Kisah Saya Sebagai Guru dan Anak Luar Biasa di Daerah Terpencil - Guruinovatif.id

Diterbitkan 09 Mei 2022

Kisah Saya Sebagai Guru dan Anak Luar Biasa di Daerah Terpencil

Menjadi seorang guru adalah bukan pilihan saya pada awalnya. Saya hanya tertarik pada jam kerjanya yang tidak terlalu padat, sehingga saya bisa bekerja sambil mengurus keluarga.

Cerita Guru

Iin Kuraesin, M.Pd.

Kunjungi Profile
1692x
Bagikan

Menjadi seorang guru adalah bukan pilihan saya pada awalnya. Saya hanya tertarik pada jam kerjanya yang tidak terlalu padat, sehingga saya bisa bekerja sambil mengurus keluarga.

Setelah selesai kuliah saya ditempatkan di daerah terpencil yang dikelilingi oleh perbukitan dan hutan. Sebagai seorang pegawai negeri sipil sudah sewajarnya  bersedia ditempatkan di mana saja.

Saya mendapat tugas mengajar di kelas dua sekolah dasar dan disuruh menangani seorang anak luar biasa yang bernama Anggi. Semua sekolah negeri memang wajib menerima anak berkebutuhan khusus, namun ini merupakan tantangan pertama dan terbesar dalam kisah saya setelah benar-benar menjadi seorang guru. Bagaimana tidak, guru sebelumnya sudah memberikan laporan tentang sulitnya menangani Anggi.

Pada saat pertama kali masuk ke kelas saya sudah bisa mengenali Anggi dari ciri-ciri fisiknya dan juga tingkah lakunya di kelas persis seperti yang diceritakan oleh guru sebelumnya. Hari pertama mengajar dipenuhi oleh pengaduan dan tangisan dari teman-teman sekelasnya. Ada yang menangis karena dipukul oleh tongkat, bahkan guru kelas sebelumnya yang ikut membantu mengajar kena pukulan dan digigit tangannya pada saat mau mengambil tongkat darinya. Ada juga anak yang ketakutan karena Anggi membawa pisau silet dan menangis karena bajunya dipenuhi oleh ingus Anggi.

Saya hampir putus asa, tetapi saya harus mencari solusi bagaimana membuat Anggi menjadi berubah. Apa yang saya dapatkan di bangku kuliah sangat sulit diterapkan di lapangan. Teori sangat memerlukan pengalaman dalam praktik nyata. Mula-mula saya telusuri latar belakang keluarganya. Ternyata dia adalah anak kesepian yang jauh dari orang tuanya dan merindukan kasih sayang. Setelah diajak berkomunikasi, berbaur, dan berbagi dengan teman-teman yang bisa menerima dia apa adanya, dia berubah menjadi baik secara bertahap.

Anggi suka diajak bercerita, menyanyikan lagu sederhana, berolahraga kasti, walaupun dia ingin mendominasi memukul bola di lapangan dan tidak menaati aturan permainan. Satu hal yang terindah adalah ketika dia mendapat oleh-oleh dari orang tuanya Anggi mau berbagi. Dia juga sudah mandiri, tidak lagi dimandikan oleh neneknya. Paling tidak badannya tidak lagi bau pada saat di sekolah. Dan yang paling penting Anggi tidak galak lagi dan mau berteman.

Akhirnya saya bisa bernapas lega, walaupun saya tidak bisa mengajarinya dengan bobot yang sama dengan teman-temannya yang normal, terutama dalam membaca, menulis, dan berhitung yang disesuaikan dengan tingkat kemampuannya. Anggi selalu menyambut kedatangan saya di kelas dengan wajah yang ceria, belajar setiap hari dengan penuh semangat, sampai akhirnya dia naik ke kelas tiga dan berlanjut sampai dengan kelas enam. Walaupun saya kini sudah pindah mengajar, tetapi nama Anggi akan selalu terukir indah dalam hati dan pikiran saya selamanya. Dan saya merasa sangat bersyukur menjadi seorang guru.

0

0

Komentar (0)

-Komentar belum tersedia-

Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Lika Liku Pejuang Guru Nomaden
3 min
Menjadi Guru Inovatif Dengan Rumus 5C

Supadilah, M.Pd.

Jul 02, 2022
4 min
Pentingnya Digital Leadership Bagi Guru Sekolah Dasar di Era COVIDigital
6 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB

Kursus Webinar