya Siswa. Hal tersebut dapat memberikan pengetahuan siswa tentang berbagai Buku Bacaan Handmade Karya Siswa yang dipajang dalam kegiatan pameran. Melatih siswa untuk bermasyarakat Penyelenggaraan pameran bukanlah kerja perorangan, melainkan kerja kelompok yang melibatkan banyak orang. Jadi, dengan mengadakan Pameran Buku Bacaan Handmade Karya Siswa di sekolah dapat mendidik para siswa untuk bekerjasama dan bermasyarakat. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkarya Pameran di sekolah memiliki fungsi sebagai sarana yang strategis dalam memupuk, membina, dan mengembangkan kemampuan atau bakat siswa dalam melakukan apresiasi terhadap Bidang Literasi yang dipamerkan. Melalui kegiatan pameran, siswa dilatih untuk memberikan tanggapan dan penilaian baik secara lisan, tertulis, maupun melalui perbuatan atau sikap. Bermanfaat membangkitkan motivasi siswa sekolah dalam Bidang Literasi Pameran Buku Bacaan Handmade Karya Siswa juga memberi manfaat bagi siswa secara pribadi. Seperti belajar berorganisasi dan bekerjasama sekaligus sebagai sarana hiburan dari kejenuhan mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
Selain memberi manfaat bagi siswa, pameran di sekolah memiliki fungsi sebagai sarana yang strategis. Yaitu fungsi dalam memupuk, membina, dan mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan apresiasi terhadap Bidang Literasi yang dipamerkan.
Melalui kegiatan pameran siswa dilatih untuk memberikan tanggapan dan penilaian baik secara lisan, tertulis, maupun melalui perbuatan/sikap. Kehadiran pameran dalam konteks pembelajaran di sekolah memiliki fungsi tersendiri. Diantaranya fungsi pendidikan (edukasi) dan fungsi hiburan (rekreasi).
5. Rilis Teras Perpustakaan SDN Glagahsari yang dihadiri oleh Kepala Bidang Pendidikan SD Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban, Kordikwil Kecamatan Soko Kabupaten Tuban serta pihak-pihak terkait dengan mematuhi protokoler kesehatan. 6. Sulap Teras Jadi Perpustakaan Outdoor, SDN Glagahsari Ciptakan Kreatifitas SDN Glagahsari Kecamatan Soko Kabupaten Tuban resmi merilis Perpustakaan Luar Ruangan (Outdoor Library),Launching yang bertepatan dengan Hari Santri tersebut, merupakan langkah SDN Glagahsari yang melakukan inovasi dengan mengubah teras sekolah menjadi Perpustakaan Luar Ruangan (Outdoor Library).
Kepala Sekolah memanfaatkan teras kelas sebagai teras perpustakaan untuk siswa. Di teras kelas, Kepala Sekolah menempatkan meja untuk meletakkan buku-buku karya siswa untuk dibaca seluruh siswa pada kegiatan literasi sebelum jam pelajaran masuk. Teras perpustakaan ini menggunakan sistem kepercayaan. Kepala Sekolah membebaskan anak-anak untuk membaca buku yang ada di teras perpustakaan. Selama ini teras perpustakaan tidak pernah kehilangan biku karya siswa karena seluruh siswa sangat menjaga hasil karyanya dengan sangat baik. Seluruh siswa bertukar buku karyanya sehingga menambah pengetahuan mereka tentang banyak hal.
Konsep teras perpustakaan didepan kelas Kepala Sekolah jadikan inovasi dalam pendidikan di sekolah karena dengan adanya teras perpustakaan dimasing-masing kelas, anak tidak akan malas lagi membaca. Karena didepan kelasnya masing-masing sudah tersedia beraneka buku bacaan yang bagus dan bermutu hasil karya teman-temannya sendiri. Model teras perpustakaan di masing-masing kelas sangat bagus dikembangkan disekolah-sekolah. Para siswa diijinkan untuk saling mengunjungi teras perpustakaan kelas lain. Dengan begitu bacaan anak dalam gerakan literasi sekolah sangat beragam. Anak menjadi rajin membaca karena semua siswa setiap pagi membaca didepan kelas di teras perpustakaan mereka sendiri.
Manfaat dari pemanfaatan teras kelas sebagai teras perpustakaan per kelas di sekolah adalah, siswa bisa saling mengunjungi kelas-kelas yang lain untuk membaca hasil karya siswa lain kelas. Dengan saling membaca karya masing-masing siswa maka pengetahuan siswa menjadi bertambah. Mereka saling bertukar pikiran tentang bacaan yang dibuat oleh temannya sendiri.
