Kesehatan Mental Guru dan Pembelajaran Berdiferensiasi - Guruinovatif.id: Platform Online Learning Bersertifikat untuk Guru

Diterbitkan 04 Des 2023

Kesehatan Mental Guru dan Pembelajaran Berdiferensiasi

Dunia terus berubah. guru adalah tenaga pendidik profesional yang mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih, memberikan penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik. Sebagaimana Ki Hajar Dewantara berkata; “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani."

Seputar Guru

Dewi Suryaningsih

Kunjungi Profile
430x
Bagikan

Rasional

Bagi guru, mengajar merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan dengan baik dan profesional karena mengajar merupakan profesi yang mempunyai tanggung jawab yang besar. Kita semua sepakat bahwa menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan dan menarik bagi siswa adalah menjadi tugas dan tanggung jawab guru. Kita tidak dapat memungkiri bahwa guru juga  manusia, bukan robot, yang mampu melakukan aktivitas kontinu dengan motivasi yang sama. Terkadang guru juga menemukan titik jenuh dalam mengajar. Rasa jenuh atau bosan sering kali dialami oleh guru saat mengajar sangatlah wajar. Rasa jenuh atau biasanya muncul karena seseorang melakukan sesuatu yang sama secara terus-menerus. Selain memenuhi perannya dalam melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah, guru juga merupakan pemimpin dalam membangun kesejahteraan sosial  di lingkungannya. Guru memikul beban kerja yang sangat berat, tidak hanya sebagai fasilitator pembelajaran, penyelenggara ekstrakurikuler, tetapi juga sebagai penilai hasil kerja siswa. Guru juga harus mampu menyusun dan mengadaptasi kurikulum terbaru sesuai dengan perkembangan saat ini serta diharapkan mampu mengikuti perkembangan teknologi dan menerapkannya dalam metode pembelajaran di kelas. Selain itu, guru harus mampu menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Persyaratan kerja, penilaian, supervisi, meeting online/offline, in house training, workshop,  sosialisasi, seminar, supervisi dan persiapan mengajar tentunya menyita waktu berharga yang seharusnya dihabiskan bersama keluarga. Situasi dan kondisi ini tentunya dapat menimbulkan banyak tekanan (stres) yang tentunya dapat mempengaruhi kesehatan mental seorang guru. Banyaknya tugas, harapan yang tidak realistis, persyaratan pekerjaan yang harus dilakukan kapan pun diperlukan, adaptasi terhadap perubahan sistem pendidikan, semua hal bercampur membentuk gambaran komprehensif yang memerlukan kesiapan dari sisi mental psikologis guru. Hal seperti ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena akan mempengaruhi  kualitas proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Siswa akan merasa dirugikan dan tentu saja tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan tidak dapat dicapai dengan maksimal dilihat secara utuh dalam konteks perkembangan sosial, emosional, fisik, psikologis, dan lain-lain.

Di sisi lain dengan tranformasi Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka dimana guru harus memahami suasana atau kondisi belajar berbeda antara siswa dengan siswa lainnya, baik dari segi pembelajaran, kemampuan belajar, dan preferensi belajar. Artinya sebagai guru, kita harus sadar bahwa setiap anak mempunyai cara belajarnya masing-masing. Dengan kesadaran tersebut tentunya akan lebih mudah bagi guru memotivasi prestasi akademik anak kita semaksimal mungkin. Untuk itu sudah selayaknya setiap guru harus lebih memahami setiap siswanya agar dapat menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan pembelajarannya. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman menyeluruh tentang pembelajaran berdiferensiasi untuk memaksimalkan potensi belajar siswa.

Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi bagi Guru

Konsep pembelajaran berdiferensiasi merupakan konsep yang ideal namun menjadi tantangan bagi guru untuk berkreasi. Dengan cara pembelajaran seperti ini, potensi siswa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, karakteristik dan tingkat keberhasilannya. Namun, untuk mencapai pembelajaran yang konsisten dengan konsep ini, guru harus berusaha menjadi pengajar yang dapat dipercaya. Pertama, guru perlu mengetahui perbedaan karakteristik siswa. Pengetahuan guru terhadap kondisi  siswa yang beragam memberikan dasar untuk merancang kegiatan pembelajaran, agar sesuai dengan kondisi siswa yang beragam.  Guru hendaknya meluangkan waktu yang cukup untuk mempersiapkan rencana pembelajaran Kedua, guru hendaknya mempersiapkan penilaian diagnostik dan formatif pada awal pembelajaran. Penilaian diagnostik dilakukan untuk mengetahui keberagaman siswa. Penilaian formatif pada awal sekolah bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa. Guru kemudian dapat merancang pendukung keterampilan untuk setiap siswa. Ketiga, guru harus menggunakan berbagai metode, multimedia, dan sumber.  Penerapan metode, media, dan sumber pembelajaran yang berbeda-beda dapat menyesuaikan dengan tipe belajar siswa yang berbeda-beda, antara lain tipe pembelajaran visual, auditori, dan kinestetik.  Penerapan pembelajaran diferensiasi diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran agar setiap siswa dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Namun untuk mencapai hal tersebut diperlukan usaha dan kerja keras dari para guru. Manfaat pembelajaran berdiferensiasi sudah sangat jelas, tetapi ada beberapa tantangan yang terkait dengan pembelajaran ini, yaitu:

1. Faktor waktu

Meskipun pembelajaran berdiferensiasi merupakan cara mengajar yang menarik,guru hampir pasti tidak memiliki cukup waktu untuk fokus pada setiap siswa. Memang setiap sekolah mengalokasikan waktu untuk setiap guru dan mata pelajaran secara sesuai. Dan karena alasan ini, guru kemungkinan besar tidak memiliki cukup waktu untuk menilai tingkat atau kelompok pengetahuan siswa sesuai dengan pengetahuan dan preferensi belajar masing-masing siswa.

2. Tekanan tinggi

Menerapkan pengajaran yang berbeda melibatkan banyak proses, mulai dari penilaian awal hingga penilaian berkelanjutan, perencanaan konten hingga proses pengajaran, dan banyak lagi. Tentu saja hal ini dapat membuat guru merasa kewalahan. Selain itu, guru juga harus melayani siswa secara individu dan kelompok. Kondisi seperti ini tidak mungkin dilakukan oleh guru dengan jumlah siswa yang begitu banyak di kelasnya.

3. Biaya tinggi

Untuk memfasilitasi pembelajaran yang berdiferensiasi, sekolah harus memiliki akses terhadap berbagai sumber dan bahan ajar untuk mendukung pembelajaran setiap siswa. Selain itu, sekolah juga harus menyediakan materi pembelajaran untuk setiap mata pelajaran. Tentu saja, hal ini memerlukan dukungan keuangan berkelanjutan yang mungkin tidak mampudisediakan oleh banyak sekolah..

Kesehatan Mental Guru: “Be Like Water”

Karena setiap anak itu istimewa dan unik, maka pembelajaran berdiferensiasi merupakan persyaratan bagi terlaksananya pembelajaran untuk semua. Inilah urgensinya mengapa setiap guru sudah harus menjadikan pembelajaran berdiferensiasi ini sebagai salah satu strategi untuk memenuhi kebutuhan belajar setiap siswa di kelasnya. Bagi guru inilah jawaban untuk menghindari aktivitas yang kontinu dengan motivasi yang sama menghindari titik jenuh dan implikasinya (burnout) dalam proses belajar mengajar mengajar dengan hal berikut:

1. Mendesain ulang ruang kelas dan ciptakan suasana kelas yang menyenangkan

dengan tampilan kelas yang baru akan membuat semangat kembali. Guru menjadi lebih kreatif, sehingga akan lebih produktif dalam mengajar. Suasana kelas juga mempengaruhi mood guru dan juga siswa saat belajar. Cara menghilangkan rasa jenuh karena suasana kelas yang membosankan adalah dengan mengubah suasana kelas secara berkala. Guru dapat menyisihkan waktu mendesain kelas dengan tema-tema yang menarik. Jika merasa berat melakukan hal ini sendiri karena tugas lain yang juga begitu banyak, guru dapat melibatkan siswa dalam mendekorasi kelas. Siswa juga pasti senang jika suasana kelas selalu baru dan fresh. Hal ini menambah semangat siswa dalam belajar dan membuat mereka betah berada di ruang kelas.

