Pendidikan menjadi tonggak utama dalam kehidupan. Guru sebagai pionir dalam tatanan pendidikan yang sangat penting. Guru adalah kunci dalam menentukan kualitas pendidikan. Guru harus memiliki motivasi yang tinggi untuk mengajar dan keterampilan yang memadai dalam menjalankan tugasnya. Upaya peningkatan kualitas kualitas guru perlu didukung dengan sarana dan prasarana yang baik, selain itu, pemerintah perlu memberikan fasilitas dan sumber daya yang memadai kepada sekolah agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Guru bukanlah makhluk ajaib yang harus kesana kemari berada dalam tempat yang berbeda dalam satu waktu untuk membantu banyak peserta didik dalam satu waktu bersamaan dan memecahkan semua permasalahan. Kelelahan ataupun stress yang dialami guru dalam menangani peserta didik maupun menghadapi beban kerja adalah hal yang wajar dan boleh terjadi. Agar kelelahan ataupun stress tersebut tidak terjadi berlarut-larut, maka dibutuhkan keterampilan sosial dan emosional dalam kehidupan sehari-hari.
Guru sebagai orang dewasa yang menghabiskan sekitar enam jam dalam sehari untuk berinteraksi dengan siswa, kedekatan guru dan siswa akan menumbuhkan kepercayaan siswa terhadap guru siswa akan cenderung memiliki hubungan baik dengan guru. Pengelolaan kelas yang baik akan menumbuhkan kelas yang menyenangkan dengan kolaborasi antara siswa dan guru.
Guru biasanya mengeluh akibat kondisi kelas yang tidak terkondisikan mengakibatkan adanya kecenderungan guru yang mengajar tanpa didahului dengan persiapan yang matang sehingga bisa mengakibatkan stress pada saat mengajar. Guru tidak hanya mendapat tuntutan untuk mengajar di kelas saja, namun juga diberikan tambahan pekerjaan diluar jam mengajar yang banyak. Tambahan pekerjaan di luar jam pelajaran ini menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan kurangnya guru dalam mempersiapkan pengajaran di kelas. Persiapan yang diperlukan guru dalam pembelajaran di kelas agar dapat berjalan dengan baik yaitu dengan mempersiapkan dengan baik.
Guru dalam melaksanakan pengajaran di kelas dibutuhkan multi pendekatan dalam pengelolaan kelas. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam pengelolaan kelas adalah pendekatan sosio-emosional. Pendekatan sosio-emosional dalam pengelolaan kelas berakar pada psikologis klinis dan konseling. Pendekatan ini dibangun atas dasar asumsi bahwa pengelolaan kelas yang efektif sangat bergantung pada hubungan yang positif antara guru dan siswa.
Guru adalah penentu utama atas hubungan antara guru dengan siswa serta antar sesama siswa. Pengaruh guru terhadap siswa sangatlah berarti, siswa yang dibimbing oleh guru yang memiliki kesehatan mental yang baik memperlihatkan stabilitas emosional yang lebih tinggi dari pada siswa yang dibimbing oleh guru yang mentalnya kurang sehat (Indrawati, 2014).
Kondisi sosio emosional yang harus dibangun oleh seorang guru meliputi:
- Terbinanya sikap persahabatan guru dan peserta didik dengan dasar saling memahami dan saling mempercayai. Sikap ini dapat dapat membantu terciptanya iklim yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi belajar yang optimal. Peserta didik akan belajar secara produktif baik ketika ada guru maupun tidak ada guru;
- Ciptakan satu kondisi yang menyebabkan peserta didik sadar akan kesalahannya sehingga ada dorongan untuk memperbaiki kesalahannya;
- Terciptanya hubungan baik guru, peserta didik dengan gembira, penuh gairah dan semangat, bersikap optimistik, realistik dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dan terbuka terhadap hal-hal yang ada pada dirinya.
Berdasarkan studi yang telah dipaparkan, pendekatan sosio-emosional dapat menjadikan kelas yang awalnya sulit dalam pengelolaan kelas menjadi lebih terukur dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan serta terciptanya hubungan yang baik antar guru dan siswa. Guru menjadi rileks dalam mengajar dan siswa dalam menerima pembelajaran dapat menerima dengan baik.
Penyunting: Putra