Bentuk teras perpustakaan yang semula sederhana hanya berupa meja siswa yang diatasnya terdapat buku-buku karya anak, bisa ditingkatkan menjadi lemari baca kaca transparan untuk menyimpan buku-buku karya anak agar buku-buku anak tersebut tidak rusak. Lemari kaca yang akan Kepala Sekolah kembangkan sebagai sarana di teras perpustakaan terdapat roda dibawahnya dengan tujuan almari tersebut pada saat pulang sekolah bisa didorong masuk kedalam kelas agar buku-buku karya siswa aman tidak dicuri atau rusak terkena embun dan air hujan. Dan ketika pagi tiba almari rak buku tersebut dikeluarkan dari ruang kelas agar anak bisa membaca dengan santai di teras masing-masing ruang kelasnya.
Inovasi Kepala Sekolah berupa buku cerita handmade karangan siswa, terbukti sangat bagus dalam meningkatkan kreativitas siswa. Minat baca siswa dalam satu sekolah juga semakin meningkat.
Pengembangan Model Teras Perpustakaan Kelas membawa dampak positif bagi siswa dalam rangka meningkatkan minat baca siswa Sekolah Dasar. Hasil yang dicapai setelah adanya pengembangan konsep Teras Perpustakaan di setiap kelas sebagai Model implementasi gerakan literasi sekolah meningkat dengan sangat baik.
Teras perpustakaan kelas jika didesain dan difungsikan secara optimal maka dapat dipastikan bahwa minat baca warga sekolah dapat ditingkatkan. Jika model peras perpustakaan ini dikembangkan di seluruh sekolah dasar sebagai ujung tombak pendidikan dasar, maka minat baca anak Indonesia yang sebelumnya sangat rendah, diharapkan dapat berubah menjadi lebih baik.
Hadir dalam peresmian Outdoor Library, diantaranya Kabid SD Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban H. Ismail, S.Pd. M.Pd, Korwildikcam Kecamatan Soko Drs. Arifin Kabriyanto, M.Pd, Kepala Desa Glagahsari dan Kepala SDN Glagahsari.
Hal ini patut diapresiasi, karena melalui kreatifitas Kepala SDN Glagahsari, walaupun sekolah terpencil merubah keterbatasan menjadi kelebihan. Teras sekolah disulap menjadi perpustakaan yang indah dan nyaman, sehingga para siswa lebih tertarik membaca buku lebih lama.
Bukan hanya itu, pembuatan perpustakaan tersebut juga tidak membutuhkan biaya besar dan lebih meminimalisir anggaran. Karena hanya memanfaatan ruangan yang ada serta mempunyai manfaat yang besar.
Ide perpustakaan di teras sekolah ini disebabkan karena keterbatasan. Sehingga pihaknya memanfaatkan apa yang ada untuk menambah fasilitas terbaik untuk para siswanya maupun satua Pendidikan di lingkungan SDN Glagahsari
Saya kembangkan Outdoor Library ini berangkat dari keterbatasan, kalau selama ini pembangunan perpuatakaan dibatasi aturan konvensional, ruangan harus sekian dan buku harus aman, kita tidak lakukan itu.
Sementara itu Korwildikcam Soko Arifin Kabriyanto memberikan apresiasi kepada Seluruh Guru yang ada di lingkungan SDN Glagahsari atas ide dan gagasan berdirinya Perpustakaan Outdoor yang memanfaatkan Teras Sekolah
Korwildikcam juga berharap agar nantinya Perpustakaan Outdoor yang di miliki oleh SDN Glagahsari bisa di kembangkan lebih baik dan di rawat agar bisa menjadi icon sekolah di kecamatan Soko.
Hal Senada Juga di sampaikan oleh kepala Bidang SD Dinas pendidikan kabupaten Tuban H.Ismail S,Pd,M,Pd memberikan apresiasi terhadap Seluruh Komponen Lembaga Pendidikan SDN Glagahsari yang sudah berinovasi membuat perpustakaan ini. âLuar biasa inovasinya, bisa ditiru oleh sekolah lain. Semoga sekolah lain bisa mengambil Ilmunya hanya dengan sistem meniru dan memodifikasi agar lebih baik lagi.
Pada masa depan, sebagai kepala sekolah, saya akan memprogramkan banyak ide-ide kreatif di bidang literasi.
Rogram kegiatan saya kedepan antara lain:
1.Program satu sekolah satu buku ISBN
Program menulis yang Kepala Sekolah idekan ini bernama 'Satu Sekolah Satu Bukuâ.
Program literasi ini memfasilitasi siswa atau guru di satu sekolah untuk menerbitkan satu buku kumpulan cerita. Tidak sekadar membantu menerbitkan, tapi program ini juga membimbing para siswa sejak awal menulis hingga buku cetak ada dalam pelukan mereka.
Program ini dilanjutkan dengan bimbingan mengenai proses penerbitan buku oleh Kepala Sekolah. Selanjutnya, siswa dan guru mulai menuliskan cerita mereka. Di sini mereka diberi kebebasan menuangkan setiap ide yang ada dalam kepala mereka. Tahap akhir yaitu proses penerbitan.