2. Perkaya metode dan media pembelajaran yang bervariasi

guru yang profesional dan menginspirasi yang dapat menggunakan metode belajar mengajar yang beragam. Semakin banyak macamnya guru akan terus tertantang untuk mengajar sehingga rasa jenuh tidak akan pernah dirasakan. Gunakan kreativitas untuk menciptakan hal-hal baru dalam melakukan pekerjaan, misalnya menciptakan media mengajar yang inovatif atau menerapkan kegiatan-kegiatan belajar yang menyenangkan. Hal yang perlu diingat, kreativitas dalam mengajar harus tetap mengutamakan kebutuhan siswa dan menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

3. Memahami karakter peserta didik

Kejenuhan itu bersifat menular, jangan biarkan peserta didik juga merasakan jenuh dalam belajar. Untuk menghindari hal tersebut guru harus banyak mencoba gaya belajar yang menyenangkan dan bisa memaksimalkan belajar siswa. Setiap anak mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga dapat dikatakan setiap anak itu unik dan mempunyai ciri masing-masing. Salah satu keragaman mereka dapat tergambar pada masalah gaya belajar. Ada siswa yang mempunyai gaya belajar visual, audiotori, dan kinestetik.

3. Melakukan refreshing di sela-sela mengajar

Melakukan peregangan badan di sela-sela mengajar bersama peserta didik akan sangat membantu rileksasi dan mengendurkan otot-otot yang menegang. Otot yang menegang saat mengajar membuat guru cepat merasa lelah dan stres. Guru yang profesional tidak akan membiarkan hal seperti ini mempengaruhi kualitas pengajarannya.

4. Memulai dengan do’a dan hal-hal yang menarik

Bukalah proses belajar mengajar dengan hal-hal yang paling menarik bagi peserta didik juga bagi guru dan senantiasa memulai proses belajar mengajar dengan berdoa. Untuk hal hal yang menarik, kita bisa membuka proses belajar mengajar dengan yel-yel, tepuk semangat, bercerita lucu, pertanyaan pemantik, atau ice breaking bersama yang menggugah motivasi dan semangat belajar. Salah satu yang juga menarik adalah membuat catatan tentang hasil mengajar hari ini guru dapat melakukan evaluasi diri dari apa yang telah dikerjakan, sehingga kedepannya bisa tahu langkah apa yang harus dilakukan. Buatlah jurnal mengajar sekreatif dan seunik mungkin.

Penutup

Dunia terus berubah. guru adalah tenaga pendidik profesional yang mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih, memberikan penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik. Sebagaimana Ki Hajar Dewantara berkata; “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani,” yang artinya di depan seorang guru bisa memberi contoh yang baik, di tengah bisa memberi semangat, di belakang guru bisa memberi dorongan kepada peserta didik. Peran guru sangat penting dalam proses menciptakan generasi penerus yang berkualitas, baik secara intelektual maupun akhlaknya. Senantiasa menciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat menginspirasi kepada peserta didik untuk mengubah kebiasaan buruk dan beralih ke kebiasaan yang lebih baik dengan menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. Selain itu   penghargaan yang tulus terhadap para guru dan peran penting lainnya di sekolah melalui budaya sekolah dan kondisi kerja yang lebih baik, lebih banyak peluang bagi guru  untuk terhubung dan tumbuh dengan cara yang bermakna secara pribadi dan profesional, serta peningkatan kesejahteraan.