Program menulis ini diharapkan bisa menjadi 'roket' yang akan melejitkan program literasi sekolah di SDN Glagahsari Kecamatan Soko Kabupaten Tuban. Satu karya yang bagus akan memancing kreativitas hebat lainnya. Kepala Sekolah mendukung kegiatan literasi, karena kemajuan suatu bangsa selalu disumbang oleh keseriusan menggauli dunia literasi.
Bangsa yang maju adalah bangsa yang mencintai buku. Membaca adalah jendela dunia. Sementara aktivitas menulis merupakan langkah awal membuka jendela tersebut. Gerakan literasi sedang menjadi perhatian dunia pendidikan saat ini. Akan jadi kebanggaan tersendiri, jika satu buku kumpulan tulisan hasil karya siswa atau guru dalam satu sekolah bisa diterbitkan.
Sudah saatnya, khazanah ilmu yang disadap para civitas akademika di sekolah formal, didokumentasikan secara kreatif dalam bentuk buku. Goal akhir dari gerakan literasi adalah dunia publikasi kita semakin hidup. Kita mewariskan harta budaya yang sangat besar artinya bagi generasi yang akan datang. Satu sekolah, menulis satu Buku, menjadi tantangan dan tugas yang mesti kita dinaikan saat ini. Jadi, program satu sekolah, satu Buku di SDN Glagahsari Kecamatan Soko Kabupaten Tuban itu bisa.
2. Jadwal Wajib Kunjung Teras Perpustakaan Per Kelas
Jadwal berkunjung ke teras perpustakaan er kelas adalah contoh program gerakan literasi yang bagus yang bisa dilaksanakan di sekolah. Program ini bisa diimplementasikan dengan cara menyusun jadwal sedemikian rupa sehingga setiap kelas bisa saling mengunjungi perpustakaan di kelas-kelas. Bukan hanya berkunjung saja, tetapi wajibkan pula siswa untuk meminjam buku, menyusun resume dari beberapa lembar buku yang telah dibacanya kemudian wajibkan pula siswa untuk mengembalikan buku.
3. Pemberdayaan Mading Setiap Kelas
Pemberdayaan mading di setiap kelas ini bisa dilakukan dengan cara mewajibkan siswa untuk membaca bebas ataupun mencari referensi apapun di sekitar sekolah setidaknya selama 10 menit. Setelah itu, wajibkan siswa untuk membuat laporan, karangan ataupun resum dari apa yang dibacanya ataupun diamatinya, dan hasilnya tempelkan pada mading kelas. Sebagai langkah awal, program ini bisa dilakukan setiap seminggu sekali.
4. Membaca Buku Non Pelajaran Sebelum Proses Belajar Dimulai
Buku non pelajaran yang dimaksudkan di sini bisa berupa buku hasil karya siswa SDN Glagahsari sendiri.
5. Posterisasi Sekolah
Membuat poster-poster yang berisi ajakan, motivasi maupun kata mutiara yang ditempel atau digantung di beberapa spot di kelas atau di sekolah.
6. Membuat Pohon Literasi di Setiap Kelas
Pohon literasi bisa dibuat oleh siswa secara mandiri. Nantinya daun-daun yang ada pada pohon literasi bisa ditulis dengan nama-nama siswa sekelas/cita-cita siswa/karakter mulia yang harus dilakukan.
7. Membuat Sudut Baca di beberapa tempat di sekolah
Sudut baca merupakan suatu tempat khusus di bagian kelas/sekolah dimana tersedia kumpulan buku bacaan dan tempat duduk yang nyaman untuk membaca. Tempatnya bisa di depan kelas, pojok kelas, samping kantin, depan ruang guru, samping mushola sekolah, dan lain-lain.
8. Membuat Papan Karya Literasi Siswa di Setiap Kelas
Papan karya literasi adalah sebuah papan untuk menempelkan hasil karya literasi siswa. Papan karya literasi ini bisa diprogramkan di setiap kelas.
9. Membuat Dinding Motivasi di setiap kelas
Dinding motivasi adalah sebuah hiasan dinding kelas yang berisi kata-kata motivasi untuk menginspirasi siswa.
10. Mengadakan Lomba Duta Literasi Sekolah
Agenda Lomba Duta Literasi sekolah merupakan salah satu program alternatif untuk memotivasi anak dalam ber-literasi. Beberapa kriteria untuk menjadi Duta Literasi Sekolah antara lain adalah siapa pembuat buku perpustakaan handmade karya siswa terbanyak dalam 1 semester/siapa yang berhasil menyelesaikan banyak tulisan untuk buku bacaan handmade karya siswa.
11. Mengadakan Lomba Karya Literasi Antar Kelas
Lomba Karya Literasi antar kelas juga bisa menjadi salah satu program gerakan literasi sekolah yang menarik. Lombanya bisa berupa lomba mading antar kelas, lomba poster antar kelas, lomba membuat pohon literasi antar kelas, dan juga lomba membuat buku bacaan handmade karya siswa.