Penelitian menunjukkan bahwa budaya sekolah yang dirasakan dapat mempengaruhi sikap guru terhadap pekerjaannya secara signifikan. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa budaya sekolah yang positif dikaitkan dengan tingkat keterlibatan dan komitmen guru yang lebih tinggi, serta tingkat kelelahan yang lebih rendah. Selain itu, menciptakan peluang bagi guru untuk bersuara dan memberikan masukan dalam proses pengambilan keputusan di sekolah telah dikaitkan dengan peningkatan kepuasan dan retensi kerja. Ini adalah strategi yang sama yang digunakan banyak perusahaan terkemuka untuk menarik dan mempertahankan talenta. Tidak mengherankan jika upaya ini menjadi pendorong kepuasan dan kinerja di lingkungan sekolah. Menumbuhkan budaya sekolah positif yang mengutamakan kolaborasi, rasa hormat, dan dukungan dapat menghasilkan kepuasan guru yang lebih besar dan, pada akhirnya, hasil siswa yang lebih baik.

Ya, mengajar adalah profesi yang menantang. Namun komunitas kita terus mendapatkan manfaat dari para guru luar biasa yang menginginkan yang terbaik bagi siswanya, anak-anak kita. Selagi kita berpikir untuk menunjukkan apresiasi kepada para guru, mari kita juga membantu memajukan pembicaraan dan komitmen terhadap kesejahteraan, budaya sekolah yang lebih baik, dan perluasan akses terhadap pembelajaran profesional berkualitas tinggi.

Daftar Pustaka:

Dimmett, David. 2023. Why Teacher Appreciation Matters More Than Ever. https://www.edsurge.com/news/2023-05-10-why-teacher-appreciation-matters-more-than-ever.

Febrianti, Vini P. dkk. 2023. Analisis Kesulitan Guru Biologi SMAN 2 Pandeglang dalam Mengimplementasikan Pembelajaran Terdiferensiasi. http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpi.

Sugianto. 2022. Pembelajaran Berdiferensiasi: Antara Manfaat dan Tantangannya. https://bgpsumsel.kemdikbud.go.id/pembelajaran-berdiferensiasi-antara-manfaat-dan-tantangannya/

Sufanti , Main, Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi. https://fkip.ums.ac.id/2022/11/07/tantangan-pembelajaran-berdiferensiasi-oleh-dr-main-sufanti-m-hum/


Penyunting: Putra

1

0

Komentar (1)

aminu irfanda

Dec 05, 2023

Saya sepakat, dunia terus berubah. guru adalah tenaga pendidik profesional yang mendidik, mengajarkan suatu ilmu, membimbing, melatih, memberikan penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik, walaupun dihadapkan kepada tugas-tugas yang sedemikian banyak, guru haruslah tampil dengan performance terbaik. Semoga guru-guru Indonesia senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Aamiinn..
Buat Akun Gratis di Guru Inovatif
Ayo buat akun Guru Inovatif secara gratis, ikuti pelatihan dan event secara gratis dan dapatkan sertifikat ber JP yang akan membantu Anda untuk kenaikan pangkat di tempat kerja.
Daftar Akun Gratis

Artikel Terkait

Pentingnya Menguasai Kemampuan Literasi Digital Bagi Guru
MOMEN HGN 2023: OPTIMALISASI PERAN GURU SEBAGAI PETUGAS KESEHATAN MENTAL

Imaliana, M.Pd.

Dec 05, 2023
8 min
Mulok, Kurikulum Merdeka, dan Relasinya dalam Pendidikan
5 min
Menjadi Konten Kreator ?
1 min
Tawa di Balik Tantangan Pendidikan: Peran Humor dalam Menjaga Kesegaran Mental Guru

Diki Hidayat

Nov 30, 2023
2 min
Pentingnya Psikologi Pendidikan untuk Tenaga Pendidik
5 min

Guru Inovatif

Jam operasional Customer Service

06.00 - 18.00 WIB